"Jadi Callie udah pulang om?" tanya Nathanael. Sesampainya dirumah Fani, Nathanael melihat mobil Omnya - Iqbaal. Ia langsung bertanya pada Iqbaal.
"Udah Nath, dia itu makan dulu katanya. Dia ga punya kuota dan pulsa untuk hubungin om atau tante, dan sesampainya dirumah dia langsung telepon om pake telepon rumah." jelas Iqbaal.
Nathanael dapat bernafas lega. Selama perjalanannya menuju rumah Fani ia merasa tercekik hingga sulit bernafas.
Caramel juga lega, tetehnya baik-baik saja dan sudah sampai rumah. Dan akhirnya ia berpikir untuk tidak mengerjakan tugas disaat bang Natha tak bisa bersama tetehnya. Terlalu berbahaya. Karena selama ini mereka berdua selalu terlindungi jika bersama Nathanael.
"Kamu mau ikut kerumah om atau mau pulang?"
"Ikut om. Natha ikutin dibelakang."
Iqbaal mengangguk lalu masuk kemobil bersama Caramel.
Selama diperjalanan Nathanael memikirkan sesuatu. Calliesta itu bukan perempuan yang biasa makan sendiri. Ia pasti bersama seseorang saat makan.
Sesampainya dirumah Calliesta dan Caramel. Nathanael memarkirkan motornya disamping mobil Iqbaal.
"Jangan marahin teteh! Awas ajah!" ucap Caramel memperingati Nathanael. Ya Caramel bisa baca mimik wajah Nathanael yang akan membrondong banyak pertanyaan pada tetehnya nanti.
Caramel dan Nathanael masuk kedalam rumah. Mereka berdua bisa lihat Calliesta sedang membantu Caddaric belajar."Eh bang Natha kesini? Ngapain?" tanya Calliesta saat sadar jika adiknya jalan bersama seseorang.
"Mau makan lo!" jawab Nathanael asal.
"Lo turunan Sumanto? Suka makan daging manusia?" cibir Calliesta.
"Tadi makan sama siapa?" tanya Nathanael tiba-tiba.
Calliesta mengernyitkan dahinya. Tahu dari mana Nathanael jika tadi dia makan dulu?
"Tau darimana gue makan dulu?"
"Makan sama siapa gue tanya?"
"Sama Dio."
Rahang Nathanael mengeras. Dugaannya benar, Calliesta makan bersama seseorang.
"Ih. Kok bisa teh? Ketemu Dio dimana?" tanya Caramel.
"Dijalan. Teteh hampir keserempet mobil kalo bukan Dio yang selamatin. Dan sebagai ucapan terimakasih teteh nanya dia mau apa. Eh dia bilang dia keluar itu mau makan. Yaudah teteh bilang mau traktir dia. Yah awalnya teteh cuma mau nemenin dia makan, tapi dia udah pesenin teteh makan. Kan mubadzir kalo dibuang? Dan akhirnya malah Dio yang nraktir " jelas Calliesta. Membuat Nathanael tersenyum miring.
Dari awal bertemu Dio, Nathanael bisa tau jika Dio itu kembali untuk menarik perhatian Calliesta. Dan sepertinya ini langkah pertama yang Dio ambil untuk mendekati Calliesta meski mereka tidak 1 sekolah.
"Gue balik." ucap Nathanael tiba-tiba membuat Calliesta, Caramel, dan Caddaric mengernyitkan dahinya.
"BANG NATHA! KOK BURU-BURU?" Teriak Caddaric.
Namun sepertinya Nathanael tidak mendengar karena mereka tak mendengar jawaban sama sekali.
"Lho? Bang Natha mana? Kata ayah ada bang Natha." tanya Stefhanie sambil membawa es jeruk.
"Udah pulang bun. Cara keatas dulu ya."
Stefhanie mengangguk.
"Yaudah nih, minumannya buat teteh sama Aric aja." ucap Stefhanie lalu kembali kedapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calliesta & Caramel
Teen FictionCalliesta Dan Caramel. Kembar yang mempunyai warna berbeda. Seperti halnya Calliesta yang hanya memiliki 2 warna dalam hidupnya, yaitu Hitam dan Putih. Dan Caramel yang memiliki jutaan warna dalam hidupnya. Hingga akhirnya hitam, putih dan ju...