"Jiyeon," panggil Taehyung saat maid yang dia tugaskan untuk menjaga Eunha, tengah menyiapkan makan malam untuk wanita itu.
"I-iya, Tuan?"
Taehyung mengambil sesuatu dari dalam saku kemejanya, kemudian menyerahkan kertas kecil dan pulpen ke arah gadis itu. "Aku mau kau melakukan sesuatu untukku."
Meski bingung, Jiyeon menerima kertas kecil dan pulpen yang disodorkan Taehyung. "Apa yang bisa kulakukan untukmu, Tuan?"
"Aku ingin kau membuat surat dan bertindak seolah-olah kau adalah Eunha. Katakan jika kau menyerah untuk mencintai Jungkook dan membiarkan dia untuk memilih perempuan yang sudah dipilih oleh orangtuanya, tulislah jika Jungkook tidak perlu mencari Eunha lagi karena Eunha sudah bahagia bersama laki-laki lain," kata Taehyung, mulai memberi instruksi. "Aku tahu kau pintar untuk masalah semacam ini. Buat setelah kau mengantarkan makanan untuk Eunha dan berikan padaku jika sudah selesai."
Jiyeon menaruh kertas kecil dan pulpen itu di kantong celemek yang dia pakai. Setelah itu, Jiyeon pamit pada Taehyung untuk mengantar makan malam pada Eunha.
Setibanya di kamar, dilihatnya Eunha tengah melamun di pinggir ranjang. Wanita itu menatap jam dinding yang jarumnya terus berputar tanpa lelah. Eunha baru menyadari keberadaan Jiyeon setelah gadis itu menaruh makanan di atas nakas.
Diliriknya mangkok berisi makan siang yang diberikan Jiyeon beberapa jam lalu. Eunha hanya memakan setengahnya saja. Jiyeon menggeleng kemudian mengambil mangkok dan gelas bekas tadi siang, menaruhnya ke atas nampan.
"Nyonya,"
Eunha menoleh saat tangan hangat Jiyeon memegang bahunya. Namun, wanita itu tak membalas panggilan Jiyeon. Mereka bertatapan beberapa detik sebelum akhirnya Jiyeon mengeluarkan suara. "Kau harus makan makananmu, Nyonya. Tuan Taehyung pasti akan marah padaku jika kau menyisakan makananmu seperti ini."
Eunha yang mendengar itu, mengalihkan pandangan dan kembali menatap jarum jam yang berputar perlahan. "Aku ingin pergi dari sini," desisnya pelan. "Aku tidak mau tinggal dengan Taehyung."
Saat Jiyeon melihat pipi Eunha lebih seksama, terdapat bekas merah di pipi kanan wanita itu membentuk telapak tangan seseorang meski samar. Apa Taehyung yang melakukan kekerasan pada wanita ini?
Jiyeon ingin bertanya, namun Taehyung dengan tegas melarangnya ikut campur masalah Eunha atau membantu wanita itu bila tidak ingin kena masalah.
"Kau bisa membantuku untuk keluar dari tempat ini?" bisik Eunha, "Kumohon, bantu aku."
Jiyeon kasihan melihat kondisi wanita hamil di hadapannya ini. Namun, saat Jiyeon ingat kalau Mamanya masih terbaring koma di rumah sakit dan Taehyung berjanji tidak akan membiayai pengobatan mamanya lagi bila Jiyeon berulah, wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Gadis itu menepis tangan Eunha saat Eunha memegang tangannya. "Nyonya tidak boleh pergi ke mana-mana. Tolong, jangan buat hidupku semakin menderita karena kehadiranmu di sini. Jangan berulah atau kau orang pertama yang akan kusalahkan seandainya ibuku meninggal."
***
Gadis itu melepas topi dan wig yang menempel di rambutnya, disusul dengan kacamata juga masker hitam yang membuat wajahnya berkeringat karena gerah.
"Kau berhasil?" tanya Taehyung pada gadis yang kini memakai sabuk pengamannya.
Saat dia melancarkan aksi, Taehyung memilih menunggu di tempat yang agak jauh dari apartemen itu agar tak terendus keberadaannya oleh Jungkook.
"Iya, Tuan." Jiyeon mengangguk. Dia mengeluarkan sebuah bantal kecil yang dia gunakan untuk mengganjal perutnya agar jadi buncit, kemudian menaruh bantal itu di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] "I love your body." -Jungkook, 28 th "I love your money." -Eunha, 19 th "Ketika dua orang yang dipertemukan oleh keadaan...