Chapter 23

3.5K 210 18
                                    

Nathanael terus menghela nafas. Ia merasa tak tenang,  ini sudah lebih 2 jam Calliesta berada didalam kantor. 

"Bang.  Teteh masih lama ya? Kok perasaan gue gaenak." ucap Caramel dengan wajah paniknya. 

Nathanael menoleh pada Caramel, dia juga sama.  Dia khawatir dengan keadaan Calliesta.  Apa Calliesta didalam baik-baik saja?.

"Lo tenang, dia pasti hubungin kita kalo ada apa-apa." tutur Nathanael dan dibalas anggukan oleh Caramel meski tak sedikitpun merasa perasaan tenang.

Nathanael terus menatap ponselnya harap-harap cemas.

Memang ini ide Calliesta yang ingin bertukar peran dengan Caramel. Calliesta sangat mengenal Caramel yang polos ia tak mau adiknya itu dibodohi, maka dari itu Calliera berpura-pura menjadi Caramel.

Kring..  Kring..

"Hallo Call!"

"Hallo???"

"Calll?"

Nathanael mengernyitkan dahinya karena tak mendapat sautan dari Calliesta.

"Bang, itu teteh?? Itu teteh kan?" tanya Caramel sambil duduk mengarah keNathanael.

"Iya tapi ga ada jawaban dari san--"

"Ahhhkkkk ampunnnn!!"

Seketika omongan Nathanael terputus dan matanya membulat. Ia mendenger teriakan dari Calliesta.

"Callie lagi dalam bahaya! Cepet telepon polisi!." titah Nathanael membuat Caramel gelagapan karena tak mengerti. Namun ia tetap menjalankan perintah Nathanael sambil mengikuti Nathanael yang sudah keluar mobil dan berlari kedalam kantor.

Keduanya memasuki lift. "Lantai berapa Car?."

"16 bang!! Ada apa? Teteh kenapa?."

"Nanti gue jelasin."

Wajah Nathanael benar-benar panik dan khawatir membuat Caramel juga semakin ketakutan ada apa-apa dengan Calliesta.

Saat sampai dilantai 16 Nathanael dan Caramel melihat ada 2 orang yang berdiri didepan pintu diujung koridor. Dapat dipastikan itu ruangan rapatnya karena hanya ada 1 pintu dilantai 16 ini. 

"Anda siapa?." tanya salah seorang yang berdiri didepan pintu setelah mendapati Nathanael dan Caramel mendekat padanya. 

"Saya Nathanael. Boleh saya masuk?"

"Tidak,  didalam sedang ada rapat."

Nathanael menghembuskan nafasnya kasar. Namun dengan tiba-tiba ia menghantam kedua penjaga pintu itu dan hanya dalam itungan detik kedua penjaga itu tumbang. 

Nathanael mencoba membuka knop pintu itu,  namun sial pintu itu dikunci dari dalam. 

"TOLONGG! TOLONGGG!!."

"Bang Nathaaaa!  Itu suara tetehh." pekik Caramel yang mendengar teriakan Calliesta dari dalam.

Nathanael mencari sesuatu agar bisa merusakkan pintu itu. Namun nihil tak ada satupun. Akhirnya dengan sekuat tenang Nathanael mencoba mendobrak pintu itu. 

Caramel menahan air matanya,  ia takut mereka telat menyelamatkan Calliesta. 

Dan..

BRAKK..

Akhirnya pintu tersebut terbuka. 
"TETEH!" Caramel berteriak saat melihat Calliesta yang babak belur berada dibawah Andio yang mengacungkan pisaunya akan segera menusukan pisau itu pada Calliesta.

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang