H-4 (2)

1.7K 339 310
                                    

"C-calum!"

Gue terkejut bukan main saat mendapati Jessie berada di sini, di depan mata kepala gue. Kedua matanya berair dan mukanya memerah menahan emosi. Gue tahu, pasti dia marah lihat gue pelukan sama Audrey.

Baru saja gue mau menghampiri Jessie, tiba-tiba dia udah meringsek maju dan tanpa gue sangka,

plak!

Tamparan keras dari Jessie mendarat di pipi Audrey.

Gue hanya diam.

Gue shock dengan apa yang barusan terjadi. Gue bisa melihat Audrey yang sama terkejutnya seperti gue, memegang pipi kanannya.

"Bitch...," desis Jessie. "bitch get off of Calum, you slut!" Jessie menjambak rambut Audrey.

Gue masih diam terpaku.

Gue bingung dengan semua kejadian ini.

"Stop it...," Audrey berkata lirih. Dan gue baru sadar akan apa yang terjadi.

Gue meringsek maju, mencengkeram lengan Jessie. "Lepasin, Jess!"

"Lo belain dia? Hah?! Lo belain cewek brengsek ini?!" teriaknya menggebu-gebu dan gue masih berusaha melepaskan cengkeraman tangan Jessie di rambut Audrey.

Setelah beberapa detik berusaha melepaskan aksi jambak Jessie, dia pun melepaskannya. Gue melihat dua orang perempuan di depan gue menangis. Jessie yang menangis karena sakit hati sekaligus marah melihat gue berpelukan dengan Audrey, sedangkan Audrey menangis karena merasakan sakit di pipi kanan dan juga rambutnya.

"How could you do this to me?" tanya Jessie, menatap gue dengan nanar. "i'm your girlfriend, Calum, why the fuck you do this to me?!"

Gue terdiam, bingung harus menjawab apa. Jujur kepada Jessie bahwa sejujurnya perasaan gue hanya untuk Audrey? Itu akan menambah emosinya.

"Kita hampir tunangan, Calum," kata Jessie lagi.

Gue mendekati dia, "Babe, I'm sorry."

"Don't babe me!!!"

Gue terdiam lagi. Gue melihat ke Audrey yang masih tetap dalam posisinya. Dia menangis namun dalam diam. Gue pun mendekati Audrey untuk menenangkannya namun Jessie berteriak lagi.

"If you choose her, I swear I'm gonna kill myself!!!"

fuck. Langkah gue terhenti seketika. Gue menatap Jessie dengan pandangan tak percaya. Seberani itukah dia? Mati?

"No, Jessie, you won't do that."

"Yes if I have to." Jessie mendekati gue kemudian berbicara, "now, make a decision, Calum. Me or her."

Gue mengusap wajah dengan kasar. Ini benar-benar diluar dugaan gue. Jessie yang menjemput gue sampai kesini benar-benar gak gue duga. Jessie itu gak bakalan berani pergi jauh tanpa orang tuanya. Tapi sekarang dia berani menyusul gue sampai sejauh ini. Dan sialnya memergoki gue lagi pelukan sama Audrey.

Audrey. Gue menatapnya. Kepalanya masih menunduk dalam, enggan mendongak.

"Siapa yang lo pilih, Calum!!!" jerit Jessie untuk yang kesekian kali, membuat kepala gue semakin pusing untuk berpikir.

"G-gue..."

Gue menatap Audrey yang bersuara.

"Gue pulang. Lo harus sama Jessie." Dan tanpa melihat gue, Audrey berlari menjauh kemudian masuk ke dalam mobil.

"Audrey!" Gue hendak mengejar Audrey namun Jessie mencegah gue dengan memeluk gue dari belakang.

Mobil Audrey mulai melaju meninggalkan pantai ini.

-

Audrey's

××

Kenapa?

Kenapa harus kayak gini?

Gue kira Jessie gak akan seberani itu buat nyusul Calum. Ternyata ucapan dia di telfon waktu itu gak main-main. Dia nyusul jauh-jauh kesini demi Calum. Jessie cinta banget sama Calum.

Dan gue.

Gue merasa bersalah atas hubungan mereka berdua. Harusnya gue menolak waktu diajak Calum pergi. Harusnya gue memilih untuk melanjutkan menonton acara Katakan End. Harusnya gue gak kayak gini sama Calum.

Ini salah.

Gue sama Calum salah.

"Fuck!" erang gue frustasi, mencengkeram erat kemudi.

Sesekali gue mengusap kasar air mata yang gak berhenti mengalir.

Kenapa sakit banget anjing!

Kenapa sakit banget waktu gue memilih pergi dan merelakan Calum buat Jessie?

"Just make it stop, please make it stop, it hurts! God!" jerit gue memukul kemudi.

Gue terbayang wajah Calum. Gue teringat saat-saat kemarin kami berdua menghabiskan waktu bersama. Ini bahkan belum sampai 7 hari.

Gue ingat betapa cerianya wajah Calum waktu datang ke rumah gue.

Gue ingat betapa manis senyumnya.

Gue ingat betapa lucu ekpresi wajahnya saat gue berhasil mendapatkan boneka Pikachu.

Gue ingat betapa bahagianya kami berdua di pantai tadi.

Dan gue gak fokus menyetir saat dari arah berlawanan, sebuah mobil melaju kencang, berhantaman dengan mobil gue.

Dan gue gak fokus menyetir saat dari arah berlawanan, sebuah mobil melaju kencang, berhantaman dengan mobil gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan setelah itu, gue gak ingat apa-apa lagi.

××

dramanya bikin mual bye.

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang