11 - Cerita

11.1K 1.2K 74
                                    

"Suatu kehormatan bagi kami karena Kak Jungkook menyempatkan diri untuk datang ke sini."

Saat ini, Jungkook dan Yeri bersandiwara sebagai pasangan yang penuh cinta dan baik-baik saja. Jungkook yang mendengar ucapan sahabat Yeri, Joy, mengulas senyum palsunya. Sementara Yeri, dia pura-pura tertawa dan berkata, "Kau berlebihan, Joy."

Jungkook mengeratkan pelukannya di pinggang Yeri, sebelah tangannya menyalami Joy dan Sungjae. "Aku turut bahagia atas pernikahan kalian. Semoga selalu bahagia."

"Terimakasih, Kak." Joy dan Sungjae bergantian membalas jabatan tangan salah satu konglomerat muda di Indonesia ini. "Kami juga berharap Kak Jungkook dan Yeri segera menyusul kami."

Jungkook dan Yeri saling berpandangan untuk beberapa saat, kemudian tersenyum sampai memperlihatkan gigi mereka. "Doakan saja yang terbaik," kata Jungkook dengan nada lembut. Yeri yang mendengar ucapan calon suaminya mengangguk setuju. Benar-benar akting yang sempurna.

"Kalau begitu, kami berdua pergi dulu ya, Joy, Sungjae. Antrian akan semakin panjang kalau kita mengobrol tak kenal waktu," ucap Yeri.

Yeri dan Joy sama-sama melirik ke belakang, dan mendapati beberapa pasangan mengantri untuk mengucapkan selamat pada Joy dan Sungjae. "Ah kamu benar juga. Baiklah, sampai ketemu nanti, perfect couple. Jam sepuluh nanti ada pesta dansa, aku berharap kalian ikut memeriahkan suasana." Joy mengedipkan sebelah mata.

Jungkook dan Yeri terkekeh dan berbasa-basi sebentar, kemudian turun dari tempat itu menuju stand makanan.

"Apa dansa bersama adalah ide bagus?" tanya Yeri, tangannya mengambil salah satu gelas berisi minuman warna merah yang sudah disediakan di sana.

"Aku tidak tertarik," jawab Jungkook tak peduli. Tangan yang tadi memeluk pinggang Yeri kini sudah ia taruh ke masing-masing saku celananya.

"Apa Kakak lebih tertarik dengan jalang bernama Jung Eun Bi itu?"

Mendengar ucapan gadis di sebelahnya, Jungkook terkejut. "Kau ...?"

"Jangan kira aku tak tahu apa-apa soal Kakak," desis Yeri kemudian meminum air itu hingga tersisa setengah. "Aku tahu semuanya, Kak."

Jungkook dapat melihat senyum licik yang terbit di bibir berwarna merah muda milik gadis itu.

"Apa kau akan menggunakan dia sebagai alat untuk mengancamku?" Jungkook bicara dengan pelan sambil menyipitkan mata.

"Menurutmu?" Yeri tertawa mengejek. "Tentu saja, aku perlu bantuannya agar rencanaku berhasil."

"Kau licik."

"Memangnya kenapa?" Gadis itu sama sekali tak takut pada Jungkook. Sejak kejadian di kantor beberapa hari lalu, ia putuskan untuk melawan laki-laki sombong ini. Gadis yang mengenakkan dress soft pink ini, mendekat ke arah Jungkook kemudian berbisik di dekat daun telinganya. "Kadang, untuk mendapatkan seseorang kau harus bersikap licik dan sedikit berani."

"Kau berani bersikap licik padaku?"

"Kenapa tidak?" Manik mata Yeri menatap sengit ke arah Jungkook. "Cinta itu buta, Sayang. Sebuta ketika kau menerima jalang itu apa adanya, dengan menurunkan egomu dan mencoba melupakan fakta jika dia adalah pelacur dan hidupnya dihabiskan hanya untuk melayani nafsu laki-laki."

"Tutup mulutmu!"

Beberapa pasang mata langsung menatap Jungkook dan Yeri karena lelaki itu berbicara terlalu keras.

Sadar menjadi pusat perhatian, Yeri dan Jungkook menunduk dan tersenyum ramah pada mereka. Kemudian Yeri kembali menatap Jungkook dan berkata, "Maaf, apa aku menguap terlalu lebar?"

Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang