Chapter 11

3.3K 186 5
                                    

Calliesta tersenyum samar saat melihat foto dirinya kecil bersama Nathanael.

Berdua.

Jarang sekali mereka berdua foto bersama. Ya kalian tau lah kenapa?  Karena setiap ada Calliesta pasti ada Caramel. Mereka udah bertiga sejak kecil. 

"Gue, takut jatuh Cinta terlalu dalam sama lo." gumam Calliesta. 

Semakin dewasa Calliesta semakin menyadari jika ia punya perasaan asing.  Perasaan yang lebih dari sekedar perasaan kepada seorang sepupu. 

Calliesta jelas menyadari jika dirinya jatuh Cinta pada sepupunya sendiri. 

Jika Calliesta selalu kesal saat Nathanael sudah menjailinya.  Lain lagi dihatinya,  ia merasa senang bisa sedekat ini.  Meski Nathanael nyebelin Calliesta tetep nyaman. 

Aneh bukan? Jatuh Cinta sama sepupu sendiri.

Tapi bagi Calliesta Cinta itu datang kapan dan pada siapa saja.  Setidaknya dia ga jatuh Cinta sama saudara kandungnya sendiri.  Contohnya Cadarric.

Biarlah Calliesta yang punya perasaan kayak gini sendiri. Dia teramat takut untuk memperlihatkannya apalagi untuk menyatakannya.  Tidak.  Calliesta masih ingin hidup tenang.  Dia takut keluar dari zona amannya.  Ya maksudnya dia takut kalo nanti dia nekat ungkapin semuanya sama Nathanael yang ada hubungannya sama Nathanael renggang.

Calliesta menaruh kembali selembar foto sepasang anak kecil itu kedalam kotak yang menyimpan semua rahasia Calliesta. 

Calliesta menghela nafas,  lalu ia mematikan lampu tidurnya dan menarik selimutnya untuk segera masuk kedalam alam mimpi. 

***

"Callie mana?"

"Teteh pulang duluan.  Dia ada urusan gatau apa." jawab Caramel sambil masuk kedalam mobil Nathanael.

"Kenapa lo biarin? Kan bisa kita anter." suara Nathanael terdengar tenang tapi terselip kekhawatiran didalamnya.

"Percaya sama gue,  tadi gue udah tawarin kayak gitu.  Tapi teteh keukeuh pengen sendiri.  Dia janji jam 4 sampe rumah,  kalo ga kita bisa susul. Gue udh sambungin GPS kehpnya." Jelas Caramel.

Bukan hanya Nathanael,  Caramel juga khawatir. Ya jelas mereka seperti kembar 3, salah satunya ga ada ya mereka akan merasa khawatir. 

Tapi untuk kali ini mereka mencoba percaya pada Calliesta. Dan Nathanael mulai menjalankan mobilnya menuju kediaman Hale.  Keluarga Calliesta dan Caramel. 

"Bang."

"Heum?"

"Kak Winky pernah ga cerita tentang teteh?"

"Kenapa emang?"

"Ih,  lo gatau? Kak Winky kan suka sama teteh."

Dengan gerakan kilat Nathanael menoleh pada Caramel yang asik menatap jalanan. 

Caramel bilang apa tadi?  Winky suka Calliesta?

Ah,  dia ingat waktu itu Winky pernah nanya sama dia. 

"Nat! Cara deketin degem gimana deh? Gue lagi naksir sama adek kelas nih hahha."

Nathanael menggeram pelan,  apa maksud Winky waktu itu adalah Calliesta?

"Winky gada cerita sama gue." jawab Nathanael datar. 

Caramel manggut-manggut. "Mungkin dia canggung kali yang nanya-nanya sama lo?"

"Lo yakin Winky suka sama Callie? Maksud gue,  Winky tipe cowo yang suka cewe feminin,  lembut,  cute.  Callie jauh dari kriteria itu. Callie yang cuek, dingin, dan muka datar gitu masa---"

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang