His Light

1.7K 362 167
                                    

mulmed audrey

××

Calum menarik napas dalam-dalam. Tangannya meraih kenop pintu ruang inap Audrey namun lagi-lagi ia mengurungkan niat. Calum tidak bisa melihat keadaan Audrey, dia terlalu takut.

"Calum," panggil Liz, menyentuh bahu Calum. "she needs you. Just go inside."

Sejenak Calum memikirkan kalimat Liz barusan. Iya, Audrey butuh gue. Gue harus melihat keadaannya sekarang juga.

Akhirnya dengan mantap, Calum membuka pintu ruang inap Audrey, dan ia meringis saat melihat sosok sang gadis yang terbaring lemah dengan banyak peralatan medis yang terpasang di tubuhnya.

Kedua tungkai Calum melangkah mendekat, kemudian ia duduk di kursi di sebelah ranjang Audrey.

Calum melihat wajah Audrey yang tentram dan damai. Ia bisa mendengar deru napas Audrey yang pendek-pendek di dalam masker oksigen dan denyut jantungnya di alat pendeteksi.

"Drey," panggil Calum lirih.

Disentuhnya rambut Audrey yang masih terdapat sedikit darah yang mengering.

"I'm here. Please, wake up."

Mata Calum mulai memanas. Dirinya memikirkan saat-saat bahagia bersama Audrey. Memikirkan saat senyuman Audrey yang secerah matahari, merasuk ke dalam sanubarinya, membuat hati Calum merasa hangat.

Terakhir kali Audrey tersenyum ceria adalah beberapa jam yang lalu saat mereka berdua bermain bersama di tepi pantai. Calum bisa melihat pancaran kebahagiaan di kedua mata gadis yang sangat dicintainya ini.

Bagi Calum, Audrey itu seperti cahaya pribadinya. Yang menerangi hati dan pikiran anak laki-laki itu. Ingatannya melayang saat pertemuan pertamanya dengan gadis ini. Saat itu, Audrey adalah siswa pindahan saat senior high school dan Calum dengan senang hati membantu Audrey mengantarkannya ke ruang kepala sekolah.

Dari situlah, Audrey dan Calum berteman hingga menjadi sahabat dan perasaan keduanya tumbuh untuk satu sama lain.

"Drey, perjalanan kita belum sampai 7 hari." Calum mulai bermonolog lagi, "tapi gue janji, saat lo sembuh nanti, kita bakal nge-trip lagi."

Calum mengusap setitik air mata yang menetes. "Tapi gue mohon, lo harus bertahan. Gue merasa gelap dan dingin karena cahaya lo yang meredup."

Calum ingin Audrey membalas kalimatnya. Calum ingin Audrey memukulnya, mencubitnya, menjambaknya saat ia melontarkan kalimat manis yang terdengar sangat gombal.

Namun Audrey hanya terbaring lemah.

Suara pintu yang dibuka membuat Calum menoleh ke belakang, mendapati Shava berdiri dengan tampilan awut-awutan. Kedua matanya sembab, dan bibirnya pucat. Wanita itu mendekat untuk melihat keadaan anak gadis semata wayangnya.

"Tante...,"

"Tante kira kamu bohong. Tante kira ini semua akal-akalan Audrey tapi―" Tubuh Shava melemas dan dengan sigap Calum menahannya.

"Maafin Calum, Tante." Calum mengelus punggung Shava.

"Udah cukup Tante kehilangan suami, tapi jangan Audrey."

-

Calum menyerahkan teh hangat untuk Shava yang duduk di sofa yang masih setia memerhatikan Audrey. Kemudian anak laki-laki itu duduk di samping Shava.

"Gimana bisa kayak gini?" tanya Shava, tanpa menoleh sedikitpun.

Calum menunduk. "Calum sama Audrey lagi main di pantai. Terus tiba-tiba Jessie dateng dan dia marah. Sampai akhirnya Audrey milih buat pergi. Sepuluh menit kemudian, Calum dapet kabar kalau Audrey kecelakaan."

Air mata Shava menetes. Wanita itu menoleh ke arah Calum.

"Audrey..., sayang sama kamu."

Calum mengangguk. "Calum tau. Calum juga sayang sama Audrey. Tapi Calum terlalu pengecut. Calum cuma pingin hubungan kita gak berubah, masih tetep sahabatan, bebas."

Shava masih diam, mendengarkan kalimat Calum. Tidak bisa dipungkiri kalau hatinya sedikit kesal karena akibat dari kecelakaan Audrey adalah perasaan anak gadisnya untuk Calum.

"Calum tau Calum salah dengan jadian sama Jessie tapi Calum masih selalu menomorsatukan Audrey. Calum cuma...," Calum membenamkan wajahnya pada kedua tangan. "Calum jahat, Tan."

Shava meraih lengan Calum dan menepuknya. "Gak ada yang bisa disalahkan kalo itu menyangkut perasaan."

"Calum cuma mau Audrey bangun dan memperbaiki semua ini. Itu aja."

Shava tersenyum lembut, "Audrey pasti bangun. Dia cewek yang kuat."

"She is." Calum kembali menatap Audrey dan tersenyum. "She's my light and I will do anything to bring my light back."

××

aw calum :(

entah knp hr ini gue lapar sangat woy!! sahurnya kurang banyak x ya :'(

and pls read itxnotme's fanfiction! http://my.w.tt/UiNb/PfIDoFS2DD ❤❤

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang