H-7

3.5K 556 461
                                    

Audrey's

_

Sekonyong-konyong, gue dibawa Calum -lebih tepatnya dipaksa- ke kamar gue. Dengan tidak sabaran Calum menarik lengan gue sambil teriak-teriak kegirangan.

"Astaghfirullah, itu gimana nasibnya habis tau kalo pacarnya selingkuh?!" jerit gue frustasi saat pelapor tim Katakan End mengetahui kalau si pacar selingkuh dengan pembantunya sendiri.

"Bunuh diri," celetuk Calum. "udah cepetan lo harus kemas-kemas."

"Mau kemana sih elah?" tanya gue malas, yang akhirnya dengan sangat terpaksa mengikuti langkah Calum.

"Udah yang penting lo kemas-kemas dulu. Gue tadi udah bawa persediaan cukup banyak," katanya seraya membuka pintu kamar kemudian mengambil tas ransel gue yang berada di dalam lemari.

"Lagian ngapain sih, pake 7 hari segala? 1 hari aja cukup."

"Audrey, kita mau travelling. Yakali cuma sehari." Calum melemparkan pakaian-pakaian gue yang berada di dalam lemari.

"Anjing, baju gue berceceran!" Gue meringsek maju untuk menghentikan aksi Calum.

"Drey, gerak cepat bisa?"

"Bisa! Tapi lo jangan gini juga, baju gue jadi berantakan gini dan bikin waktu lama buat ngelipetnya lagi!" gerutu gue, memungut satu persatu baju gue yang tergeletak di lantai. Calum ikut membantu kemudian dengan serampangan, ia menjejalkan baju-baju gue itu ke dalam tas ransel, tanpa perlu melipatnya.

"Ini bener-bener kucrut satu," erang gue. "sini gue aja!"

Dengan kesal, gue pun menjejalkan baju-baju gue ke dalam tas, sama seperti tindakan Calum tadi. Gue kemudian mengambil pakaian dalam dan satu bungkus pembalut mengingat kurang lebih empat hari lagi gue period.

"Drey, yang bunga-bunga itu gak dibawa?" tanya Calum, menunjuk celana dalam bermotif bunga yang masih tersimpan di lemari.

"Gak."

"Yah, padahal gue suka yang itu lho," katanya sok cemberut.

Gue melempar sebungkus pembalut tadi ke kepalanya, "Gue pake juga lo gak bakalan liat!"

"Hehehe. Eh, ini dibawa kan, Drey?" Calum menenteng box kecil tempat make up milik gue.

"Iya. Itu juga tuh," tunjuk gue pada box kecil satunya lagi yang berwarna perak yang di dalamnya terdapat power bank, kabel data dan beberapa flashdisk.

Calum pun membawa kedua box tadi sementara gue membawa tas ransel. Memastikan barang-barang yang gue butuhkan udah terbawa semua, gue dan Calum pun turun ke bawah, berpamitan kepada Mama.

"Mama gak papa Audrey travelling 7 hari sama Calum?"

"Gak papa dong. Asalkan gak boleh ngebut. Calum, kamu juga harus jagain Audrey, ya?" pinta Mama menepuk bahu Calum.

"Pasti tante. Anak gadis tante ini, bakalan aman selama berada di deket Calum," katanya sambil tersenyum bangga.

"Sok ae lo, sama kodok aja pingsan," cibir gue.

"Mending gue, daripada lo takut sama bayang-bayang mantan."

anjir.

"Yaudah deh, Ma. Audrey berangkat dulu." gue mencium tangan Mama diikuti oleh Calum.

"Hati-hati kalian berdua. Kalo ada apa-apa langsung telfon ya?"

Gue mengacungkan jempol, "Siap Ma!" kemudian gue dan Calum masuk ke mobil.

Gue duduk di belakang kemudi, sementara Calum di kursi penumpang di sebelah gue. Sesaat jantung gue merasa berdentum-dentum cepat karena akan menghabiskan waktu 7 hari bersama Calum entah kemana.

Calum memutar lagu milik band 5 Seconds of Summer berjudul Permanent Vacation kemudian setelah itu ia menatap kedua mata gue.

"Ready?"

Dalam satu tarikan napas, gue menjawab dengan mantap. "Ready."

Mobil kami berdua pun mulai melaju, membelah jalanan yang ramai lancar.

Bersama partner in crime gue, Calum, kemanapun kita pergi, sejauh apapun itu, asalkan kita tetap bersama, gue rela.

××

heyyy chapt 1 is up!!1!1!
siap muter2 bareng calum?

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang