Mission

13.8K 1.2K 264
                                    

Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto.

Chapter kali ini gimana ya. Agak kurang yakin sih tapi nekat aja lah.
Hontou ni arigatou buat para readers yang udah ngasih vote dan comments. Keep reading ya guys.

"Hiduplah dengan bahagia, Hinata-sama."

"Jadilah lebih kuat."

"Jagalah nama baik Klan Hyuuga."

"Aishiteru-yo, Hime..."

Bahu Hinata bergetar hebat. Air mata telah membanjiri wajahnya dan berakhir di pusara Sang Pahlawan Desa, Neji Hyuuga.

"Neji-nii... Gomenasai..." Hinata terus mengulang kalimat itu ratusan kali semenjak kedatangannya satu jam lalu.

Bunga Larkspur ungu, bunga yang sesuai dengan bulan kelahiran Neji, terlihat basah karena air mata Hinata, yang tidak berhenti menangis semenjak kakinya memasuki area makam pahlawan Konoha. Hinata memohon kepada Hiashi agar Neji dimakamkan disini, bukan pemakaman khusus Klan Hyuuga karena Neji pasti akan dikubur di area Bunke. Hinata tidak rela jika Neji dikenang sebagai Bunke. Neji adalah seorang pahlawan besar yang rela mati demi Konoha dan Klan Hyuuga. Sama seperti yang dilakukan Hizashi, ayahnya.

"Hinata-sama..." Hyuuga Tokuma, sepupu jauh Hinata sekaligus jounin dari Souke Hyuuga menepuk punggung Hinata lembut.

" Hyuuga Tokuma, sepupu jauh Hinata sekaligus jounin dari Souke Hyuuga menepuk punggung Hinata lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata menoleh. Matanya masih mengeluarkan air mata. Bibir merah muda-nya bergetar.

"Tokuma-nii-sama..."

Tokuma berlutut di samping Hinata. Berdoa sejenak untuk Neji dan tersenyum kepada gadis di sampingnya yang sedang memakai kimono berwarna hitam.

Hinata melihat tangan Tokuma merogoh sesuatu di saku celananya dan mengusap pipi basah Hinata.

"Jangan menangis lagi, Hime..." Suara Tokuma lembut menyelusup ke dalam indera pendengaran Hinata.

Tangisan Hinata semakin menjadi. Kali ini dia tidak ragu untuk tersedu. Suara Hinata terdengar sangat pilu. Membuat siapapun yang mendengar ikut tercabik.

Tokuma memeluk Hinata. "Aku disini... Aku disini..."

Tokuma membelai rambut Hinata lembut. Sedu sedan Hinata masih terdengar namun tidak sekencang tadi.

Hinata menatap Tokuma. "Arigatou gozaimasu, Tokuma-nii-sama." Ia membungkuk hormat.

Sorot mata Tokuma terlihat terluka. Masih tidak terbiasa dengan panggilan hormat yang keluar dari mulut Hinata. Wajar saja, karena dulu status Hinata lebih tinggi darinya walaupun ia juga Souke. Tapi sekarang, Hinata telah disegel dan statusnya lebih rendah dari Tokuma.

Tokuma melepas pelukannya di tubuh Hinata. "Mari kita pulang, Hinata-sama."

Hinata menggeleng. "Nii-sama tidak perlu memanggilku dengan sebutan hormat lagi." Hinata memperlihatkan segel bunke-nya.

Sealed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang