8 - Mimpi Buruk

12.9K 1.3K 59
                                    

Eunha yang baru keluar dari kamar mandi terkejut mendapati Jungkook sudah ada di atas ranjangnya dengan tangan yang sibuk pada ponsel.

"Mengapa kau ada di sini?"

Jungkook menoleh sekilas, kemudian kembali mengetik sesuatu di ponselnya.

"Memang kenapa kalau aku ada di sini? Kau keberatan?"

"Tentu saja tidak." Eunha duduk di samping Jungkook, kemudian meletakkan bantal di atas pahanya. "Bukankah jam makan siang sudah hampir berakhir?"

"Aku berencana melanjutkan pekerjaanku di sini saja."

"Apa?" pekik Eunha. "Maksudku kenapa?"

"Sudahlah, tidak perlu dibahas." Jungkook mengibaskan tangan, menyuruh Eunha diam.

Eunha yang mengetahui Jungkook dalam keadaan badmood, memilih mengalihkan topik pembicaraan. "Apa kau mau kubuatkan makan siang? Kau ingin apa?"

Mendengar tawaran Eunha, sisi jahil Jungkook kumat. "Ingin kau, boleh?"

Dan ya ... Eunha langsung melotot. "Perjanjian kita kan sore, bukan siang! Lagipula kau belum beli ponsel untukku jadi aku tidak mau."

"Mau kuantar beli ponsel sekarang?"

"Nanti saja, di luar masih panas."

"Kalau begitu kita tidur siang saja dulu." Jungkook mematikan ponselnya, kemudian menaruh benda berbentuk persegi panjang itu ke atas nakas. "Tiba-tiba saja aku mengantuk."

Jungkook menarik tangan Eunha sebelum mendapat persetujuannya. Membuat wanita itu kini jatuh tertidur di lengan kekar Jungkook. Lelaki itu langsung menjadikan Eunha sebagai guling.

"Kuki," panggil Eunha sambil memainkan kancing kemeja putih milik Jungkook. "Apa kau tidak akan menyesal?"

Jungkook yang sudah menaruh dagunya di atas kepala Eunha dan hendak tertidur, kini kembali membuka mata. "Maksudmu?"

"Bagaimana jika calon istrimu tahu hubungan kita?"

Jungkook hanya menatap Eunha tanpa suara. Wanita itu juga tak ingin melepaskan pandangannya dari manik mata berwarna coklat gelap yang menghipnotisnya sejak awal mereka bercinta. Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajah Eunha kemudian mencium bibirnya agak kasar, membuat wanita berambut sebahu itu memegang kerah kemeja Jungkook tanpa ia sadari.

Ia menutup matanya dan menikmati apa yang Jungkook lakukan. Eunha tak munafik, dia suka ciuman Jungkook.

"Aku tidak ingin memikirkan hal itu untuk saat ini," bisik Jungkook sembari mengeratkan pelukannya. "Biarkan aku istirahat atau aku akan menyerangmu sekarang bila kau terus bertanya."

Perusak hubungan.

Tak sekali dua kali Eunha harus berurusan dengan istri-istri dari partnernya. Eunha sering kena jambak, maki, pernah bajunya sobek karena ditarik dengan ganas oleh salah satu perempuan hamil yang merupakan istri lelaki yang tengah berkencan dengannya. Pernah juga, ia dikeroyok perempuan-perempuan tak dikenal dan babak belur karena tak bisa melawan banyak orang. Eunha sampai libur melayani sekitar seminggu sampai kondisinya pulih.

Walau begitu, Eunha tidak melepaskan pekerjaan ini begitu saja. Ia yakin, setiap pekerjaan ada resiko, dan dia tidak ambil pusing. Mungkin banyak orang berpikir kenapa Eunha tak mengambil pekerjaan halal? Kenapa harus jadi seorang jalang?

Setiap hal yang dilakukan seseorang itu bukan tanpa alasan, begitu juga Eunha. Sebenarnya, ia melakukan itu bukan semata-mata hanya cinta uang. Tapi lebih ke ... masa lalu yang kelam. Eunha sudah rusak, dan tidak mungkin kembali suci dan sempurna. Mengapa ia tak membuat rusaknya semakin parah? Toh, tidak ada yang peduli. Dia hidup atau mati juga tak ada yang peduli. Orang-orang berdatangan dan hanya butuh pelampiasan. Mereka tak peduli soal hidup Eunha, soal masa lalu, juga rasa sakitnya.

Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang