Media: Seafret - Breathe
××
Sudah 20 menit gue mencari Calum di Central Park. Namun gak ada tanda-tanda keberadaannya yang membuat gue semakin diliputi rasa takut. Jam sudah menunjukkan 10 malam dan udara semakin dingin menusuk tulang.
Orang-orang melihat gue dengan tatapan aneh karena tampilan gue yang awut-awutan, tapi gue gak peduli. Saat ini yang terpenting adalah menemukan sosok Calum.
"Ya Allah," lirih gue frustasi. Gue meremas ujung sweater, menahan genangan air mata yang bisa menetes kapan saja.
Apa mungkin Calum udah pergi?
Apa mungkin dia udah gak mau nunggu gue?
Apa mungkin dia yang gantian mau lupain gue?
Saat semua terasa semakin berat dan hampir membuat gue putus asa, kedua manik mata gue menangkap sosok laki-laki dengan tubuh yang familiar duduk membelakangi gue.
Dia memetik senar gitar secara asal, namun tetap menghasilkan melodi yang indah.
Iya, itu Calum.
Gue berjalan mendekat, berusaha meredam detak jantung gue yang berdegup kencang dan sesekali menarik napas dalam-dalam.
Saat gue sudah berada di hadapannya, Calum mendongak, sesaat raut wajahnya menampakkan ekspresi terkejut namun kini ia menatap gue dengan tatapan sendu.
Gue duduk di bangku yang berseberangan dengannya. Kedua mata kami masih saling terpaku. Diam, tak sedikitpun mengeluarkan kalimat.
Kemudian Calum mulai memainkan gitarnya dan bernyanyi dengan kedua matanya yang tak lepas dari mata gue.
"Prove to me that you still feel it
Before I go start something new."Bait pertama saat Calum bernyanyi membuat gue tersenyum tipis.
"No one knows what comes after this
But I, I've always hoped that it was you."Mata Calum terpejam, menikmati tiap lirik lagu yang ia nyanyikan.
"Cause you're the one thing I believe in
When I lose faith in all I do
This paradise comes when I close my eyes
It's true, in the darkness I see you."Kemudian kedua matanya terbuka lagi memberikan tatapan lembut ke mata gue.
"Breathe
Don't you let that heart beat fall
No matter how far it goes
You'll always be where I belong."Calum menampilkan senyumnya, membuat gue ikut tersenyum.
"And I get a feeling when you're near me
Yeah I get a craving when you go
And getting clean was never easy
When the side affects all start to show,I have to breathe
I never held a heart before
No matter how far I'm thrown
You'll always be where I belong,I started adding up
Thought I was cracking up
Why did she look at him like that?
And I'm so sorry and I take it back,Cause when I add it up
I think we've got enough
And I'm so sorry I take it back
I'm so sorry for the way I act,I have to breathe
And never let the heart beat fall
No matter how far it goes
You'll always be where I belong,You'll always be where I belong."
Calum menyelesaikan nyanyiannya dengan sempurna. Ia meletakkan gitarnya di bangku kemudian mendekati gue yang masih terdiam.
Iya diem.
Tapi jantung asik dugem.
Calum berjongkok di hadapan gue, meraih kedua tangan gue.
"Lo selalu di sini?" tanya gue.
"Tiap hari," jawab Calum. "Lo inget gue." Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Sepertinya Calum sudah tahu itu.
"I'm sorry it took so long."
Calum menggeleng dan tersenyum, "No, it's not your fault, Drey."
Sorot mata Calum menyiratkan penyesalan. "Gue yang harusnya minta maaf. Udah mempermainkan perasaan lo. Gue tau gue brengsek."
Gue menyentuh pipinya yang dingin. "Enggak. Gue paham gimana rasanya jadi lo."
"Gue gak bisa kalau tanpa elo, Drey. I want you today, tomorrow, next week and for the rest of my life." Mata Calum semakin memunculkan binar-binar kebahagiaan.
"I know i'm beeing cheesy but it's true, I'll never find anyone quite like you. This time, I'll never let you go."
Calum membawa gue berdiri, jemari tangannya bertautan erat dengan milik gue. Manik matanya mengunci mata gue, seakan tak dibiarkan lepas.
"I love you, Drey."
Akhirnya kalimat itu keluar dari mulutnya. Kalimat yang sedari dulu gue jadikan angan-angan, sekarang menjadi kenyataan. Gue bisa merasakan jantung Calum― bukan, tapi jantung kami berdua berdegup kencang.
"I love you too."
Detik berikutnya, bibir Calum menempel dengan sempurna di kening gue. Menciumnya dengan penuh kasih sayang, menyalurkan rasa hangat, rasa melindungi, dan rasa nyaman. Menggetarkan perasaan kami bersama, berpadu dalam indahnya malam yang diterangi bintang dan rembulan.
Calum melepaskan ciumannya kemudian memeluk gue dengan erat. "Gue seneng banget asli."
Gue terkekeh, "Masa sih?"
"Mau lanjutin trip 7 hari kita yang tertunda?" bisiknya lembut.
Gue mengangguk dalam pelukannya. "Of course."
"Gue janji kali ini 3x lipat lebih asyik dan seru." Calum lagi-lagi menatap gue dengan mata yang berkilau.
Membuat gue gak bisa menahan untuk tersenyum senang.
"I like your smile, but I love it when I'm the reason."
end
××
HUAAAAAAA SELESAIIIIIII AKHIRNYAAAAA *bobo manja di atas calum*
NGENG
WOY SELESAI ANJIR HAHA GAK NYANGKA GUE. AKHIRNYA SUKSES MENYELESAIKAN 3 FF CALUM!1!1!1
padahal dulu gue luke's girl tp sekarang addicted bgt sama calum akh!
BIG THANKS BUAT PEMBACA2 KECE 7 DAYS DRIVER!!! LOVE YOU ALL ❤❤❤ KALIAN TERBAEK!!!
TAU TAUUUU JUDULNYA GA NYAMBUNG BGT, ORG GA ADA 7 HARI DIA BIKIN JUDUL SEPEN DEIS DRAIPER AH SAMPAH!!! bd.
POKOKNYA MAKASIH BUAT KALYANNN 💘💘 ff ini ga ada apa2nya kalo tanpa kalyan ngh
SIAPA MAU BONUS CHAPTER?!
love,
Cal-Drey
KAMU SEDANG MEMBACA
7 days driver • cth ✓
Fanfic🌿 [ft. Calum Hood] ❝Tentang Audrey yang jadi supir tujuh harinya Calum.❞ ________ ©yhahood 2017