Persimpangan

5.5K 626 41
                                    

Jingga mewarnai langit dengan merata. Seolah bersaing dengan warna pasir bahwasannyaa warna pasir tak seindah warna senja yang sedap di pandang mata.

Angin hilir mudik menerbangkan pasir. Membuat udara serasa pengap tapi kini Raiz mulai terbiasa. Sore ini dimana matahari mulai bersinar lembut menyapa wajah. Dia keluar dari tempat pelatihan dengan senyum sumringah.

Dua teman sekamarnyapun melakukan hal yang serupa. Hari ini mereka dinyatakan lulus pelatihan bahasa dan lusa bisa langsung masuk ke Universitas. Di beri waktu sehari untuk para mahasiswa menikmati liburan di tanah Mesir ini.

Dari kejauhan terlihat seorang perempuan bercadar melambaikan tangan ke arah mereka.

"Muhammad, Luluskan? Kamu tak diusir ke Indonesia karena gagal pelatihan." Ledeknya seperti biasa.

"Apa itu hobimu? Menyepelekanku?" Tanya Raiz dengan seringaian di wajahnya.

"Ya. Tanpa bantuan buku-buku dariku kamu tidak akan jadi mahasiswa secemerlang itu." Ujarnya sambil menyedekapkan tangan di dada.

"Kesombonganmu sudah melebihi Fir'aun sekarang."

Zainab terkekeh. Dia langsung mendekat ke arah Raiz.

"Aku mau membocorkan rahasia padamu, tapi aku minta imbalan."

Raiz seperti sedang berpikir. Memikirkan penawaran Zainab. 

"Zi, Aku tidak akan membuatmu jadi perempuan yang mudah membuka sebuah rahasia. Simpanlah. Aku tak mau tahu dan tak penasaran."

"Ahh. Kamu tak seru. Harusnya kamu kebingungan jangan menjawab seperti itu." Rajuk Zainab sekarang.

Raiz menyedekapkan tangannya. Menatap Zainab dengan menyembunyikan senyumnya.

"Ya udah apa?"

"Besok, Mahasiswa dari Indonesia akan jalan-jalan ke Mesir kuno lalu malamnya makan malam di restoran tak jauh dari sungai nil."

"Kami tahu Zi. Ayahmu memberitahu kami tadi."

"Iya? Tapi itu bukan rahasianya. Rahasianya aku yang akan jadi tour guide mahasiswi dari Indonesia dan kamu tour guide untuk teman-teman lelakimu."

Raiz membuka mulutnya karena terkejut.

"Aku Zi? Aku tidak tahu Mesir."

"Kamu tahu, bukankah aku sering menceritakan perihal Mesir kepadamu."

"Iya,tapi itu tak cukup. Aku menjelaskan apa nanti ke mereka."

"Jelaskan apa yang kamu tahu atau suruh mereka searching di google. Muhammad ayolah. Nanti kalau Ayahku menunjukmu kamu harus mau. Ya?"

"Ya. Insya Allah."

"Yeaayyy. Besok pasti menyenangkan, jadi mari aku berikan kalian tumpangan bersama dua temanmu itu."

Raizpun dengan senang hati menerima tawaran tumpangan itu. Tak terasa dia sudah tiga bulan  berada di Mesir. Selama itu dia menjadi dekat dengan orang-orang sini termasuk Zainab.Perempuan itu paling depan yang selalu mendukungnya perihal apapun.

Found You #ZahRaizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang