H-6

2.5K 461 390
                                    

"Wake up, sleepyhead!"

Gue merasakan seseorang menepuk-nepuk pipi gue. Gue berusaha membuka mata, memfokuskan pandangan gue ke sosok Calum yang sedang mengenakan sweater-nya.

"Ini dimana?" tanya gue mengucek mata.

"Pantai."

Mata gue melotot lebar. "HAH?! Seriusan?"

"Iya. Yuk turun!" Calum membuka pintu mobil disusul dengan gue. Telinga gue bisa menangkap suara deburan ombak yang tidak terlalu nyaring karena hari masih subuh dan matahari belum menampakkan wujud, yang artinya air laut masih surut.

Calum memarkirkan mobilnya tepat di pinggir pantai, dan kami berdua duduk di kap mobil. Gue sesekali bermain pasir putih menggunakan kaki telanjang gue.

"Kita ngapain di sini?"

"Kata temen, di sini sunrise-nya bagus. Gue pengen lihat," kata Calum kemudian menoleh ke arah gue, "dan lihatnya bareng sama lo."

Seketika gue merasakan tatapan Calum meneduh, manik cokelatnya berbinar dan pipi gue merasa hangat. Calum sering berkata sok manis di depan gue, tetapi gue belum pernah melihat tatapannya yang setulus itu.

Susah payah gue menelan ludah kemudian memalingkan wajah ke depan, menatap air laut yang jernih.

"Don't take it too serious, Drey."

Yaelah, Cal, serius juga adek ikhlas kok.

Gue memilih untuk gak menanggapinya karena gue tahu, percakapan semacam ini hanya akan menambah suasana menjadi canggung. Dan gue gak mau hal itu terjadi karena saat ini gue hanya ingin diam, menikmati debur ombak bersama sosok yang selalu menemani hari-hari gue.

Langit mulai terang, sebentar lagi matahari akan muncul dari ufuk timur. Gue mengambil napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan.

"Calum," panggil gue tanpa menoleh ke arahnya.

"Hm?"

"Michael nembak gue."

Entah saat ini gue gila atau apa, gue berani membicarakan masalah ini dengan Calum. Masalah yang seminggu ini gue tutupin dari Calum, dan gue gantungin Michael.

"Gue tau," gumamnya.

Sungguh itu bukan jawaban yang gue inginkan. Harapan Calum yang akan menceramahi dan melarang gue untuk dekat-dekat dengan Michael, nyatanya tak kunjung ia lontarkan. Calum masih diam, memejamkan mata sementara rambutnya bergerak tertiup angin.

Gue selalu suka Calum dari sisi manapun. Dari sisi saat ia sedang fokus belajar biologi demi mengalahkan nilai gue, dari sisi saat ia sedang marah karena ulah jahil Ashton, dari sisi saat ia sedang bertingkah lucu seperti menggembungkan pipi dan mengerucutkan bibir demi mendapatkan perhatian dari gue.

Dulu, dulu sekali gue memang gak pernah memerhatikan Calum sedetil ini. Gue terkesan cuek dan begitupun dengan Calum. Tetapi sekarang gue selalu memerhatikannya, gue juga sering merasa cemburu. Dan itu dimulai sejak Calum punya pacar.

Iya, Calum udah punya pacar.

Tapi Calum gak pernah menomorduakan gue. Calum selalu ada di sisi gue, sampai-sampai Jessie ―pacarnya pernah melabrak gue gara-gara gue terlalu dekat dengan Calum.

Lucu kalo keinget.

"Here comes the sunrise," kata Calum. Dia berjalan masuk ke mobil dan mengambil sesuatu yang ternyata adalah dua buah kacamata.

Dengan hati-hati Calum memakaikannya ke gue.

Diraihnya tangan gue, menyelipkan jemari panjangnya dengan jemari mungil milik gue.

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang