forget (part 9)

9.2K 768 47
                                    


Seokjin pov

Apa yang harus dilakukan untuk saat ini, apa yang harus kukatakan pada semuanya apa yang sebenarnya terjadi.

Aku sudah terlanjur berjanji untuk menyimpan semuanya, dan aku juga sudah terlanjur berjanji untuk tidak mengatakan semua kenyataan yang sudah terjadi pada taehyung.

"Tae-ya...???" panggilku lembut sesaat setalah kulihat kedua matanya terbuka dengan perlahan.

"Nghhhh.." erangnya pelan seakan tubuhnya dihimpit dua batu.

"Gwenchana tae...???" tanyaku.

Ia menatapku dalam dan membuat aku menghembuskan nafasku karena merasa lega ia sudah melewati masa radiotherapy.

"Ige eodigaseo..???" tanyanya pelan.

Dia menatap disekelilingnya bingung dan mulai mendudukan tubuhnya pelan.

"Kau dirumah sakit" jawabku pelan.

"Tangshin nugu-ya...???"

Aku menatap kaget kearah matanya, bagaimana bisa ia menanyakan hal mustahil padaku apa ia sedang bercanda.

Nan wae...??? Hatiku sakit mendengar ia mengatakan hal itu.

"Chogiyo...??? Yeobseo tangshin nugusaeyo" tanyanya lagi.

"Wae aku ada disini bukankah seharusnya aku ada dibighit. eomma, appa juga dongsaengku ada dimana mereka tadi ada bersamaku didalam mobil untuk mengantarku karena ini hari pertama aku akan ditrainee" tanyanya lagi.

Lagi, dia melupakan segalanya apa yang harus kukatakan padanya bahkan diriku sendiri belum cukup siap untuk menghadapi situasi ini, semua ini jauh dari yang aku fikirkan bahwa ia hanya akan melupakan beberapa kejadian saja.

Ini baru awal gejala yang dialaminya, bagaimana jika ia lupa caranya menggenggam..??? Bagaimana jika ia lupa caranya untuk berjalan??? Bagaimana jika ia lupa carany untuk bernafas.

Tidakkah semua ini terlalu cepat.

Tuhan... Tidak bisakah kau memberikan keajaibanmu pada dongsaengku, pindahkan semuanya padaku karena aku siap menanggung semua deritanya.

Apakah ini caramu untuk menghukumku...???
Ani, kau bukan menghukumku melainkan menghukum dongsaengku.

"Kau menangis...???"

Pertanyaan yang ia lontarkan membuyarkan semua fikiran yang berputar dikepalaku, wajahnya yang polos menatap mataku sendu dia tidak lagi ceria seperti dulu karena wajahnya yang pucat saat ini menutupi segalanya.

"Ahhh aniya, hanya saja debu masuk kemataku aishhh rasanya perih sekali" jawabku dan mulai mengusap mataku kasar.

"Mianhae... Geunde, kau belum menjawab pertanyaanku" tanyanya lagi.

"Ahh nde nae kim seokjin mulai saat ini kau adalah dongsaengku karena aku adalah leadermu keluargamu sudah pulang dari tadi, aku melihatmu pingsan didorm dan aku langsung membawamu kesini" ujarku.

"Ahh seokjin hyung, neomu kyeopta aku sudah mendengar banyak tentangmu dari bang sihyuk PDnim gomawo hyung sudah menolongku" jawabnya.

"Ahhh nde tae-ya uisa bilang kau sudah boleh pulang"

"Jinja-yo?? Syukurlah hyung, neo arra aku sangat membenci bau rumah sakit" ujarnya berbisik ditelingaku dan sedikit tertawa diakhir ucapannya.

Aku hanya ikut tertawa pelan entah itu sungguhan atau hanya agar tidak membuatnya semakin bingung.

diary book (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang