Voyage

15.1K 1.1K 141
                                    

Disclaimer: Naruto dan seluruh karakter milik Masashi Kishimoto.

Huruf Italic berarti flashback.

Sasuke membuka matanya refleks. Udara dingin di bulan Oktober membuat Sasuke agak menggigil. Ingin rasanya Sasuke menarik selimut kembali tapi pagi ini Sasuke harus bertemu dengan Hokage dan para tetua.

Sasuke mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Ini bukan motel bobroknya. Tentu saja, karena ia menginap di apartemen Sakura.

"Selamat datang kembali, Sasuke-kun..." Sakura memeluk Sasuke dengan erat malam itu.

Wajah Sasuke melembut. Sasuke melingkarkan tangan satu-satunya di pinggang Sakura.

"Arigatou, Sakura."

Mereka berpelukan dengan singkat sebelum Sasuke menarik kembali tubuhnya dari Sakura.

"Apakah kau akan kembali ke motel?" Tanya Sakura.

"Hn."

"Tidak bisakah kau..." Sakura ragu-ragu. Mukanya memerah.

"Tidak bisa apa, Sakura?"

"Menginaplah di apartemenku..."

Mata Sasuke melebar.

"Aku tahu ini konyol. Tapi bisakah kita..." Sakura menundukkan wajahnya semakin dalam. "Berbincang-bincang lebih lama?"

Sasuke mengangguk. "Baiklah..."

Sakura membuka mulutnya lebar. "Benarkah?"

Sasuke mengetuk dahi Sakura dengan dua jarinya. "Tunjukkan jalannya."

"Lewat sini, Sasuke-kun." Sakura menarik tangan Sasuke pelan.

Sepuluh menit kemudian mereka sampai di apartemen Sakura. Sasuke meneliti apartemen itu sejenak. Khas Sakura.

"Maaf kalau apartemen ini agak berantakan. Aku terlalu sibuk di Rumah Sakit." Sakura tersenyum sambil merapikan sepatu dan sandal yang bertebaran di foyer.

"Hn. Tidak masalah." Sasuke berjalan menuju sofa berlengan. Namun setelah bokongnya menyentuh sofa, ia menduduki sesuatu yang keras. Benda itu hancur diduduki Sasuke.

Sasuke berdiri untuk melihat apa yang barusan didudukinya.

"Sakura..." Panggil Sasuke kepada Sakura yang sibuk membereskan meja makan.

"Aku menduduki remote televisi-mu." Sasuke menunjukkan remote televisi yang sekarang sudah berubah menjadi serpihan.

Sakura menutup mulutnya. Wajahnya memerah. Tak lama kemudian Sakura tertawa keras.

"Malang sekali nasib remote televisi-ku." Sakura mengambil serpihan itu dari tangan Sasuke. "Sasuke si Bokong Penghancur."

Sasuke menyeringai sedetik. Bagus. Ia sudah mempunyai julukan baru di sini. Lebih baik daripada Sasuke si Pembunuh, atau Sasuke si Pengkhianat atau Sasuke si Kanibal. Sungguh, banyak sekali rumor konyol yang beredar ketika para penduduk desa melihat Uchiha Sasuke.

"Sasuke-kun, apakah barusan kau tersenyum?" Mata Sakura membulat.

"Apa maksudmu?"

"Akui saja, kau suka kan dengan julukan Sasuke si Bokong Penghancur?" Sakura tertawa geli.

Sasuke menghela napas. "Terserah kau saja, Sakura."

Sakura masih terkikik geli saat membimbing Sasuke menuju meja makan.

Sealed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang