Chapter 24

3.8K 203 27
                                    

Ini belum direview ulang, kalo ada typo,  kata kurang efektif, atau kata yang aneh bisa komen letak kata tersebut yah 😗

***

Sudah 1 hari penuh. Nathanael masih Setia menemani Calliesta dan Caramel diruang tunggu karena terbatasnya waktu besuk untuk pasien ICU.

20 menit yang lalu Winky pergi bersama Caddaric untuk membeli makan. 

"Gimana Stef?  Callie sama Cara belum sadar?."

Salshanie datang bersama suaminya dan kedua anak kembarnya dan langsung mendekati Stefhanie.  Tentu saja Stefhanie langsung memeluk kakak kembarnya itu.

Salshanie dibari tau lewat telepon oleh anak sulungnya Nathanael. 

"Belum kak, gue harus gimana? Gue ngerasa gagal jadi ibu.  Kedua putri gue masih belum sadar sampe saat ini." lirik Stefhanie dalam pelukan Salshanie. 

"Ga apa-apa, semua bakal baik-baik aja lo taukan kedua Putri kembar lo itu kuat sama kayak bundanya. Bentar lagi mereka sadar!." hibur Salshanie sambil mengusap punggung adiknya. 

"Kak!."

Teriakkan seseorang membuat Stefhanie melepaskan pelukannya.

"Shirin." ucap Stefhanie pelan. 

"Gimana sama Callie dan Cara?." tanya Shirin dengan wajah khawatirnya.  Sebagai tante dari Calliesta dan Caramel tentu saja Shirin khawatir. 

"Mereka masih belum siuman Shir." lirih Stefhanie. 

"Ga apa-apa mereka pasti kuat kayak bundanya." perkataan Shirin persis seperti Salshanie. Calliesta dan Caramel pasti kuat.

Shirin benar-benar khawatir pada keponakannya itu,  meski Stefhanie adalah kakak angkatanya. Tapi Shirin sudah lupa akan fakta itu.  Stefhanie tetap kakak kandung baginya. 

Asha berjalan mendekati Nathanael.  Asha adalah anak Shirin yang seumur dengan Calliesta dan Caramel.  Meski tetap lebih tua Calliesta dan Caramel.

"Mereka berdua pasti kuat bang! Mereka tangguh lo tau sendiri mereka kayak gimana kan." hibur Asha sambil mengusap pundak Nathanael. 

Nathanael hanya tersenyum tipis,  tetap saja Nathanel belum bisa tenang sebelum liat keduanya siuman. 

"Iqbaal mana?" tanya Salshanie. 

"Iqbaal jadi dokter pengganti untuk Calliesta dan Caramel."

"Hah syukurlah bapaknya sendiri yang obatin pasti cepet sembuh.  Lo tenang Stef!"

Stefhanie tersenyum tipis. 

"Shir, lo bawa pulang Steffi.  Gue sama Aldi yang jaga. Jangan lupa Kasih makan." titah Salshanie. 

"Oke kak."

Stefhanie menggeleng. "Gue masih mau disini sampe mereka sadar." tolak Stefhanie. 

"Hey! Anak lo udah aman sama suami lo.  Lo harus jaga kesehatan juga,  lo sekarang pulang terus mandi terus makan.  Udah itu lo bisa kesini lagi. Jam besuk selanjutnya pukul 20.00 masih ada waktu 4 jam." tutur Salshanie. 

Stefhanie menghela nafas. Benar kata kakaknya,  Calliesta dan Caramel udah ditangani sama Iqbaal.  Harusnya ia percaya pada suaminya itu.

Akhirnya Stefhanie mengangguk dan pulang bersama Shirin. 

Kedua anak Salsha,  Nizar dan Nazar ikut bersama Shirin.  Tentunya Asha juga. 

Kini dirumah sakit tinggal tertinggal Salshanie,  Aldiano dan Nathanael. 

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang