23 - Pilihan

8.5K 1K 202
                                    

A/n : Sori kalau gak feel, aku gak bisa sebenernya kalau nulis diburu-buru wkwk tapi gak enak udah pada nunggu:(  ini ngetik dari jam 8 baru selesai bener jam 12. Daritadi ketik-hapus-ketik-hapus terus sampe mabok hm ... kalimatnya panjang-panjang semoga gak gumoh ya bacanya:(

***

"Jungkook, a-aku ...." Eunha menutup novelnya, kemudian berjalan menghampiri laki-laki yang tengah menatapnya dengan tatapan es. "Aku bisa jelaskan semuanya," cicit Eunha pelan.

"Ini punyamu?"

Wanita berambut sebahu yang kini ada di hadapan Jungkook, mengangguk dengan berat hati.

"Sejak kapan kau tahu masalah ini?" Jungkook mulai menginterogasi Eunha, walau nada bicaranya datar dan terkesan tidak ingin tahu.

"Sejak kau membawaku pada Dokter Sowon," jawab Eunha, lirih.

"Sowon?" Eunha melihat Jungkook mengalihkan pandangan ke arah lain. "Beraninya dia menyembunyikan sesuatu padahal wanita itu sudah bekerja pada keluargaku selama bertahun-tahun?" Jemarinya terkepal kuat, hingga urat pada tangannya terlihat jelas.

"Ja-jangan salahkan Dokter Sowon, Jungkook. A-aku yang menyuruh dia menyembunyikannya"

Tanpa di duga, lelaki yang hanya mengenakan handuk itu mendorong Eunha hingga punggung wanita itu menabrak tembok, disusul dengan tubuh Jungkook yang seolah mengurung Eunha agar tidak bisa ke mana-mana. "Seandainya aku tidak menemukan benda tadi, sampai kapan kau akan membohongiku, hm?"

Eunha menahan napas saat Jungkook berbisik lembut di daun telinganya.

"J-Jungkook, hmm ...." Eunha menahan desahannya saat lelaki itu menyingkap pakaian yang Eunha kenakan, kemudian mengelus-elus perutnya dengan perlahan.

"Apa dia adalah anakku?"

"Ucapanmu membuatku tersinggung, Tuan Jungkook." Entah dapat kekuatan dari mana, Eunha berhasil mendorong tubuh lelaki itu hingga kini ada jarak di antara mereka. "Tentu saja, Ya. Beberapa bulan terakhir aku hanya melakukannya denganmu. Dan kau satu-satunya orang yang melakukan hubungan denganku tanpa pakai pengaman."

Jungkook menarik satu sudut bibirnya ke atas. "Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?"

"Aku takut." Ada jeda dalam ucapannya sebelum akhirnya wanita itu kembali bersuara. "Aku takut kau tak menerima anak ini dan menyuruhku untuk menggugurkannya. Aku ingat kau pernah bilang kalau kau tidak menyukai anak-anak karena mereka merepotkan." Eunha mengelus perutnya yang masih rata. "Selain itu ...."

"Apa?" Jungkook menatap gadis itu dengan datar.

"Aku tidak mau kehamilanku mengganggu hubunganmu dan Yeri. Aku tidak mau lagi merusak kebahagiaan orang lain setelah apa yang kulakukan pada Kak Yerin." Wanita itu menyelipkan rambut ke belakang telinga, memilih menunduk dan menatap kedua kaki telanjangnya. "Sejujurnya, aku ingin berhenti menjadi benalu dalam kehidupanmu dan Yeri tapi tanpa menjadi benalu, aku tidak akan bisa membiayai hidupku. Aku mungkin dapat pekerjaan lain, tapi penghasilannya tidak sebesar saat aku menjadi selirmu," ucap Eunha dengan jujur.

"Aku ingin melepasmu tapi aku tidak bisa." Eunha kembali menatap laki-laki jangkung yang ada di hadapannya. "Aku mencintaimu, Jungkook. Aku tahu, aku lancang karena dalam surat perjanjian itu tertulis jika kita tak boleh saling jatuh cinta. Dulu aku tak pernah menganggap segala sesuatu menjadi cinta, aku terlalu sombong dan menganggap jika aku tak bisa lagi jatuh cinta karena bagiku semua laki-laki sama seperti Taehyung, mereka brengsek. Namun sejak aku mengenalmu semuanya berbeda."

Eunha menelan ludahnya. Haruskah dia mengatakan semuanya?

"Memang awalnya aku sempat menilaimu sebagai laki-laki brengsek juga, tapi ternyata kau adalah orang yang baik. Kau membantuku saat aku sulit, kau membuatku lupa jika aku hanyalah seorang selir. Aku sempat merasa tinggi saat kau tak memperdulikan Yeri dan selalu datang padaku. Aku selalu merasa jika kau mencintaiku namun akhir-akhir ini aku seperti ditampar kenyataan jika kau tak bisa menjadi milikku untuk selamanya." Eunha menatap ke arah lain ketika matanya berkaca. "Lambat laun, kau akan menikah dengan Yeri. Mungkin sekarang kau tak mencintainya. Namun lambat-laun, rasa itu pasti tumbuh seiring berjalannya waktu. Kau akan punya anak lalu kalian bahagia. Sementara aku? Saat kau sadar kalau kau mencintai Yeri, kau akan membuangku dan kita akan berpura-pura menjadi orang yang tidak pernah bertemu sama sekali atau mungkin ... tidak akan pernah bertemu lagi karena kau muak padaku. Kau tidak lagi mengingatku sebagai orang yang ada untukmu saat kau butuh, tapi mengingatku sebagai pelajaran karena kau dulu pernah berbuat kesalahan dan menyakiti Yeri."

Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang