22 - Tahu

8.6K 1K 123
                                    

"Aku tidak yakin dia tiba-tiba muncul di perusahaan jika bukan menginginkan suatu hal."

Eunha yang tengah mengunyah crepes coklat keju, memperhatikan gumaman lelaki di sampingnya. Sepertinya ada sesuatu di kantor.

"Dia sudah mulai berani menampakkan dirinya di hadapanku," desis Jungkook, tanpa sadar mencengkram gelas plastik berlogo starbucks yang tengah dia pegang.

Eunha yang melihat itu, menghentikan kunyahannya dan langsung mengambil gelas itu dari tangan Jungkook. "Untung saja isinya tidak tumpah. Dasar ceroboh!" Eunha menyikut lengan Jungkook, kemudian menyedot minuman milik Jungkook karena punya Eunha sudah habis daritadi.

Mulut Jungkook sedikit terbuka saat melihat wanita itu dengan cepat menghabiskan crepes dan minuman lalu membuang bungkusnya ke tempat sampah.

"Jungkook aku kenyang." Perempuan itu mengelus-elus perutnya, lalu bersendawa cukup keras hingga menarik perhatian beberapa orang yang ada di sekitar mereka. "Ups!" Tanpa merasa berdosa, dia malah tertawa. Membuat Jungkook memutar bolamatanya melihat kelakuan selirnya itu.

"Sekarang kau mau apa lagi?" tanya Jungkook, masih duduk di salah satu bangku panjang yang disediakan di dalam mal untuk para pengunjung yang ingin istirahat.

Hari ini, Eunha tak memperbolehkan Jungkook berangkat ke kantor dan ingin ditemani jalan-jalan seharian. Jungkook sempat menolaknya namun Eunha malah menangis sambil guling-guling di atas karpet bulu seperti anak kecil.

Jungkook sempat mengira wanita itu menderita bipolar, tapi Jungkook rasa itu terlalu berlebihan.

Wanita yang kini berdiri di hadapan Jungkook, menatap ke atas sembari memanyunkan bibir merahnya, memilih tempat yang akan dia datangi selanjutnya karena terlalu banyak yang dia mau.

"Sini, kemarikan wajahmu," ucap Jungkook saat melihat sudut bibir Eunha yang terdapat coklat bekas tadi.

"Ada apa? Apa kau mau menciumku di sini?"

Jungkook memejamkan mata sebentar, merasa malu karena lagi-lagi jadi pusat perhatian karena Eunha sama sekali tak memelankan volume suaranya.

Lelaki itu memilih berdiri hingga kini Eunha mendongak agar bisa melihat wajah Jungkook. Dia menggunakan ibu jari untuk mengelap sudut bibir Eunha, kemudian buru-buru mengajaknya pergi dari tempat itu.

"Semenjak sakit nafsu makanmu makin bertambah. Atau itu hanya perasaanku?" tanya Jungkook ketika dia dan Eunha ada di dalam mobil.

"Aku memang banyak makan. Kau saja yang tidak tahu," alibi Eunha. Wanita itu memegang punggung belakangnya yang terasa pegal, kemudian menyenderkan tubuh ke kursi mobil pelan-pelan. "Aku mau ke Fantasy World. Ayo ke sana!"

"Hah, kau menyusahkanku," gerutu Jungkook. "Aku ingin istirahat. Kita kembali saja ke rumah."

"Yasudah kalau kau tidak mau mengantarku, aku bisa sendiri ke sana."

Tanpa Jungkook duga, Eunha mengambil tas dan keluar dari mobil. Wanita itu berjalan cepat meninggalkan Jungkook yang masih kebingungan dengan sikapnya.

Beberapa kali Eunha menoleh ke belakang, tak ada tanda-tanda Jungkook mengejar dia sama sekali. Eunha mencebikkan bibir, entah kenapa jadi kesal sendiri. "Aku kan berharap dia mengejarku dan mengantarku ke sana, tapi dia tega membiarkanku sendirian. Oke, akan aku buktikan kalau aku benar-benar bisa pergi tanpa dia." Eunha menggerutu. "Ah, aku tidak sendiri. Tapi berdua bersama anakku. Kalau Papanya tidak bisa menemani, setidaknya Jungkook junior ini yang akan menemaniku."

Eunha berjalan kembali ke dalam mal untuk membeli flatshoes sebentar. Dia kurang nyaman pakai heels, tapi karena dia ingin agar tingginya sama dengan Jungkook, dia memaksakan diri pakai sepatu berhak tinggi itu.

Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang