Disclaimer : Naruto punya oom Kishi ya.
Hai guys, Baca chapter ini sambil denger lagu Maroon Five yang Animal deh. Dihayati dan diresapi baik-baik. Hahaha.
Anyway, thanks for your vote and comments. I love you guys...
Sasuke menyandarkan tubuhnya di sofa apartemen Sakura. Tubuhnya letih, mentalnya letih. Sasuke hanya ingin tidur panjang.
Sasuke sedikit pusing karena kadar alkohol di dalam darahnya sangat tinggi. Entah berapa cawan sake yang ia minum.
Diliriknya Naruto yang sudah jatuh tertidur sejak satu jam yang lalu. Sejak tadi ia meracau tentang hal-hal absurd dan telinga Sasuke sakit bukan main.
Sakura muncul dengan membawa ceret dan menaruhnya di atas meja tamu.
"Sasuke-kun, aliran chakra-mu kacau. Kau harus minum ini dulu." Sakura mengangsurkan gelas berisi herbal kepada Sasuke.
"Aku tidak mau minum cairan pembersih lantai lagi. Rasanya mengerikan."
Sasuke melihat raut wajah Sakura yang menahan kesal.
"Ini bukan cairan pembersih lantai. Ini obat untuk menghilangkan mabuk."
"Aku tidak mabuk, Haruno." Sasuke menolak gelas yang diberikan Sakura.
"Kau harus minum ini, Sasuke."
Sasuke mengaktifkan Sharingan-nya.
"Jangan bersikap seperti jalang itu, Sakura."
Sakura terlihat sangat terkejut.
"Apa maksudmu?"
"Dia adalah wanita jalang terburuk yang pernah kukenal."
"Siapa maksudmu, Sasuke-kun?"
Sasuke tidak menjawab. Ia hanya memegang dadanya.
Sakura mengelus punggung Sasuke lembut.
"Sasuke, kau bersikap seperti orang yang patah hati."
Sasuke termenung. Patah hati? Konyol sekali. Seorang Uchiha Sasuke patah hati?
"Kau konyol, Sakura."
Sakura tersenyum. "Aku sering merasakannya, ingat?"
Sasuke bungkam. Sasuke tahu maksud perkataan Sakura.
Benarkah Sasuke patah hati? Itu tidak mungkin karena ia bahkan tidak mencintai Hinata.
Dan mungkin saja Sasuke mencium Hinata karena terbawa suasana. Ya benar, itu pasti karena Hormon Uchiha.
"Sakura. Apa kau ingin menciumku?" Sasuke bertanya dengan wajah datar.
"Apa?"
Sasuke mendekati Sakura. Jarak wajahnya hanya sejengkal dari wajah Sakura.
"Sasuke-kun..." Mata Sakura penuh tanya.
Sasuke kembali mendekatkan wajahnya.
Tapi Sasuke tidak merasakan apapun. Tidak ada debaran jantung yang bertalu-talu. Wajahnya tidak terasa panas, dan tidak ada dorongan dari dalam diri Sasuke.
"Plakk..."
Pipi Sasuke terasa perih. Tangan Sakura baru saja mendarat di pipinya.
"Aku bukan wanita murahan, Sasuke no baka." Sakura menampar Sasuke lagi. "Kau sedang membayangkan orang lain."
Sasuke melebarkan matanya. Memangnya dia membayangkan siapa? Oh iya, si jalang itu.
Menyedihkan, Sasuke sangat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sealed Destiny
FanfictionCover by @Qwiqwiw25 Telah banyak yang Sasuke capai saat perjalanan panjang penebusan dosanya. Kepercayaan Hokage, teman, dan kekuatan luar biasa. Dan setelah perjalanan jutaan mil, Sasuke menyadari bahwa ia mempunyai tugas utama. Membangkitkan kejay...