Chapter 7

4.2K 258 29
                                    

Caramel melambaikan tangannya pada Nathanael. Dan Nathanael membunyikan klakson mobilnya.

Hari ini Caramel pulang hanya berdua bersama Nathanael.  Katanya Calliesta ada tugas bersama Winky.  Ya tugas keorganisasian gitu. 

Calliesta diTeam Sukses dan Winky diOsis. 

Kerja mereka berdua bersangkutan sebelum 3 Bulan kedepan Winky akan segera Lengser dari anggota Osis dan dimulai pencalonnan Ketua Osis baru. 

Caramel mendaratkan pantatnya pada salah satu kursi meja makan.  Hari ini cuaca begitu panas,  tenggorokan terasa lebih mudah kering.  Iya,  dia kehausan maksudnya. 

Caramel menuangkan air putih pada gelasnya dan segera meminumnya hingga tandas.

"Haus banget kak?" tanya Caddaric yang baru pulang sekolah juga,  sambil menarik kursi diseberang Caramel.

"Banget,  matahari difoto copy kali ya?  Jadi banyak.  Mangkanya panas banget.  Atau matahari beranak? Ah! Ini mah neraka bocor gara-gara lo bandel!" ucap Caramel asal. 

"Yee! Ngarang aja lo!  Gue ga bandel ya. Lagian mana ada neraka bocor." jawab caddaric sewot.  Ya kalo dibandingkan dengan anak SMP jaman sekarang sih Caddaric itu lebih baik.  Pulang sekolah langsung pulang,  anaknya ramah,  pokoknya ga macem-macem deh.

"Emang ngarang sih,  haha." Caramel menertawakan Opininya sendiri.  Dan Caddaric hanya menggelengkan kepalanya,  kakaknya ini memang seperti ini. 

"Teh Callie mana?  Dikamar?" tanya Caddaric kembali. 

"Teteh ada tugas,  pulang sorean atau malem gitu." jawab Caramel. "Ah ya,  ngomong-ngomong lo kenal sama adiknya Andio?  Katanya sekelas sama lo." tanya Caramel.  Itu pertanyaan sudah sejak kapan berada dikepalanya,  tapi baru kali ini ia lontarkan pada adiknya.  Dia lupa. 

"Dina?  Andina?" tanya Cadaric memastikan. Dan Caramel mengangguk. "Temen sekelas gue, kenapa emang?  Kok lo bisa kenal bang Dio kak?"

"Andio temen SMP gue.  Dia pernah nembak teh Callie tau,  dia pernah suka sama teh Callie."
"Wahh? Eh,  tapi kak.  Kata yang lain sih Dina punya kakak selain bang Dio."

"Iyah,  Dio itu anak kedua."

"Berarti bener.  Kakaknya itu masuk rumah sakit jiwa."

"Seriusss?" Mata Caramel membulat.  Terekam dalam ingatannya, dimana kakaknya Dio itu adalah kakak Osisnya saat SMP.  Satu angkatan dengan Nathanael.  Namanya Andira. 

"Kata anak-anak sih gitu, tapi Dina kayak nutupin gitu.  Emang umur kakaknya yang satu lagi berapa tahun?" tanya Cadaric sambil membalikkan gelas,  dan menuangkan air putih pada gelas tersebut.

"Seumur bang Natha."

"Waw! Bener itu mah stres kayaknya.  Masih muda gitu kak."

Caramel mengangguk.  Ah,  Caramel tak mau membayangkan kenapa Andira bisa masuk rumah sakit jiwa.  Bukan urusannya. 

Stefhanie memang mengajarkann kepada anak-anaknya untuk tidak pernah penasaran dengan urusan orang lain, apalagi kalo sampai ikut campur.  Kecuali orang tersebut meminta bantuan.

"Bunda sama ayah belum pulang?" tanya Caddaric kembali.

"Lusa,  kerjaan ayah dijogja banyak.  Bunda harus bantuin,  kasian ayah." jelas Caramel.

Caddaric mengangguk, 

"Gue keatas yah.  Gerah." pamit Caddaric yang di beri anggukam oleh Caramel. lalu ia berdiri dan menggengong tas punggungnya disebelah bahunya lalu naik kelantai 2 . Masuk kedalam kamarnya. 

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang