Chapter 38 'Secret Can't Always Be A Secret'

175 23 3
                                    

*) aku ultah lhoo hari ini :) tolong banyak yg votement yaaa biar aku bisa double update or maybe triple update.

____________________________

"I love you, i always love you. But time is nothing and distance is hell, and i still love you."

----- S e c r e t -----

Hembusan nafas panjang pria itu memecah kesunyian diantara mereka, sekarang mereka semua sedang duduk di sofa apartment Luke dengan 3 teh dingin yang belum tersentuh. Suara pendingin ruangan membuat suasana semakin canggung, gadis itu hanya dapat menundukan kepalanya sedari tadi. 

Ia salah, ia tahu ia salah. Ia salah karena sudah berada ditempat ini pada waktu yg salah, dan Ia salah karena ia berbohong.

"Kenapa Clary?"

Pria itu meremas rambutnya kasar, membuatnya terlihat semakin kacau. Ia menggeleng kepalanya masih tak percaya akan apa yg baru saja ia lihat, akan apa yg baru saja terjadi.

"KENAPA CLARY!?"

Kali ini dia membalikkan meja di depan mereka hingga meja itu terbalik dan membuat cangkir-cangkir itu pecah dengan cairan coklat yang tumpah bersamanya. Bunyi keras yang ditimbulkan oleh pecahan cangkir dan tambrakan yang dihasilkan oleh meja yang bertemu dengan lantai membuat gadis itu bergidik takut melihat seseorang didepannya yang sama sekali berbeda dengan seseorang yang biasa ia kenal.

"M-maafkan aku"

Gadis itu susah itu berkata-kata, setelah melihat apa yang telah pria itu lakukan didepannya.

"Maaf? kata mu maaf? astaga! menurutmu kata itu bisa memperbaiki segalanya? bisa memperbaiki kesedihanku akan kematian palsumu yang kau buat itu?"

"Well, secara teknis tidak, tapi-"

Pria itu tertawa, tawanya begitu sinis.

"Apakah kau menyadari apa yang kau lakukan selama ini Clar?"

Ia tidak mengerti, ia tidak mengerti alasan mengapa aku melakukan ini. Ia tidak tahu apa yang harus aku lewati selama setahun ini. Aku menderita, dan ia tidak mengerti.

Sudah cukup, Gadis itu berdiri tegap menghadap pria didepannya itu, dengan rahang yang keras dan mata yang menatap tajam ke arahnya.

"AKU MENYELAMATKAN KALIAN, ITU YANG AKU LAKUKAN!" ucap gadis itu sembari menatap pria di depannya yang masih terlihat geram, "DAN INIKAH BALASAN MU!?"

"Kau? menyelamatkan kami? dengan memalsukan kematianmu!?-"

"JANE memberitahuku bila aku tidak loncat dari atas tebing malam itu, nyawa kalian lah yang akan HILANG!" Gadis itu terengah-engah setelah mengucapkan kalimat yang telah ia simpan erat-erat selama belakangan ini.

Kini giliran pria itu yang menatap gadis itu, dengan wajah menyesal. Ia menyesal telah berteriak kepada gadis itu sebelum mendengar penjelasannya terlebih dahulu.

"Clary aku tidak tahu-"

"Tentu saja kau tidak tahu Cal, kau bahkan tidak membiarkan aku menjelaskannya dahulu."

Pria itu berjalan mendekat ke arah gadis itu, dengan tatapan memohon ia berkata.

"Jelaskanlah agar ku mengerti, aku ingin mengerti."

Luke tersenyum kecil melihat ke arah kedua manusia di depannya, mereka sering bertengkar sepanjang pertemanan mereka karena sebuah kesalahpahaman, tapi mereka saling membutuhkan satu sama lain dan itu yang membuat mereka seperti 'mereka'.

----- S e c r e t -----

Will sedari tadi bolak balik membuat hembusan angin halus dimuka Jack. Jack sendiri sedang duduk bersila diatas kursi kulit milik Will sembari mengotak-atik ponselnya.

"Kau sudah menemukan dimana letaknya?" tanya Will setelah sekian kalinya, sekarang mereka sedang berusaha melacak keberadaan Magnus menggunakan skill milik Jack, tapi sudah 3 jam mereka belum membuahkan hasil.

"Belum Will, susah sekali mencarinya. Maksudku mencari letaknya yang sebenarnya, aku telah mencoba terus melacaknya tetapi lokasinya selalu berubah-ubah."

"Maksudmu?"

"Maksudku adalah, mungkin keberadaan Magnus disembunyi oleh sihir itulah mengapa ia susah ditemukan."

Will terdiam, lalu menghembuskan nafasnya berat. Di luar sana hujan disertai badai besar, dan tetesan-tetesan air hujan menempel disekitar jendela apartementnya. Ia pun hanya dapat memandangi lingkungan di luar sana, orang-orang yang berlari mencari tempat berteduh, hingga mobil-mobil yang saling membunyikan klakson mereka.

"Ia tidak mau mendengarkan ku.." ucapnya, lirih. Ia teringat dimana saat ia ingin memberitahu Magnus sesuatu yang ia lupa, Magnus melarangnya dan memintanya menceritanya rencana penyelamatan Clary.

Dan lihatlah dimana semua ini membawa mereka, membawa Magnus.

"Ia tidak mau mendengarmu?" Jack meletakan ponselnya sesaat di atas pahanya dan menatap ke arah belakang Will yang masih menatap ke jalanan yang tertimpa hujan dibawah.

"Saat itu, saat kami di dalam hutan kemaren. Aku ingin memberitahunya tentang rencana Jane, aku sudah mengetahuinya karena aku melihatnya. Tapi ia tidak mau mendengarkanku, ia lebih memilih membuat Luke senang daripada keselamatan nyawanya."

"Tapi ia tidak tahu waktu itu Will, jangan salahkan dirinya.."

"Aku tidak menyalahkan dirinya, aku menyalahkan diriku."

Will menarik nafas panjang, sebelum ia akhirnya pergi ke dapur untuk membuatkan 2 cangkir teh hangat. Setidaknya itu yang membuatnya lebih hangat diantara kedinginan yang menyelimuti mereka.

_______________________________

Doneeeee guysss aku sudah selese satu chapter lagi!! jangan lupa utk votement yaaaa :')

loveee you all
-fia

The Secret || Luke Hemmings (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang