p i t u l a s

10K 1K 24
                                    

Ini udah hari kesekian gue canggung sama bos Sehun, semenjak hari itu gue gak berani lagi manggil dia bihun. Gue terus-terusan ngeyakinin diri gue buat pindah daripada stay disini.

"Kay ini hari terakhir lo jadi asistennya bos Sehun kan?" Tanya Indi

"Iya, eh btw gue mau susu pisang punya lo dong."

"Udah dapet jatahnya satu-satu juga, nih karena gue baik!"

"Selaw mba."

"Lo nanti ikut makan malam kan?"

"Mmm, gue cape mau tidur aja di apart."

"Oh yaudah."

"Ternyata makanan di kantin kita enak, kenapa bos Sehun sering banget ngajak kita makan diluar ya?"

"Gak tau juga sih, bos Sehun itu gak mau ngegunain fasilitas kantor. Padahal kantor ini punya dia."

"Rangkaya sabeb."

"Iyalah haha."
.
.
.
.
.
Setelah ngeberesin berkas-berkas yang numpuk gue langsung keluar dari ruangan. Lift sampai dengan seorang CEO Oh didalamnya. Pas gue pengen masuk, bos Sehun langsung narik tangan gue dan ngebawa gue kembali keruangan.

"Bukannya ada yang harus dibicarakan?" Tanya bos Sehun

"Jadi, kamu pilih mana?"

Lah bos Sehun juga tau tentang itu? Gagal kabur deh gue.

"Kamu.."

"Saya mau pindah bos, maaf udah bohong dan banyak ngerepotin bos. Makasih juga buat semuanya." Kata gue sambil ngasih paper bag dengan baju 'Irene' didalamnya.

Gue udah tau semuanya, kak cy udah jelasin tentang Irene. Sekarang gue cuma perlu selesain urusan sama bos Sehun biar masalah yang gue perbuat ini kelar.

Gue ngebungkukin badan sembilan puluh derajat abis itu gue langsung pergi ke arah pintu, tapi bos Sehun lagi-lagi nahan tangan gue.

"Saya butuh kamu."

*****

"Jadi kamu yang selama ini nemenin saya main game online?" Tanya bos Sehun

"Haha, saya juga gak tau bos. Saya aja gak nyangka kalo bos itu Seth."

"Sekarang kita makan kemana nih?"

"Hm, ke daerah Myeongdong aja kan disitu banyak makanan enak."

"Oke."

Jadi sekarang udah gak ada yang gue sembunyiin dari bos Sehun, Kak Cy dan bokap gue.

Gue sekarang seneng banget. Kenapa gak dari dulu aja gue jujur? Kalo dari dulu gue jujur semuanya gak akan rumit dan gue tetep bahagia.

Bos Sehun yang friendly dan nganggep gue sebagai adek, kakak gue yang selama ini gue benci ternyata sayang sama gue, bokap gue yang gue kira gak peduli sama gue ternyata dia lebih peduli sama gue.

Tes..

Air mata gue netes.

Ah sialan kenapa gue harus baper dikeadaan kayak gini?

Bos Sehun ngasih gue tisu. Gue elap air mata yang dari tadi ngalir di pipi gue. Gue natap dia yang lagi nyetir, dan dia natep gue balik.

"Jujur itu melegakan bukan?"

Gue ngangguk dengan idung merah kayak rudolf.

"Menutupi kebohongan dengan kebohongan itu gak baik. Lebih baik setelah berbohong kamu jujur. Dan lebih baik lagi kalau kamu jujur dari awal."

"Semua manusia punya kebahagiaanya masing-masing. Jangan berpikir kalau berbohong akan membuat kamu bahagia, justru berbohong hanya akan membuat kamu nampak menyedihkan."

"Bos kok bijak banget sih? Abis makan apa?"

"Kamu gak bisa diajak serius apa?" Kata bos Sehun sambil ngegeplak pala gue pelan

"AW SAKITT!" Teriak gue

Beberapa menit kemudian kita sibuk nyari restoran yang pas sampai gue nemu satu restoran kesukaan mendiang ibu gue.

"Bos kita makan di situ aja." Ucap gue sambil menunjuk salah satu restoran kecil di pojokkan

"Kita parkir disini aja, kalau disana ngehalangin jalan."

"Iya."

Kita turun dan langsung masuk ke restoran itu. Di dalem suasananya ramai seperti dulu. Sampai mata gue menemukan Indi.

Apa gue harus tetap menggunakan kebohongan demi kebahagian?

CEO OH ×OSH×Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang