Pride and Prodigy

12.2K 1.1K 173
                                    

Hinata menatap taman kebanggaan keluarga Hyuuga. Matanya menyapu seluruh detail taman itu dengan teliti.

Bulan Desember. Bulan kelahiran Hinata.

Hinata menggenggam bunga Poinsettia di tangannya. Bunga merah yang hanya tumbuh di bulan Desember.

Sebelumnya Hinata tidak pernah menyukai bunga ini. Warnanya terlalu mencolok. Hinata lebih menyukai warna lembut seperti ungu, pink, fuschia. Namun entah mengapa, sekarang Hinata lebih memperhatikan sesuatu yang berwarna merah. Mengingatkannya akan sesuatu yang ia tidak tahu apa. Mungkin sebuah benda, atau seseorang.

Hinata mencelupkan ujung kakinya di kolam yang membeku. Kimono tipis yang dipakainya membuat Hinata menggigil. Namun ia suka sensasi dingin ini.

Dan ia mencelupkan kaki yang satu lagi.

Kimono yang dipakai Hinata tersingkap saat Hinata mencelupkan kakinya. Memperlihatkan kulit paha Hinata yang halus tanpa cela. Biasanya, Otou-sama akan memarahinya karena itu membuat Hinata masuk angin. Hinata hanya tersenyum mengingatnya.

Lihat, Hinata-sama mempertontonkan tubuhnya.

Karena hanya tubuhnya yang bisa ia pergunakan.

Ia telah mengambil Neji-sama dari kita, dan sekarang dia bertingkah seperti wanita rendah.

Semoga para dewi menghilangkan kutukan pada jiwa Hinata-sama.

Hinata mengingat pula apa yang para pelayan itu katakan. Hinata dianggap seperti hama. Karena telah menyebabkan sang Hyuuga Prodigy Neji Hyuuga tewas di medan perang.

Semua orang di klan tahu bagaimana perasaan Neji pada Hinata, yang saat itu sibuk mengejar cinta seorang Naruto Uzumaki. Sehingga Hinata tidak menyadari perasaan Neji yang sebenarnya.

Semua anggota klan mengutuknya, menyalahkannya dan menggunjingnya dengan tatapan mata penuh benci.

Betul. Harusnya Hinata saja yang mati saat itu.

Air mata jatuh dari mata Hinata. Air mata yang dingin karena angin Bulan Desember ikut meniupnya.

"Hinata-sama..." Terdengar suara lembut memanggilnya.

"Tokuma-nii-sama..." Hinata tersenyum.

Hinata melihat Tokuma memakai kimono abu-abu dengan haori tebal berbulu dan hakama yang lebar.

Tokuma membuka haori-nya dan memakaikannya ke tubuh Hinata.

"Disini dingin, Hinata-sama. Ayo masuk." Tokuma merengkuh tubuh mungil Hinata dan membimbingnya menuju ruangan yang dulu menjadi kamar tidur Hinata saat masih menjadi Souke.

Tokuma memerintahkan pelayan yang berada di depan pintu kamar Hinata untuk membawakan teh dan cemilan.

Hinata melihat hidung pelayan itu mencebik jijik. Mereka pasti membayangkan skandal yang akan terjadi di kamar itu. Tapi Hinata tidak peduli. Mereka hanya cemburu karena Tokuma Hyuuga adalah salah satu Souke favorit wanita Hyuuga baik Souke maupun Bunke.

Tokuma membelai rambut Hinata lembut. "Kau tahu kan malam ini semua klan terpandang akan datang. Juga beberapa orang dari negara lain. Kau harus bersiap sebelum terlambat, Hinata-sama."

Hinata mengangguk.

Malam ini adalah malam dimana ayahnya akan memperkenalkan Hinata pada seluruh laki-laki potensial di Negara Api maupun di negara lain. Sebenarnya sangat jarang keturunan Hyuuga yang diperbolehkan menikahi orang di luar klan. Tapi Hinata yakin, ayahnya yang haus akan kekuasaan sedang bermain-main dengan ide menikahkannya dengan klan lain bahkan pimpinan negara lain.

Sealed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang