Chapter 21

3.2K 195 10
                                    

Sesampainya dikediaman Hale,  Nathanael langsung pulang tidak seperti biasanya yang akan numpang makan dulu. 

Caramel menggandeng tangan Calliesta sambil berjalan menuju dalam rumah. 

"Teh.  Kalo gue pacaran boleh?" tanya Caramel tiba-tiba membuat Calliesta langsung menoleh. 

"Pacaran sama siapa?"

Caramel menggeleng.  "Belum.  Belum pacaran, ini kalo pacaran.  Boleh?"

"Kok ijin sama teteh? Ijin sama bunda sama ayah sana."

"Takut teh hehehe."

"Kalo ijinnya aja ga berani yaudah gausah pacaran gampang." ujar Calliesta santai. 

"Ih teteh mah gitu,  Kasih solusi kek gimana gitu cara ijinnya?"

"Teteh juga gatau." jawab Calliesta.

"Tapi menurut gue kalo bunda pasti ijinin teh,  gatau deh ayah.  Pasti gaijinin kayaknya."

"Ijinin apa?"

"Lho bunda? Ada dirumah?"

"Emang gaboleh bundanya ada dirumah heumm?"

"Boleh lahh!" Caramel lansung berhambur kepelukan Stefhanie yang tidak biasanya siang berada dirumah. 

Meski Stefhanie dan Iqbaal itu workaholic, lebih tepatnya kadang Stefhanie menemani Iqbaal. Tapi mereka berdua tetap mengutamakan keluarga.  Jadi anak-anak mereka ga merasa terlantarkan.

"Jadi apa yang bakal bunda ijinin dan ayah ngga?" tanya Stefhanie sekali lagi.

"Ngga ada bund, hehhe ayo tehh masuk kekamar ganti baju dahh bunda. Nanti kita turun lagi untuk makan." Caramel menarik Calliesta menuju kamar mereka masing-masing.  Caramel takut bundanya malah ga ijinin kalo Caramel bilang. 

"Teteh jangan bilang sama bunda soal yang tadi yah." pinta Caramel saat sudah berada didepan kamar Calliesta dan Calliesta mengangguk. 

Setelah itu Caramel masuk kedalam kamarnya yang berada setelah kamar Calliesta. 

Calliesta menghela nafas,  ternyata benar adiknya itu lagi jatuh Cinta sampe tanya soal ijin pacaran.

Calliesta menjatuhkan tubuhnya kekasur queen size miliknya.  Dia benar-benar lelah lalu memejamkan matanya sejenak. 

Namun baru saja 5 menit ia memejamkan mata ia ingat dengan buku bersampul ungu milik Caramel yang beluk sempat ia berikan pada Caramel,  ia takut Caramel mencarinya.  Lantas Calliesta segera meraih tasnya dan mengambil buku bersampul ungu itu. 

Saat Calliesta menariknya tiba-tiba ada selembar kertas yang terjatuh dari dalam buku bersampul ungu itu. Calliesta meraihnya siapa tau itu kertas penting.  Namun matanya melebar saat melihat kertas itu adalah sebuah foto yang sudah dipotong dibagian sebalah kanannya. 

Foto itu adalah foto saat Calliesta dan Caramel perpisahan SMP.  Mereka berdua foto bertiga bersama Nathanael yang saat itu juga datang bersama Stefhanie,  Iqbaal dan Caddaric. 

Calliesta disisi kanan,  Nathanael tengah dan Caramel disisi kiri.  Dan dapat dipastikan bukan foto yang dipotong bagian kanan itu adalah fotonya Calliesta. Caramel sengaja memotongnya agar menyisakan foto dirinya dan Nathanael berdua. 

Calliesta jadi penasaran sama isi buku bersampul ungu ini. Akhirnya Calliesta membuka buku itu perlahan. 

Maaf Car,  gue lancang buka buku catatan lo.  Batin Calliesta.

Calliesta membuka lembar demi lembar buku catatan Caramel yang ternyata adalah buku diary Caramel yang bisa Calliesta pastikan Caramel mulai membuatnya saat kelas 2 SMP sesuai dengan tangan dan tahun ditulisan pertama. 

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang