34 - Hukuman

7.7K 904 120
                                    

Eunha menjauhkan tangan Taehyung yang melingkar di perutnya, lalu memindahkannya perlahan ke guling yang kemarin malam digunakan untuk dia peluk.

Wanita itu mengikat rambut sebahunya, baru melangkah turun dan berjalan ke lantai bawah. Didapatinya suasana sibuk di dapur meski masih pagi. Dua orang maid yang tak Eunha kenal, tengah menyiapkan sarapan dengan serius. Tak ada yang tersenyum, semua berwajah kaku seperti robot dan jujur membuat Eunha sedikit takut.

"Permisi, bolehkah aku membantu kalian?" tanya Eunha basa-basi, menghampiri keduanya. Salah satu maid berambut blonde, menatap Eunha sekilas kemudian menghela napas.

"Lebih baik kau di kamar saja, Nyonya. Aku tidak mau kena marah Tuan Taehyung bila melihat kau membantu kami."

"Tapi aku ingin membantu, bolehkah? Aku jamin Taehyung tidak akan memarahi kalian. Aku yang akan bertanggung jawab jika Taehyung marah."

Melihat kesungguhan Eunha, akhirnya kedua maid itu memperbolehkan Eunha bergabung bersama mereka.

Saat Taehyung terjaga dari tidurnya, dia panik tak mendapati wanita bernama Eunha tak lagi ada disampingnya. Taehyung langsung bangun dan mencari keberadaan Eunha.

Dia kembali memundurkan langkah saat melihat sosok wanita yang dia cari tengah sibuk berkutat di dapur bersama dua maid yang lain. Saat salah satu maid yang tengah memotong sayuran menatap ke arah Taehyung, dia langsung terkejut dan bicara, "Nyonya yang ingin membantu kami, Tuan. Demi Tuhan, aku dan Caroline tidak memaksa dia untuk ikut membantu di sini," ucap maid satu lagi yang memiliki rambut coklat terang, namanya Shin Hye.

Dia menyikut lengan Caroline saat gadis itu tengah menggoreng sesuatu. Maid berambut blonde itu menunduk sebentar ke arah Taehyung kemudian menambahkan, "Betul, Tuan."

Eunha yang merasa dibicarakan, menoleh dan mendapati Taehyung sudah ada di belakangnya. Gadis yang sekarang tengah membuat salad buah dan sayur, membulatkan mata.

"Pa-pagi, Taehyung." Eunha menunjukkan senyum manis, mengatur mimik wajah agar terlihat seperti biasa.

"Pagi," balas Taehyung dengan suara serak khas bangun tidur. Dia memeluk Eunha dari belakang, menaruh dagu di bahu Eunha dan kembali bersuara, "Kau buat sarapan untuk siapa?"

"Untuk aku." Ada jeda dalam ucapan Eunha, "Untuk kau juga."

Sejujurnya, Eunha risih jika harus sedekat ini dengan Taehyung. Namun, ada misi yang harus dia jalankan demi mencari tahu apa yang akan dia lakukan pada Keluarga Jeon dan Kim.

Taehyung tersenyum, menenggelamkan wajah di ceruk leher Eunha dan dengan lancangnya menggigit leher wanita itu hingga meninggalkan bekas. Eunha menggigit bibir bawahnya kuat agar kedua maid yang ada di belakang sana tidak mendengar suara desahan yang keluar dari mulutnya.

"Apa yang kau lakukan?" bisik Eunha, mengecilkan suaranya di antara bunyi gaduh peralatan masak yang ditimbulkan karena kedua maid itu.

"Memberi tanda padamu," balas Taehyung, sama pelannya. "Agar orang lain tahu jika kau adalah milikku." Eunha bergidik saat Taehyung meniup belakang telinganya.

"Saladnya sudah jadi, kau bisa melepaskanku?"

Tepat setelah Eunha berkata begitu, Taehyung melepaskan pelukan dan mengambil nampan yang hendak Eunha bawa ke meja makan. "Biar aku saja."

Taehyung berjalan lebih dulu, sementara Eunha menyusul di belakang lelaki itu. Ketika kedua manusia itu sudah tak lagi ada di dapur, Caroline dan Shin Hye langsung membicarakan mereka.

"Jiyeon bilang, gadis itu adalah adik ipar Taehyung. Tapi kau bisa mengendus ada sesuatu yang tidak beres, bukan?" Caroline mematikan kompor saat masakannya sudah matang. "Apa kau juga berpikiran sama denganku?"

Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang