Chapter I

224 8 0
                                    

Genangan air mengalir membasuhi wajahku, mengarungi kulitku, dan mengantarkan dinginnya menancap kedalam saraf-saraf Krauseku, dan seketika menimbulkan getaran di sekujur tubuhku.

" Cam... ini musim Dingin dan aku tak mengerti kenapa kau terus-menerus membasuh wajahmu" ujar Marceline yang sedari tadi memperhatikanku.

" Kau tahu, terus -menerus mencuci wajah tak akan membuatmu luput dari jerawat "

"aku tak melakukannya untuk menghindari jerawat Marce...." Ujarku seraya mengambil handuk kecil di tangan Marceline dan mengeringkan wajahku

"aku hanya... entahlah aku merasa nyaman saat bersentuhan dengan air..."

Marceline hanya tersenyum kecil menatapku. Mungkin ia menganggap aku orang aneh.

"Cam kau seperti freshmen yang tidak pernah tahu kalau Albergue menyediakan air panas"

"Marce kita sudah 3 tahun di Alburgue bagaimana aku tidak tahu? Aku hanya merasa air dingin terasa lebih baik"

"heheh ya ya terserah kamu deh... pantesan makin pucet" ledeknya

Aku hanya tersenyum memandang Marce.

Anyway, this Is Marceline, sekilas kau melihatnya mungkin kau akan membayangkan gadis innocent, lugu tidak dewasa ya apapun itu, tapi percayalah itu yang akan ada dipikiranmu sebelum mengenalnya, faktanya ia tak seperti itu.

Maksudku dia sangat tidak innocent, ya... kalau kau cukup mengerti.  Dan Marceline ini agak aneh karena dia percaya dengan Alien, dan dia mudah dibohongi oleh gossip ya jadi... siapkan tenaga untuk berdebat apakah Alien itu ada atau tidak.

Kalau dilihat sekilas Marce, begitulah kami memanggilnya, terlihat seperti gadis yang unik, mata besar, kulit eksotis, rambut hitam lebat, cantik sih... tapi hey dia tidak secantik itu, jadi jangan bayangkan dia seperti gadis dari Amerika latin.

Dan faktanya... dia turunan India, untuk kota kecil seperti Marwolaeth yang mayoritas berpenduduk layaknya Vampir yang amat pucat, Marceline ibaratkan Matahari diantara bintang, mencolok sendiri... ya kalian mengerti maksudku.

Aku dan Marceline keluar dari dalam toilet dan sekelebatan Siswa terlihat keluar dari kelas saat bel berbunyi. Waktu menunjukan pukul 4 dan yeah... saatnya pulang! Walaupun kata pulang bukanlah kata yang tepat, karena faktanya, Alburgue adalah rumah kami.

So...welcome to Alburgue salah satu Asrama favorit di kota kecil kami, Marwolaeth City. Where discipline meet luxury

 Alburgue menyuguhkan pelayanan yang tidak seperti kebanyakan asrama lainnya, bisa dikatakan Alburgue terasa seperti hotel berbintang karena fasilitasnya yang lengkap dan asramanya yang nyaman, dan yeah, walaupun begitu, Alburgue mempunyai aturan yang sangat ketat mengenai sopan santun maupun pelajaran.

 Alburgue juga merupakan asrama umum yang terdiri dari 5 gedung, dua gedung untuk Asrama, untuk Lelaki di Utara dan perempuan di Selatan, satu gedung khusus untuk Kelas maupun ruang guru, satu gedung pembelajaran yang berisi bermacam-macam laboratorium, gym maupun kolam renang indoor dan satu gedung asrama guru maupun klinik sekolah.

Aku dan Marceline hendak berjalan pulang menuju asrama ketika kami melihat Karlstract, sahabat kami keluar dari kelas. Ia pun melihat kami, tersenyum dan berjalan tergesa-gesa menghampiri kami dengan setumpuk buku yang dibawanya. Dan dari raut wajahnya kami bisa menebak dia mungkin sedang bahagia.

Cara berjalan Karl selalu terlihat kaku, tubuhnya yang menjulang tinggi membuatnya terlihat berjalan bungkuk dan dengan mudah menabrak semua orang.  Dari mata kecilnya semua orang bisa melihat Karl sebagai gadis dengan pikiran terbuka, cerdas dan selalu melihat kedepan. Dan yeah... Karl juga merupakan salah satu spesies unik karena dia bermata sipit, kulit kuning, rambut hitam ...  tubuh tinggi, otak cerdas... tapi jangan bayangkan wanita Asia yang cantik, karena dia Asia gagal. Tapi dia tetap cantik kok, buktinya Harry mau ngegebet dia... ehem

Marwolaeth CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang