Chapter 41 'Last Untold Goodbye'

142 17 1
                                    

"Sometimes there's no new hello in the last goodbye."

- MTPU

----- S e c r e t -----

Kedua insan manusia itu sekarang sudah berada di dalam pesawat, memandangi kota London yang semakin menjauh. Gadis itu berfikir bahwa mungkin inilah yang terbaik, setidaknya untuk saat ini. Selama beberapa tahun terakhir ia terlalu banyak menyakiti orang-orang tercintanya yang rela berkorban untuknya.

Aku harus membalas budi, batinnya.

Gadis itu terus menggengam tangannya sendiri sejak ia menaiki pesawat ini, ia terlalu takut untuk pergi, dan melupakan semua ini. Sebelumnya ia tidak pernah benar-benar pergi, ia masih bisa melihat para sahabatnya, hanya merekalah yang mengira ia tiada. Tapi untuk kali ini, ia benar-benar pergi.

Tak terasa ia sudah sejam pesawat itu menerbangkannya, para pramugari mulai mengambil sisa-sisa makanan para penumpangannya. Gadis itu hanya tersenyum saat salah satu dari mereka mengambil makanan yang sudah habis di depannya itu, dan berterimakasih.

Tinggal 20 menit lagi mereka berdua akan sampai di tempat tujuan mereka, memang tidak terlalu jauh tapi mereka tidak akan bisa menemukan Clary kali ini. Atau setidaknya inilah tempat yang bisa Jack tawarkan untuknya.

"Kau yakin dengan semua ini?" suara milik Jack terdengar di telinga kanannya, ia pun segera menoleh menghadapnya.

"Aku yakin aku melakukan hal yang benar."

"Baiklah, bila ini hal yang ingin kau lakukan. Aku disini hanya untuk menjagamu."

Gadis itu mengangguk, mengalihkan pandangannya ke arah jendela dan kembali memikirkan segala kosekuensi atas perbuatannya ini. Apa hal terburuk yang akan terjadi untuknya? tentu saja ia sedih akan meninggalkan segalanya tetapi ia yakin bahwa ia akan melupakan kesedihan itu, melanjutkan hidupnya disana dan membiarkan hidup mereka terpisah bahagia.

Luke.

Lelaki itu, sekarang wajahnya terlintas di benak gadis itu sembari melihat kota German dibawah kakinya ia memikirkan apa yang sedang pria itu lakukan sekarang. Apakah ia sedang mencarinya? Apakah ada perasaan yang tidak enak di perutnya saat mendengar ketidakadaan gadisnya di apartement Will? Apakah ia tahu apa yang sesungguhnya terjadi?

Pikirannya terganggu begitu mendengar pengumuman dari pilot bahwa sebentar lagi mereka akan mendarat, gadis itu mengencangkan sabuk pengaman yang melingkar di pinggangnya dan kembali melihat ke arah jendela yang memperlihatkan dirinya yang sudah diatas bandara.

Tubuh gadis itu terguncang menandakan pesawat itu sudah mendarat, pilot memberitahukan bahwa pesawat telah mendarat dan mematikan tanda sabuk pengaman, gadis itu segera bangkit dan berjalan keluar saat badan pesawat sudah benar-benar berhenti dan pintu pesawat sudah dibuka.

Ia menunggu kendaraan yang akan membawanya ke tempat peristirahatan sementaranya di depan lobby bandara dengan koper kulit yang berdiri tegak di sebelahnya, Jack berlari-lari kelelahan menuju ke arahnya. Gadis itu terlalu terburu-buru, ia kesulitan untuk mengikuti langkahnya. 

"Perlahan lah Clary, waktu kita banyak disini."

"Aku tidak ingin berlama-lama disini."

"Tentu saja, tentu saja."

Tak lama sebuah mobil limo berwarna putih berkilau berhenti persis di depan mereka, dan seorang supir bersetelan hitam membawakan koper mereka ke bagasi limo. Gadis itu tidak bereaksi melihat hal yang baru saja terjadi di depan matanya. Ternyata Jack bukanlah orang yang ia kira selama ini.

"Selamat datang kembali, Jack Bane."

Jack tersenyum puas mendengar namanya terpanggil, dan melihat ke arah Clary dengan tatapan meledek. Gadis itu hanya memutar kedua bola matanya menanggapi Jack.

Pria ini, batinnya.

Jack menarik tangan gadis itu memasuki limo dan membuatkannya secangkir teh hangat sedangkan ia menuangkan segelas anggur dingin untuk dirinya, Clary hanya tersenyum melihatnya, ia terlalu cepat mengenal gadis ini.

"Bagaimana kau tahu?"

"Sudah ku bilang, aku lebih tahu dirimu daripada dirimu sendiri."

Gadis itu tertawa kecil, untuk waktu yang cukup lama ia dapat mendengar dirinya tertawa. Belakangan ini hidupnya telah cukup di tutupi kabut-kabut hitam.

"Bersulang untuk tuan Bane yang telah berbaik hati menerimaku di kotanya yang indah ini."

Bunyi sulangan cangkir teh dan gelas wine, menandakan sebuah awalan baru saja akan dimulai.

----- S e c r e t -----

"Dimana aku..?"

"Oh, Magnus.."

Matanya mencoba mencari dimana asal suara wanita itu, tapi terlalu sulit untuk melakukan itu dikarenakan ruangan ini yang terlalu gelap dan lembab. Telinganya dapat mendengar pantulan gema sepatu hak yang dihantamkan ke lantai berbatu dibawahnya.

Tubuhnya dibaringkan diatas tempat keras dan tentu saja bukan sebuah kasur karena tubuhnya terasa sakit begitu ia mencoba menggerakannya. Ia pun tidak melihat untuk apa ia terus mencoba untuk bangkit bahkan tubuhnya saja tidak memungkinkan untuk bergerak.

"Siapa kau?" suaranya terdengar serak dan rapuh, tidak seperti biasanya yang tegas dan terang. Ia pun merasa sedih dengan bagaimana suara terdengar, karena setidaknya itulah yang ia banggakan darinya, caranya berbicara. Tapi sepertinya bukan hal itu yang seharusnya ia khawatirkan sekarang.

"Magnus! cepat sekali kau melupakan aku," wanita itu berjalan mendekati tubuh Magnus yang terikat dengan rantai yang ditanam di sela-sela dinding berbatu ruang bawah tanah ini. "Baiklah, mari kita berkenal lagi. Kenalkan, aku Jane Lightwood, ku harap kau tidak akan melupakan itu lagi Magnus.."

Pria itu menarik nafasnya tajam begitu mendengar nama yang sangat ia benci itu, tentu saja hari ini akan terjadi, cepat atau lambat Jane akan menemukan mereka dan mereka yang harus menentukan bagaimana cerita ini berakhir. Tapi ia belum siap untuk ini, ia belum siap mengakhiri cerita ini.

"Kau sudah beristirahat cukup lama Magnus, kenapa tidak ku ceritakan sebuah kisah padamu, aku yakin ini adalah cerita favoritku dan mungkin ini juga akan menjadi cerita favoritmu."

Magnus tetap diam pada posisinya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada wanita-sialan di depannya ini, dan ia sangat tidak ingin mendengar cerita favorit wanita itu karena ia yakin cerita favorit Jane merupakan mimpi buruk baginya.

"Pada suatu hari hiduplah dua keluarga yang bahagia, mereka pun ingin kedua anak mereka dipersatukan dalam perjanjian sakral tetapi sepertinya rencana mereka tidak pernah berjalan dengan sempurna bagaimana pun caranya. Satu per satu rahasia dibalik kehidupan mereka terbongkar dan kedua insan ini masih bisa saling menerima kekurangan satu sama lain, tetapi hal yang mereka tidak tahu adalah kebencian dan kematian yang akan selalu mengejar salah satu dari mereka, tentu saja pria ini terus berusaha bagaimana pun caranya agar gadis yang ia baru sadar bahwa ia mencintainya tetap berada di dekapannya. Sayang, takdir tidak ingin mempersatukan mereka, karena hukum alam tidak membolehkan kita menantang takdir tentu saja setiap usaha-usaha yang mereka lakukan sebenarnya percuma saja. Akhirnya mata gadis ini terbuka dan menyadari semakin mereka melawan takdir semakin banyak orang yang ia sakiti jadi ia pergi ketempat orang-orang tercintanya tidak akan menemukannya. Dan apakah kau ingin tahu apa yang terjadi di akhir kisah cinta tragis ini?"

Ini tidak akan bagus, batin Magnus.

"Pria itu menemukan cinta sejati barunya dan mereka akan mengadakan perjanjian sakral di akhir musim semi tahun ini."

__________________________________________________

HEYYY CHAP 41 SUDAH SELESAI NIH!! STORY INI SEBENTAR LAGI AKAN SELESAI SOO STAY TUNE YAA!! AKU BAKAL MENCOBA UNTUK SERING UPDATE SEBISA KU..

MAKASIH YG UDH SETIA BACA DAN NGEVOTE TANPA KALIAN AKU NGGAK BISA KAYAK GINI!

-fia

The Secret || Luke Hemmings (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang