19 | Door

108 21 0
                                    

TV yang menyiarkan drama pada petang itu di tonton oleh Jungkook, fokus. Namun, fokusnya menghilang apabila Jimin terus berdiri di hadapannya sambil memasukkan tangannya ke dalam poket seluar.

" Busy ke? " tanya Jimin.

Jungkook mengalihkan kepalanya sambil menghirup air kultur yang dipegangnya dari tadi sebelum menjawab,

" ya busy "

" Kalau macam tu ikut aku, " kata Jimin selamba. Dia terus berjalan lalu meninggalkan Jungkook yang masih terpinga-pinga di atas sofa di ruang tamu tersebut.

Tiba-tiba, langkah Jimin terhenti lalu dia memusingkan badannya menghadap Jungkook dengan laju.

" Ikut dekat-dekat, tapi jangan dekat sangat, " arah Jimin kepada lelaki yang masih melihatnya itu.

" Ingat aku nak dekat-dekat? Baik aku ambik nyawa kau " jawab Jungkook sambil menjelingnya.

" Itu lah apa yang aku nak pastikan " kata Jimin. Jungkook mengerutkan dahinya sambil memuncungkan bibir merahnya.

" Nasib aku " sambung Jimin. Dia terus menggerakkan sedikit kepalanya untuk mengarahkan Jungkook mengikutnya dari belakang.

Dia terus berjalan keluar dari sebuah pintu. Bercat putih dan menarik. Serta, nampak seperti mahal. Jungkook yang masih duduk di atas sofa melihat gelagat lelaki tersebut.

Jimin terus melangkah keluar. Dia membuka satu lagi pintu kayu. Bunga-bunga yang terdapat di situ sama seperti sebelum dia berjumpa dengan Euntak.

Dia memusingkan kepalanya ke belakang untuk memastikan Jungkook bersama dengannya. Namun, hanya ada dia seorang sahaja di dalam taman yang dipenuhi dengan bunga soba tersebut.

" Apa yang dia cakapkan tu? " Jungkook terus meletakkan minuman kulturnya itu di atas meja berdekatan dengan sofa berwarna coklat itu.

Dia terus berjalan menghala ke arah pintu yang tadinya digunakan oleh Jimin. Terus dia membuka pintu itu. Namun, tiada kelibat Jimin.

Matanya hanya dapat melihat kedaan di luar kediaman yang besar itu. Dia menutup semula pintu utama rumah tersebut lalu melihat sekeliling. Mencari Jimin.

Pada masa yang sama, Jimin yang berada di kawasan taman yang dipenuhi dengan bunga yang amat indah, sedang mencari juga Jungkook.

Akhirnya, Jimin keluar dari taman tersebut dengan menggunakan pintu yang diperbuat dari pada kayu. Dia menolak pintu kayu tersebut lalu muncul di ruang tamunya semula.

Pintu utama yang digunakannya tadi mula ditolak lalu keluar dari kediaman rumahnya yang mewah itu. Matanya terus melilau melihat Jungkook yang sedang terpinga-pinga, masih tidak sedar dengan kehadirannya.

Jungkook terus memusingkan kepalanya apabila kedengaran bunyi derapan kasut mendekati dirinya. Mereka berdua terus saling berpandangan.

" Kenapa kau keluar dari situ? " tanya Jungkook sambil menelengkan kepalanya ke kiri, melihat pintu utama tersebut.

" Pelikkan? " Jimin terus terdiam. Dia seperti memikirkan sesuatu.

" Perempuan tu buat benda yang malaikat maut sendiri pelik dan tak boleh buat, " Jimin memegang dagunya sambil memusingkan badannya, melihat ke langit. Berfikir sekali lagi.

" Perempuan? Siapa? Siapa buat apa? " tanya Jungkook banyak kali, namun, tidak memperoleh sebarang jawapan dari mulut Jimin.

" Buat sekali lagi " Jungkook terus berjalan lalu mendekatkan tubuhnya di belakang Jimin. Rapat.

" Berambuslah! " jerit Jimin. Dia terus menjauhkan dirinya. Terkejut. Jimin memegang pipinya yang memerah.

" Apa kau buat?-"

❝GOBLIN❞Where stories live. Discover now