Chapter 28 "Everything I Love, It's All Gone"

628 74 9
                                    

"Sometimes you should accept the fact that the job of a person its already done in your life"

----- S e c r e t -----

Hari itu cukup dingin dan akan sulit untuk berjalan ditengah hutan yang dikelilingi salju tetapi menurut pria ini berbeda, ia menyukainya. Ia menyukai bagaimana butiran-butiran salju yang turun lalu berhenti tepat saat ia terdampar di atas permukaan batang yang membuatnya berfikir bahwa salju dan batang adalah sepasang kekasih yang hanya dapat bertemu setahun sekali hanya pada saat musim salju datang. Itu adalah hal paling mengerikan dan indah yang pernah ia lihat.

Dirinya semakin membawanya jauh masuk kedalam hutan. Semakin ia masuk kedalam, semakin berkembang senyum diwajahnya melihat betapa indahnya hutan ini. Cahaya yang dapat menembus dengan mudah tanpa dihalangi daun membuat dirinya merasa ia sedang di negeri peri, setidaknya itulah yang dapat ia bayangkan.

Ia berhenti saat melihat pintu putih yang menjulang didepannya dan dengan perlahan yang berjalan mendekatinya dan memutar kenopnya dengan hati-hati ia masuk memastikan tidak ada suara yang keluar dari decitan pintu.

Tapi Will akan selalu menjadi Will, ia berusaha sediam mungkin tapi karena kecerobohannya tangannya menyenggol rak kayu yang menggantungkan beberapa jubah dan topi musim dingin yang baru saja Clary tata beberapa hari yang lalu karena melihat kamar Will yang sangat berantakan.

GUBRAK!

Begitulah suaranya, dan suara itu dengan cepat terdengar cepat mencapai daun telinga Clary masuk ke telinga tengah dan ke gendang telinganya. Ia tahu bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi dibawah, ia pun segera meletakkan bukunya diatas kasur tepat dimana ia duduk tadi dan berlari menuruni tangga untuk melihat seseorang yang paling ia benci saat ini. Tapi kebenciannya bertambah saat ia melihat apa yang telah dilakukannya.

"ASTAGA WILL! KAU MERUSAK RAK KAYU KU!"

Gadis itu berteriak kepada pria yang membuat darahnya mendidih, beberapa hari yang lalu ia sudah lelah membereskan jubah dan topi yang berserakan di kamar Will tapi lihat yang telah ia perbuat sekarang, sama sekali tidak membantu malah membuatnya lebih parah mungkin karena jubah itu sekarang berjatuhan dan tertimpa butiran-butiran yang Will bawa dari luar.

"Well, secara teknis itu rak ku, jadi-"

"RAK MU? KAU BILANG? AKU MEMBAYAR HAMPIR SETENGAH DARI HARGA JUALNYA! DAN KAU BILANG ITU RAK MU?!"

Gadis itu sekarang terlihat seperti kepiting rebus, sangat, sangat, sangat merah.

"Astaga Clary tenang lah sedikit, kau tidak ingin menambahkan kerutan diwajahmu"

"TUTUP MULUTMU!" ucap gadis itu dengan menggerakkan jari telujuknya menghadap kearahnya.

"Sebenarnya dengan sedang hati aku menutupnya tapi ada hal yang perlu kau ketahui"

"Ha-ha, sangat lucu Will kau berusaha mengubah topik pembicaraan agar kau tidak kena marahku, iya? well, kali ini hal itu tidak berfungsi padaku"

"Oh? jadi ini yang kau sebut-" Will mengambil remote dan menyalakan tv yang berada di ruang tamu, "pengalihan topik pembicaraan?"

Di tv dapat terlihat seorang wanita memakai setelan merah sedang berbicara dengan mic didepan mulutnya yang berkomat-kamit mengucapkan kalimat yang membuat hati Clary berhenti berdetak.

"Seorang wanita yang digossipkan kekasih CEO muda Luke Hemmings dikabarkan meninggal, mayatnya ditemukan ditengah hutan dengan peluru yang berada di ulu hati wanita itu" Clary membesarkan volumenya dan duduk di sofa agar dapat mendengar ucapan wanita itu lebih jelas sedangkan Will dengan pasrah membetulkan rak yang sudah ia jatuhkan tadi.

The Secret || Luke Hemmings (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang