Chapter 5

4.4K 253 34
                                    

"Kerja kelompoknya dirumah lo ya mel? Siapa tau dapet bonus ketemu cogan sepupu lo itu." rengek Hanum.  Mungkin sudah 5 kali Hanum meminta Caramel untuk mengerjakan tugas kelompok yang kebetulan mereka satu kelompok dirumah Caramel. 

"Bang natha gamungkin main kerumah gue.  Hari ini itu hari Kamis,  dia ada pertemuan Osis." dan sudah 5 kali juga Caramel menjelaskan hal tersebut sampai dirinya jengah sendiri. 

"Udah num,  dirumah gue aja yuk.  Kan deket dari sekolah." Tawar Fani. Dia juga ikut jengah akan rengekan Hanum yang meminta kerja kelompoknya dirumah Caramel. 

Rumah Caramel itu lumayan jauh dari sekolah, Fani takut jika nanti dia harus pulang malam.  Dia itu udah ga punya siapa-siapa lagi yang bisa lindungin dia selain Ibunya,  karena Ayah dan Abangnya meninggal dalam kecelakaan mobil 2 tahun yang lalu. 

Caramel memangguk untuk mengiyakan.

"Ga asik ih!" hardik Hanum. 

"Lo, fans bang Natha atau terobsesi sama bang Natha?" tanya Caramel. Dia itu sudah gregetan sebenarnya sejak tau Hanum menyukai bang Natha.  Ya takut-takut kan Hanum kayak dinovel-novel gitu yang tergila-gila sama satu orang terus dia berubah seperti monster psikopat yang menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang dia mau itu. 

"Hehhe,  gue seneng aja sih liat bang Natha. Dia itu mirip Alvaro Mel idola gue.  Tapi bang Natha itu bukan tipe ideal cowok impian gue.  Gue lebih suka sama yang seumuran dari pada lagi lebih tua, yang brondong juga boleh." jelas Hanum yang sukses membuat Caramel bernafas lega,  ternyata pikiran horornya itu emang cuma dalam pikirannya saja dan Fani hanya ingin menggelengkan kepalanya. 

***

Sesuai perkataan Caramel.  Hari ini Nathanael ada pertemuan Osis.  Jadi Calliesta dan Caramel tak bisa pulang bersama. Dan Caramel juga sudah ijin pada tetehnya itu bahwa pulang sekolah ini dia akan mengerjakan tugas kelompoknya dirumah Fani dan kemungkinan besar nanti Caramel akan meminta ayahnya untuk menjemputnya.  Jika tidak yah Calliesta yang akan menjemputnya. 

Calliesta itu memang wanita.  Tapi dia harus bisa memposisikan sebagai pria juga untuk menjaga dan melindungi kedua adiknya.  Dan mungkin saat besar nanti adik bungsunya yang akan menjaga dan akan melindungi kedua kakaknya. 

"Lo pulang sama siapa?" tanya Nathanael pada Calliesta.  Itu sudah pertanyaan yang entah keberapa kali. 

Nathanael itu akan berubah seperti orang tua untuk Calliesta dan Caramel jika sudah khawatir seperti ini. 

"Bang Natha.  Gue bisa pesen ojek online? Gue bisa naik bis juga.  Gue bisa juga nebeng temen. Lo nanya lagi gue hadiahin piring pecah!"

Nathanael terkekeh. "Hahaha gue itu khawatir sama lo Callie." ujar Nathanael sambil mengacak-acak rambut Calliesta.

"Terus cara gimana kalo lo pesen ojek online? Bonceng tiga?" tanya Nathanael membuat Calliesta melongo.  Ya kali kan dia harus berdempetan dengan abang ojek ber-3? Keenakan abang ojeknya dong?.

"Ya ga lah!  Cara ada tugas kelompok dirumah temennya.  Tadi udah pulang duluan,  entar pulangnya gue jemput kalo ga ayah yang jemput." jelas Calliesta. 

"NATH!!" panggil teman dekatnya yang tak lain adalah Winky.

"Hemm?"

"Ayo masuk,  yang lain udah kumpul tuh."

"Lo duluan.  Gue nunggu anak ini dijemput abang ojeknya."

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang