Try Hard

1.5K 320 195
                                    

Audrey's

××

Saat ini, sedang duduk sosok laki-laki asing yang mengaku sebagai sahabat gue di sofa rumah sakit. Sebelah tangannya memegang sebuah handycam dan sebelahnya lagi memegang sebuah buku yang penuh dengan coretan grafiti pada cover-nya.

Sekilas gue dapat membaca tulisan pada buku itu. Cal-Drey.

Belakangan ini gue sudah mencoba mengingatnya, namun hasilnya tetaplah nihil. Gue gak menemukan memori apapun tentang dirinya.

"Gue gak akan maksa lo, Drey. Cuma mau ngasih liat video-video yang dibuat kita aja. Kalo kepala lo pusing, bilang gue ya?" Calum berdiri dan duduk di samping gue, di ranjang rumah sakit.

Dia mulai membuka buku yang dia bawa tadi yang ternyata adalah sebuah album foto. Pada halaman pertama, gue bisa melihat foto gue yang lagi makan es krim, diambil secara candid.

"Ini waktu kelas 3. Kita bolos dan mampir di kedai es krim," kata Calum, mulai menjelaskan.

Wow, gue gak nyangka gue pernah bolos sekolah.

"Inget?" tanya Calum, menatap mata gue.

Gue memejamkan mata, berusaha fokus untuk mengingat kejadian itu. Samar-samar gue bisa mengingat gue lari-lari keluar dari gerbang sekolah. Selanjutnya gue udah berada di sebuah kedai es krim sambil kipas-kipas dan gak lama es krim itu sudah berada di tangan gue.

Gue membuka mata lantas mengangguk.

Calum seperti menahan tawanya. "Itu lo bolos sama gue, Drey."

Kening gue mengerut dalam. Gue sama sekali gak inget ada dia pada saat kejadian itu.

"Aku..., aku gak inget."

Calum menghela napas, kemudian dia membuka lembaran selanjutnya. Terdapat foto gue bersama Calum. Dia merangkul bahu gue sementara gue mengangkat kedua tangan. Dia memakai kaus futsal.

"Inget ini? Ini waktu gue tanding futsal sama sekolah sebelah. Tim gue menang, dan lo langsung lari buat lompat ke gendongan gue dari belakang," jelas Calum lagi.

Kembali gue memejamkan kedua mata dan mengingat kejadian itu. Gue bersorak riang, lalu gue berlari ke tengah lapangan dan lompat ke punggung seseorang. Gue mencoba mengingat seseorang itu, tapi gue benar-benar gak bisa. Semuanya di blur, seakan-akan orang itu adalah pelaku tindak kriminal yang masuk ke liputan berita.

Gue membuka mata dan menghela napas lelah. "Aku gak inget."

Calum cepat-cepat membuka lembaran berikutnya dan terpampanglah foto kami berdua lagi. Kali ini sedang bermain gitar bersama di sebuah halaman rumah. Eumm, itu kayaknya rumah gue.

"Ini waktu kita hari pertama kuliah. Malamnya, gue dateng ke rumah lo sama Ashton buat genjrengan bareng."

Baru saja gue mau mengingat kejadian itu, rasa sakit seperti tertusuk ribuan jarum menyerang kepala gue. Gue mengerang, tangan gue mencengkeram erat sprei.

Dan saking gak bisa menahan rasa sakitnya, gue pun tidak sadarkan diri.

-

Perlahan gue mengerjapkan mata. Kemudian menyipit saat cahaya lampu di atas menusuk mata gue. Sayup-sayup gue mendengar suara Mama dan seorang laki-laki di ambang pintu namun detik berikutnya terdengar langkah kaki yang menjauh disusul oleh suara pintu yang ditutup.

"Audrey, kamu udah sadar?"

Gue mencoba bangun, memegangi kepala yang terasa berat. Tak dipungkiri rasa sakit di kaki kiri dan bekas jahitan di paru-paru gue masih terasa.

Mama mencoba membantu gue menyandarkan punggung gue di ranjang rumah sakit. "Audrey kenapa?"

"Tadi kamu pingsan, waktu bareng sama Calum."

Calum?

Otak gue berputar pada beberapa saat sebelum gue pingsan. Ah iya, gue emang lagi sama Calum tadi. Melihat-lihat album foto yang berisi foto gue dan dia. Lama gue melamun, sampai tidak sengaja mata gue menangkap sebuah handycam di nakas meja.

"Drey, Mama mau beli makan. Kamu Mama tinggal bentar gak papa kan?"

Gue mengangguk. " Iya gak papa, Ma."

Mama pun keluar untuk membeli makanan untuk dirinya sendiri. Gue meraih handycam tadi dan membuka folder-folder. Di sini terdapat banyak sekali foto gue sama Calum. Gue juga sebenarnya bingung, kenapa gue gak ingat sama dia?

Dilihat dari cara dia memperlakukan gue, dilihat dari foto-foto kami berdua, gue yakin kalau kami sangatlah dekat. Bahkan mungkin untuk ukuran sebatas sahabat.

Apa gue pacarnya?

Tapi Calum sendiri yang bilang kalau dia sahabat gue.

Karena tidak mau berasumsi lama-lama yang malah semakin membuat gue bingung, akhirnya gue membuka folder-folder berisi video. Gue membuka video pertama.

Itu adalah video Calum saat memanjat pagar sekolah dan seseorang merekamnya dari bawah. Wajahnya kelihatan santai tapi kadang muncul kepanikan.

"Drey, bawa sini handcamnya. Lo bisa manjat kan?"

Oh, jadi gue yang memegang handycam dan merekam aksinya. Dan selanjutnya, terpampanglah  gue yang dengan lihai memanjat pagar sekolah. Kami berdua turun bersama-sama dan lari sekencang-kencangnya sambil tertawa lepas. Calum mengarahkan kameranya ke arah gue yang kelihatan senang.

"Anjing pertama kali bolos haha! Untung gue jago manjat kan!" kata gue ngos-ngosan.

Gue hanya mendengar suara tawa Calum dan video habis sampai di situ.

Gue kembali membuka video yang kedua.

Bukan video-video kenakalan kami. Hanya gue yang masih mengerjakan tugas di kelas dan Calum merekam gue yang kayaknya di depan papan tulis.

"Liat tuh, kalo lagi serius. Gue manggil daritadi dicuekin. Untung sa― saat ini gue ngrekamnya jauhan." kemudian Calum terkekeh.

"Zoom in...," Wajah gue semakin penuh di kamera, memperlihatkan kerutas di alis gue yang lagi sibuk mikir. "Zoom out."

Kemudian Calum terkekeh lagi. Sampai akhirnya gue mengetahui aksi Calum dan mengejar dia sampai kami berdua kelelahan.

Gue mematikan handycam tadi karena takut gue bakalan pingsan kayak tadi. Makanya gue memutuskan untuk melihatnya lagi besok.

Tapi gue khawatir, bagaimana kalau gue selamanya gak ingat sama dia?

Calum..., yang bahkan nama belakangnya pun gue lupa.

Dia seakan sangat mengharapkan gue bisa mengingatnya. Seakan dia menunggu gue ingat karena ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Entahlah, itu hanya firasat gue aja.

××

alohaaaaa

ada yg kgn sm audrey??? gak ya? HEHE

gue kasih pov-nya audrey nih karena udah lama kan gak pake sudut pandang dia. lama kek se-abad aja hhh.

gue mau tanya dong hehe

alamat rumah kalian dimana?

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang