Chapter 25 [END]

5.7K 264 42
                                    

5 Bulan berlalu. 

Kini Calliesta dan Caramel sudah menjalani hidup mereka seperti biasa. 

Mereka juga sekarang udah resmi jadi siswa kelas 11.

Seperti apa yang Caramel bilang,  mereka kini menjabat sebagai senior sekaligus junior.

Setelah siuman 5 Bulan yang lalu Calliesta semakin yakin untuk membunuh rasanya untuk Nathanael.

Calliesta menyesal karena tidak mendengarkan peringatan Caramel akan Andio.  Calliesta bersyukur karena dia yang mengalami penyiksaan itu bukan Caramel,  tapi yang Calliesta sayangkan Caramel tetap tertikam.  Calliesta merasa gagal menjadi seorang kakak.

Maka untuk kali ini, biarkan Calliesta menyelesaikan tugasnya sebagai kakak,  mengalah untuk kebahagian Caramel. 

Calliesta bisa menemukan cintanya nanti. Jalan Calliesta masih panjang, dia ga boleh menyerah hanya karena perasaannya pada Nathanael. 

Calliesta ga mau warna-warni dalam hidup Caramel berubah menjadi abu-abu. Biar dia yang merasakan hitam dan putihnya kehidupan. 

Cukup setimpal bukan untuk seorang kakak?.

Stefhanie dan Iqbaal selalu mengajarkan jika seorang kakak adalah tameng untuk adik-adiknya, namun meski begitu seorang adik juga harus bisa melindungi kakaknya.

"Natha belum dateng? Tumben biasanya sarapan disini." tanya Stefhanie sambil mengambilkan nasi goreng untuk Iqbaal suaminya. 

"Gatau." Calliesta menaikkan kedua bahunya. "Macet kali."

"Ngga kok,  dia kesiangan bangun.  Sekarang lagi otw kesini,  padahal hari ini ada rapat osis jam 7.30." koreksi Caramel dan menjelaskan kebenarannya. 

"Ribet emang dia mah.  Tau sibuk yaudah berangkat sendiri aja, Callie bisa bawa mobil sama Cara."

"Bang Natha khawatir kali sama teteh." celetuk Caddaric.

Uhukk..

Caramel tersedak nasi goreng miliknya. 

"Aa--apa?  Khawatir sama teteh?." ulang Caramel meyakinkan jika pendengarannya tidak salah.

"Eh? Maksud gue itu kak, teteh kan patner berantemnya bang Natha.  Kalo teteh kenapa-napa dia pasti khawatirlah nanti dia berantem sama siapa?." Caddaric gelagapan.  Dia salah ngomong,  tapi untungnya ia bisa dengan cepat berdalih. Ya, kalian pasti ngertilah maksud dari Caddaric sebenarnya?.

Caramel mengangguk mengerti. Dan Caddaric bernafas lega. 

Calliesta? Dia cuek aja.  Ingat niatnya ingin membunuh perasaan untuk Nathanael? Dan ini caranya.  Jangan gampang baper

Tin.. Tin..

"Itu pasti bang Natha. Kita duluan ya Bund, Yah." Calliesta berdiri dan langsung menyalami kedua orang tuanya diikuti Caramel.

Calliesta keluar lebih dulu,  tapi ia lebih memilih duduk dibelakang. 

Ya itu sudah menjadi kebiasaannya 5 Bulan terakhir.  Ah bukan,  bahkan sebelum itu. 

Nathanael menghela nafas. Salahkan seorang Nathanael yang gamau berusaha mendekati Calliesta sebagai wanita bukan teman kecil ataupun sepupu. 

Caramel masuk kedalam mobil dan langsung menggunakan sabuk pengamannya. 

Caramel menatap Nathanael yang melamun menatap Calliesta lewat spionnya ia mempoutkan bibirnya sedikit tak suka. 

"Kita mau diem aja dimobil gakkan jalan?." cibir Caramel. 

Calliesta & Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang