Party in The Moonlight

14K 1.3K 204
                                    

Dear readers, i wanna say thanks for the support.

Enjoy.

"Hei, cepatlah. Nanti kita ketahuan Sadako-sensei."

Sasuke mendengar suara anak kecil tepat di bawah pohon tempatnya bersandar. Setiap hari, sebelum pelajaran dimulai, Sasuke akan bersantai di atas pohon ini untuk menikmati udara segar. Dan biasanya, suasana di sini sepi. Tidak ada murid akademi yang hilir mudik.

Sasuke mendecakkan lidahnya lalu melihat ke bawah pohon.

Sasuke melihat lima orang murid akademi sedang berkumpul untuk menyusun rencana.

"Hari ini ada pertunjukan sirkus di tengah kota. Jadi kita harus membolos." Seorang anak berbadan besar membuka 'rapat' tersebut.

"Yosh, sudah diputuskan kita semua sepakat untuk membolos." Anak lelaki berambut pirang mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Anak-anak nakal yang tidak memiliki semangat api. Sasuke tertawa pahit dalam hati.

"Tapi kan, sekarang kan Hinata-sensei yang piket. Dia tidak bisa dikelabuhi oleh bunshin kita." Satu-satunya perempuan di kelompok itu angkat bicara.

"Tenang saja, Sadako-sensei kan baik. Dia tidak akan mengadukan kita kepada kepala sekolah."

Sasuke yang tengah menguap langsung menutup mulutnya. Ia menyeringai. Hinata Hyuuga alias Sadako-sensei ternyata guru yang selalu dikerjai murid-muridnya.

Tipikal Hinata Hyuuga. Dia terlalu baik kepada semua orang. Padahal mudah sekali menghajar anak-anak nakal ini.

Sasuke turun dari pohon untuk menyapa adik-adik kelasnya.

"Huaaa... Siluman Tengu." Teriak salah satu dari mereka.

Sasuke menyeringai lagi. Apa ia seseram itu? Ia memang memakai pakaian serba hitam, tapi masa iya Sasuke terlihat seperti siluman gagak?

"Apa yang kalian lakukan disini? Apa kalian membolos?" Sasuke membuat suaranya seseram mungkin.

"Ampun Tengu-jisan, kami anak baik. Kami tidak bermaksud membolos. Jangan bawa kami ke neraka."

Kelima anak nakal itu berlutut di depan Sasuke dan bersujud beberapa kali.

Sasuke hampir saja tertawa tapi mata arangnya menangkap sosok Hinata Hyuuga yang tergopoh-gopoh berlari menuju ke arahnya.

"Uchiha-sama. Jangan berlebihan. Mereka hanya anak kecil."

"Huaaa... Sadako-sensei, ups... Hinata-sensei. Tengu-jisan memarahi kami." Anak-anak itu menangis mengadukan nasib mereka kepada gadis yang kini mengikat rambutnya menjadi ponytail.

Sasuke melihat rona merah di pipi Hinata. Dan beberapa saat kemudian Sasuke dapat melihat senyum lebar di wajahnya.

"Anak-anak, kakak ini bukan Tengu. Lihat baik-baik, dia manusia biasa."

Anak-anak nakal itu menatap Sasuke dari atas ke bawah.

"Lihat? Dia adalah Sasuke-niisan." Hinata berdiri di samping Sasuke. "Ayo, beri salam."

Anak-anak itu berdiri.

"O-Ohayou gozaimasu, Sasuke-jisan."

Sasuke mendengar suara tawa halus dari gadis di sampingnya. Hinata tertawa geli sambil menutup mulutnya.

Ji-san? Apakah ia terlihat setua itu?

"Apa yang kau tertawakan, Hyuuga Hinata?" Sasuke memberikan tatapan maut kepada Hinata.

"Sumimasen, Uchiha-sama." Hinata berhenti tertawa.

"Kalian berlima, cepat kembali ke sekolah." Hinata memberikan perintah.

Sealed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang