H-5 (4)

1.8K 361 156
                                    

"Caluuum gue mau naik ituuu!"

Sedari tadi, gue udah merengek-rengek minta naik bianglala. Tapi Calum gak mau nemenin. Katanya takut mual. Dasar lemah.

"Calum!"

"Gak mau, ih!"

"View-nya bagus banget, Cal, malem-malem begini lampunya kerlap-kerlip. Makin rame juga jadi lo gak bakalan ngerasa mual percaya deh," kata gue panjang lebar. Calum tetap diam berdiri melipat kedua tangannya di depan dada.

"Caluuum...,"

"Ada syaratnya."

"Apa?"

"Ntar gue kasih tau. Tapi lo harus janji mau nepatin?" Calum mengacungkan jari kelingingnya.

Dengan cepat gue menautkan jari kelingking gue. "Iya, duh rempong amat sih lo." Gue menarik lengan dia untuk membeli tiket.

Saat tiket sudah terbeli, kami berdua antri untuk naik bianglala. Saat ini bisa dilihat ekpresi wajah kami berdua yang sangat kontras. Gue excited banget sampai tepuk-tepuk tangan, sementara Calum diam dengan muka datar dan memasukkan kedua tangannya di saku celana.

"Cih, cowok bukan si?" cibir gue lagi dan lagi. Calum hanya memutar bola mata.

Tibalah giliran kami menaiki bianglala. Gue dan Calum duduk berhadap-hadapan kemudian gue mengambil handphone untuk foto-foto. Gue berpindah duduk di samping Calum dan merangkul bahunya.

"Smile, Hood!"

ckrek.

Dan hasilnya seperti yang gue duga. Calum hanya menyunggingkan senyum yang sangat terpaksa yang membuat hidung jambunya itu mengembang semakin lebar.

"Jelek banget sih lo."

"Jelek juga lo demen."

Gue menonyor kepalanya. "Idih najong syekali."

"Gue mau bilang syaratnya sekarang."

"Apa'an?"

"Lo lihat itu?" Calum menunjuk ke bawah.

"Hah? Apa'an? Bocah kecil yang lagi kencing itu?" tanya gue heran.

"Ck. Itu tuh, stand memanah."

Gue menyipitkan mata. "Oalah, iya gue lihat. Kenapa?"

"Lo harus main itu, dan dapetin hadian Pikachu buat gue."

Gue mengusap wajah frustasi. "Udah itu doang?"

Calum mengangguk.

"Ya gampil itu mah," kata gue dengan sombong hehe.

"Ya makanya, lo kan jago olahraga memanah, jadi lo pasti bisa menang dan dapetin Pikachu."

"Pengen Pikachu banget ya?"

"Iya."

"Di rumah lo kayaknya udah ada lebih dari 10, Cal."

Calum mengedikkan bahu. "Buat koleksi."

Gue pun hanya mengangguk dan kami berdua terdiam menikmati laju bianglala yang terkadang membuat perut geli saat menurun. Gue melirik Calum, dan dia kelihatan ganteng banget saat rambutnya tertiup angin. Rahang kokohnya semakin tercetak jelas karena dia menggigiti jempolnya.

Dari semua bagian tubuh Calum, gue paling suka jawline-nya. Yang kedua adalah kening dan alisnya. Dan yang ketiga adalah jemari tangannya. Gue gak tahu kenapa terobsesi dengan jemarinya. Tapi saat dia menautkan jari-jarinya dengan jari-jari milik gue, seakan pas. Seakan memang sudah menjadi pasangannya.

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang