nosebleed (part 3)

10.1K 828 31
                                    

Seokjin pov

Apa yang terjadi padanya...

Tidakkah semua yang ia katakan hanya omong kosong, apa yang ia katakan untuk menghindari agar aku tidak marah padanya atau dia mengatakan hal konyol itu untuk membuat lelucon.

"Hyung wae....???" tanyanya.

Aku terus saja menarik tangannya kasar dan membawanya keruangan yang cukup sepi agar semua orang tidak akan mendengar apa yang akan aku katakan.

"Apa yang kau katakan kim taehyung berhenti membuat lelucon atau aku akan benar-benar memukulmu" marahku.

"Hyung waeyo...??? Aku tidak berbohong jinja aniyo" jawabnya dengan wajah polosnya.

"Chii... Jangan kau fikir aku akan percaya pada perkataanmu, dan kasihan padamu kim tae"

"Hyung jinja... Kau bertanya ini hari apa, dan aku berkata jujur kalau ini hari selasa jinja hyung"

"Gotjimal"

"Wae hyung... Apa kau masih marah karena aku memecahkan foto keluargamu, bukankah aku sudah meminta maaf padamu dan kau juga sudah memaafkanku" jawabnya.

Bagaimana bisa ia berfikir sejauh itu...

Bahkan aku telah melupakan kejadian itu, dan lagi kejadian yang ia katakan sudah berlalu selama dua tahun.

"Geumanhae jangan mengungkit kejadian dua tahun yang lalu.. Atau aku akan benar-benar marah padamu" teriakku.

Dia menatapku lekat, seolah bingung apa yang sebenarnya aku katakan.

"Dua tahun yang lalu...??? Bukankah ini tahun 2015 hyung apa yang kau katakan"

Aku menatap kosong kearah matanya dan mencerna semua perkataan yang ia katakan.

"Geumanhae kim taehyung, jangan katakan apapun lagi karena semua yang kau katakan itu tambah membuatku semakin membencimu" teriakku.

Aku membalik tubuhku dan berniat untuk keluar dari ruangan ini.

Namun..

Sebuah tangan memegang lenganku hingga membuat langkag kakiku terhenti.

"Hyung..."

"Lepaskan" marahku.

"Appo hyung...." adunya.

"Lepaskan, kubilang lepaskan kim taehyung apa telingamu itu sudah tuli atau kau juga sudah lupa bagaimana caranya untuk mencerna apa yang orang katakan padamu" marahku lagi dan kali ini bahkan lebih keras.

"Hyung akhhh.. Akhhh pida"

Aku membalik tubuhku dan saat itu juga kulihat ia dengan wajah pucatnya memegang tanganku dengan erat da menatap mataku dalam.

Tidakkah ia benar-benar merencanakan semuanya bukankah darah yang ada dihidungnya saat berada ditoilet tadi adalah saus.

Nan jigeum...???

Bagaimana bisa ia meletakkan saus itu dibawah hidungnya secepat ini.

"Yakkk geumanhae, bisakah kau tidak bercanda hah" kesalku.

"Aniya hyung... Jinja apposeo, akhhh" erangnya lagi.

Aku terpaku menatap kosong kearah dinding, tubuhku tidak dapat bergerak untuk menangkap tubuhnya yang jatuh kesamping.

Bahkan aku tidak dapat menggerakkan tubuhku selama beberapa menit meskipun dapat kudengar sesuatu yang keras menghantam tembok dengan cukup kuat.

Aku membawa kembali kesadaranku dan dengan cepat berjongkook untuk memeriksa keadaannya naman terlambat matanya sudah tertutup sangat rapat dengan nafas yang tidak teratur serta darah yang terus saja mengalir dari hidung mancungnya.

diary book (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang