Chapter 3

5.2K 324 19
                                    

"Pergi sanaaaa!!!" Calliesta berulang kali mengusir Nathanael yang dengan mudahnya masuk kedalam kamarnya.  Kamar adalah hal privasi bagi Calliesta.  Bahkan keluarganyapun tidak mudah masuk kedalam sana.

Nathanel terkekeh.  "Kenapa sih?  Dulu juga gue sering masuk sini." ujar nathanael sambil merapikan posisi duduknya dikursi ballon Calliesta.

"Itukan dulu!  Sekarang bedaaaa! Keluarr!"

"Keluarnya mau sama lo." dan lihat,  bagaimana menyebalkannya Nathanael itu.

Calliesta menghembuskan nafasnya kasar.  Ia jengah,  sungguh.  Jika harus memilih antara minum 5 kotak susu strawberry dan berhadapan dengan Nathanael,  Calliesta pasti akan dengan senang hati memilih opsi pertama. 

"Bang Natha.  Gue mau mandi,  lo gamungkin kan nunggu disini?" ucap Calliesta dengan nada yang melembut.  Calliesta cape jika harus terus mengeluarkan urat dilehernya hanya untuk mengusir makhluk aneh didepannya ini.  Maka dari itu mungkin dengan kalimat yang lebih lembut Nathanael akan nurut?.

"Kenapa nggak gue nunggu disini?" balas Nathanael dengan wajah tengilnya. 

Calliesta mengusap wajahnya dengan kasar. Dikasarin salah,  dilembutin salah.  Harus apa lagi Calliesta menghadapi Nathanael ini? 

Calliesta menatap tajam Nathanael. "Lo gada kerjaan ya?  Ini masih pagi dan hari minggu.  Kenapa lo udah ada disini aja?  Masuk kamar gue ga permisi?"

"Karena ini hari minggu dan masih pagi pula, gue mau ajak lo jalan-jalan.  Katanya didaerah tanggerang ada kedai susu baru.  Dan disana ada susu strawberry yang enak banget. Kan lo tau Jakarta kayak apa?  Jadi kita harus berangkat pagi." jelas Nathanael tanpa mengubah ekspresi wajahnya yang menyebalkan menurut Calliesta.

"Yaelah.  Beli susu doang ketanggerang segala.  Disini bunda udah nyetok banyak, rasanya juga gakkan beda jauh palingan."

"Yakin lo gamau?  Cara aja udah siap-siap.  Dia gamau nyesel,  apalagi gue traktir."

"Gue bisa ya beli sendiri. Gue gakkan nyesel juga.  Jadi,  lo pergi aja sama Caramel oke."

"Gue gakkan pergi kalo ga sama lo juga.  Lo tau itu!"

Calliesta memutarkan bola matanya.  Astaga,  jika saja pria dihadapannya ini tau jika dirinya hari ini malas kemana-mana.  Alasannya mau mandi saja adalah opsi terakhir yang ia lakukan untuk memaksa Nathanael keluar dari kamarnya,  padahal ia berniat mandi nanti sore saja.

"Fine!  Silahkan tunggu tuan!" Calliesta berjalan menuju kamar mandi dan menutupnya dengan kasar.  Nathanael tersenyum kemenangan,  Calliesta memang takkan menang darinya.

***

Setelah selesai mandi.  Calliesta keluar kamar mandi dan tak menemukan Nathanael dikamarnya.

"Ga jadi pergi?" Calliesta turun kebawah dan menemukan semua anggota keluarganya berkumpul.  Ditambah juga anggota keluarga Nathanael.

"Lho?  Ini ada acara apa?  Tumben?" lanjut Calliesta yang bingung sendiri.  Apa ia melewatkan sesuatu?

"Disekolah gue, Nizar dan Nazar lagi ada acara tahunan. Semua siswa wajib bawa keluarganya, dan aunty mau bareng." jawab Cadarric.

Nizar dan Nazar itu seumuran dengan Cadarric meski lahirnya lebih dulu Nizar dan Nazar. Dan mereka satu sekolah saat ini.

Calliesta membulatkan bibirnya sambil mengangguk-angguk.

"Lho?  Bukannya bang Natha ngajak ke kedai susu?" ucap Calliesta setelah mengingat apa alasan ia bisa mandi sepagi ini di hari minggu.

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang