Zahra Nur Azizah

9.2K 752 32
                                    

Perempuan yang bernama Zahra itu tidak percaya, ada lelaki model begitu di dunia ini. Dia tidak menduga saja bahwasannya ada seorang lelaki yang begitu tidak tahu malu.

Dia menggandeng tangan perempuan bercadar yang bernama Keira untuk cepat melangkah ke tempat parkir, dimana mobil mereka berada.

"Kok jutek gitu sih." Ujar  Keira.

"Menurut kakak? aku beginikan ada sebabnya. Nyebelin banget lelaki tadi."

Keira terlihat tersenyum.Terlihat dari matanya yang ikut juga tersenyum, Perempuan ini terlihat menggeleng pelan.

"Ya udah. Kita pulang. Belanjaan kita udah dibeli semuanyakan?"

Zahra lalu melihat barang - barang ditangannya juga tangan Keira yang berada disampingnya dan sepertinya sudah. Keperluan pesantren sudah ada ditangan mereka.

"Sudah kak.” Jawabnya tenang.

Keira masuk dan duduk di kursi kemudi begitupun dengan gadis bernama Zahra yang duduk disampingnya. Mobil itupun melaju meninggalkan tempat itu.

Mobil yang ditumpangi merekapun sampai dipesantren, Pesantren AsSidiq tulisan itu begitu besar tertulis diatas gerbang pesantren yang menjulang tinggi. Seorang lelaki paruh baya  langsung cekatan membantu.

"Ada yang bisa di bantu mba Kei?" Tanyanya.

"Ada mang, dibagasi barang - barang keperluan pesantren semua." Jawab Keira yang ternyata istri pimpinan pesantren ini.

Lelaki paruh baya tadi bernama Parjo, anak-anak santri dan pengurus pesantren biasa memanggilnya dengan sebutan Mang yang langsung membawa beberapa barang belanjaan.
Zahrapun terlihat ikut membantu membawa sebagian barang ke kantor para pengurus pesantren.

Terlihat Ustadz  muda yang teduh sekali wajahnya sedang mondar - mandir didepan halaman kantor, berhubung istrinya yang sedang mengandung keluar pesantren yang tidak lain Keira, perempuan bercadar yang menemani Zahra belanja.

Perempuan bercadar itu langsung bergegas mendekati suaminya.

"Assalamualaikum A." Ujarnya. Ustadz menjawab salam dan tersenyum.

Zahra terlihat berhenti juga. Bagaimana dia memiliki kedekatan dengan mereka. Setidaknya ada dirinya dalam proses mereka bisa bersama.

Zahra selalu suka melihat Ustadz Ihsan dan istrinya itu. Terlihat manis saat bersama. Sekarang mereka sedang bercengkrama hangat. Pikirannya kembali ngelantur. Berkhayal jika nanti menikah dengan Ayyaz siketua pondok. Pasti akan begini juga.

"Kamu ngelamunin apa?" Tanya Ustadz Ihsan yang bersedekap dihadapan Zahra.

"Ustadz,hehe" Zahra hanya bisa nyengir saat tertangkap basah oleh pimpinan pesantren sekaligus ustadznya itu.

"Jangan berangan-angan, angan-angan itu diciptakan setan." Nasehat Ustadz.

"Hehe..Iya Ustadz diusahakan. Kak kei, Zahra Tinggal yah. Assalamualaikum.”

"Wa'alaikum salam." Ujar mereka bebarengan.

Seperti inilah kehidupan gadis remaja ini. Kehidupan yang begitu terarah setiap harinya. Zahra senang dengan lingkungan ini dan orang-orang didalamnya.

***

Dia bernama Zahra Nur Azizah. Selalu dipanggil Zahra. Anak dari dua bersaudara yang kesemuanya perempuan. Kakanya bernama Maryam hanya terpaut usia dua tahun saja dengannya.

Sekarang dia sudah duduk di kelas Dua sekolah menengah atas. Sekolah umum yang berada di pesantren ini. Dia sudah tinggal dipesantren sejak SMP. Orang tuanya tinggal di Bandung. Mereka mempercayakan pendidikan anaknya dipesantren ini.

Found You #ZahRaizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang