Seminggu berlalu. Dan kini Calliesta sudah bisa bersikap seperti biasa.
Ia pikir buat apa berubah? Toh kalo dia berubah juga dia gakkan merubah apapun kan?.
Nathanael jadi semakin sering main kerumah keluarga Hale, ah pria itu cuma mau memastikan kedua gadisnya baik-baik aja.
Oh, apa tadi Nathanael bilang kedua gadisnya?
Iya. Itulah Nathanael. Dia merasa harus tetap menjaga Calliesta dan Caramel. Bahkan melebihi sikapnya pada kedua adik kembarnya, Nizar dan Nazar.
Jika boleh jujur, Nathanael malah lebih akrab dengan keluarga Hale dari pada keluarganya sendiri. Keluarga Winara, ya jawabannya kerena kebanyakkan waktunya habis bersama keluarga Hale dari pada keluarganya sendiri.
Tapi tak apa, Nathanael masih bisa memposisikan dirinya sebagai anak sulung yang bisa diandalkan keluarganya. Lagian kan memang sejak kecil Nathanael sudah sering bersama keluarga Hale, mengingat Salshanie mamahnya lebih sering menitipkan Nathanael pada Stefhanie.
"Pulang sana lo! Udah malem juga."
Nathanael terkekeh, dia senang Calliestanya kembali. Calliesta yang gampang kesal.
"Ngga mau. Gue mau disini aja."
"Ck! Iya gue lupa rumah lo kan pindah kesini."
Nathanael tertawa geli lalu mencolek dagu Calliesta.
"Itu tau."Calliesta tentu saja langsung menepis tangan jail itu. Menyebalkan gumam Calliesta.
"Teh, kak Winky mau kesini ya?"
"Heum, biasa ambil hasil foto."
Mendengar ucapan Caramel membuat Nathanael sedikit ga suka. Winky, seminggu ini seperti orang yang berbeda. Bener-bener bikin Nathanael ragu kalo yang disuka Winky itu Caramel.
"Ngapain tuh anak kesini? Gabisa lo kirim email aja hasil fotonya?" tanya Nathanael dengan nada ketus. Dan Calliesta hanya menaikkan bahunya tak tahu.
"Bentar lagi naik kelas, ah gue bakal jadi anak kelas 11. Kelas 11 itu kelas terbaik. Punya kaka kelas juga punya adik kelas hehehe." Caramel bergumam sendiri membuat Calliesta mengerutkan dahinya lalu menarik pipi Caramel.
"Lo ngomong sama siapa Car? Sehat kan lo ngomong sama bantal?"
"Lagian teteh serius sama ponselnya, bang Natha sama TV. Ngobrol juga cuma suaranya yang kedengeran orangnya mah sibuk yang lain." keluh Caramel. Dan Calliesta hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adiknya ini memang ajaib.
Dan perlu kalian tahu, Nathanael sekarang resmi menjadi wakil ketua osis.
Siapa ketua osisnya? Tentu Winky karena diakhir pemilihan hanya ada Winky dan Nathanael.
"Oh. Ada bang Natha." sapa Caddaric sepulang dari latihan futsalnya.
Nathanael mengeluarkan cengirannya.
"Nizar sama Nazar satu Club sama lo kan ric?" tanya Nathanael.
"Iya, kenapa bang?"
"Nakal ga mereka? Ah susah banget ngurus adik laki-laki."
"Hahhaha, emang lo punya adik perempuan bang?"
Nathanael menoleh pada Caramel yang tadi bertanya. "Punya. Lo berdua kan?"
Seketika Caramel juga Calliesta terdiam. Jadi Nathanael hanya menganggap mereka adik?
Wahh, Calliesta dan Caramel ini berharap apa?."Mereka berdua baik kok bang, baik banget malah." ujar Caddaric sambil menyomot jus jeruk yang entah milik siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calliesta & Caramel
Teen FictionCalliesta Dan Caramel. Kembar yang mempunyai warna berbeda. Seperti halnya Calliesta yang hanya memiliki 2 warna dalam hidupnya, yaitu Hitam dan Putih. Dan Caramel yang memiliki jutaan warna dalam hidupnya. Hingga akhirnya hitam, putih dan ju...