32 - Bye! (BELUM END WOI)

7.4K 955 249
                                    

Jangan lupa setel lagu di mulmed ya😉

***

"Aku bosan berada di sini, kau bisa mengajakku ke tempat terbuka seperti taman?" kata Eunha saat Jiyeon tengah duduk di kursi yang ada di pinggir ranjang kamar, memotong buah apel untuk Eunha.

"Aku sudah bilang, Nyonya. Jangan macam-macam ...."

"Aku janji tidak akan kabur," ucap Eunha sambil mengelus perut buncitnya. "Kau bisa pegang janjiku. Aku hanya ingin jalan-jalan di sekitar sini."

Eunha menerima buah yang sudah dipotong oleh Jiyeon, lalu memakannya. "Temani aku jalan-jalan, hm?"

Melihat mata berbinar Eunha yang menatap Jiyeon penuh harap, akhirnya gadis itu mengangguk. "Baiklah. Tapi kau harus makan buah ini dulu dan habiskan susunya juga. Jangan menyisakan makananmu atau aku akan kena marah Tuan Taehyung lagi."

"Baiklah."

Benar, Eunha menghabiskan makanannya dan senang sekali saat Jiyeon membolehkan Eunha keluar. Dia menghirup udara terbuka dalam-dalam, memejamkan matanya sebentar untuk merasakan semilir angin yang baru sekarang dia rasakan lagi.

"Aku senang bisa keluar rumah," kata Eunha pada gadis yang duduk di sebelahnya. Kedua perempuan itu mencelupkan setengah kaki mereka ke kolam renang yang ada di halaman belakang rumah, duduk berdampingan dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. "Aku pernah mendengar kau membahas soal ibumu. Memangnya apa yang terjadi pada ibumu sampai kau begitu mengkhawatirkan dia?"

Jiyeon menatap Eunha dengan tatapan datar, membuat wanita itu merasa jika dia salah bicara. "Ah, kau tidak perlu menjawabnya jika itu adalah urusan pribadimu. Maafkan aku, aku memang selalu penasaran," kata Eunha, tersenyum kikuk.

Gadis itu membuang pandangan, memilih menatap ke arah langit berawan yang ada di atas sana. "Ibuku koma. Dia korban tabrak lari dan sampai sekarang masih terbaring tak berdaya di rumah sakit."

"Apa?" Eunha menutup mulut, terkejut. "Aku turut berduka mendengarnya."

Gadis itu mengangguk. "Kau sendiri? Apa hubunganmu dengan Tuan Taehyung sampai lelaki itu begitu peduli padamu?"

Eunha terdiam sebentar, sebelum akhirnya menjawab, "Aku adik iparnya."

"Ah, begitu." Jiyeon mengerti. "Pantas saja Tuan Taehyung begitu khawatir saat pertama kali membawamu ke rumah. Kau dalam keadaan luka, tak terurus, dan maaf ... kau bau pesing. Jika bukan Tuan Taehyung yang menyuruhku merawatmu saat itu, aku tidak mau."

"Ya, aku disekap oleh seseorang dan mereka tak melepas ikatanku saat aku ingin buang air. Aku bisa menahan untuk tidak buang air besar, namun untuk buang air kecil aku tidak bisa," jelas Eunha.

Jiyeon jadi ingat surat yang dia tulis kemarin. Di mana Taehyung menyuruh Jiyeon untuk menulis soal sekap-menyekap di sana. Jiyeon penasaran, namun dia tak mungkin bertanya langsung pada Taehyung.

"Kenapa kau disekap? Apa kau melakukan kesalahan?" tanya Jiyeon.

"Aku tidak tahu. Aku hanya mencintai seseorang, apa itu adalah sebuah kesalahan, Jiyeon?" Eunha mengedikkan bahu.

"Ini semua karena cinta?"

"Cinta dan rasa takut kehilangan lebih tepatnya." Eunha memainkan kakinya di dalam air. "Mereka takut aku mengambil Jungkook, padahal aku tidak berniat merebut laki-laki itu dari mereka. Mereka menyekapku karena takut anak ini suatu saat akan menghancurkan kebahagiaan mereka," ucap Eunha, mengelus perut buncitnya lagi.

Akhirnya Jiyeon paham. Dia ingat surat yang dia tulis kemarin menyebutkan kata jalang dan Jungkook yang disuruh untuk memilih gadis pilihan orangtuanya. "Kau hamil di luar nikah?"

Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang