Aku memandang Cam yang perlahan turun kebawah, Typhon telah mati...meledak berkeping-keping. Monster-monster itu hilang, menyisakan Marwolaeth yang porak-poranda dalam keheningan. Asap dimana-mana, petir dan kilat perlahan menghilang walau langit masih terlihat gelap.
Aku menangis sambil mengadahkan Owen diatas pangkuanku, menyentuh lembing yang menancap pada dadanya. Cam turun, yang lain berjalan mendekatiku dan Owen, melingkari kami.
Ayah Owen mendekat, kemudian ia berubah wujud dengan pakaian yang terlihat begitu kuno, dia terlihat seperti raja, atau apalah itu mereka menyebutnya dewa. Ia berjongkok, memandang Owen yang masih bisa tersenyum.
Para Vampire turun memenuhi jalanan Marwolaeth, wanita Vampire tadi hilang entah kemana. Aku tidak bisa menahan tangisku, tidak ada yang bisa kami lakukan selain menunggu Owen menghembuskan nafas terakhirnya. Bahkan Rick yang biasanya dingin padanya kali ini melepas kacamatanya, menunduk memberi penghormatan.
" Marceline..." panggil Owen seraya tersenyum kearahku
Owen mendekatkan tanganku pada lembing yang menghunus dadanya.
"Tarik..." pintanya
"apa!?"
"Tarik!"
Aku ragu, tapi aku memandang teman-temanku dan mereka semua mengangguk. Perlahan aku menarik lembing perak tersebut dari dadanya, yang menyisakan darah perak yang menyembur keluar.
Owen meletakkan kedua tanganku diatas dadanya, sambil bernafas berat.
" Aku punya hati... dan... aku rasa ini juga milikmu tapi..." Owen menghentikan kalimatnya sambil terbatuk
Ayahnya mengusap keningnya, air mata jatuh diatas pipi Owen.
" lupakan aku... mungkin ada orang lain yang bisa mencintaimu lebih dari aku..." ujarnya sambil memandang Rick
Aku menoleh kearah Rick, seketika wajahnya memerah.
Aku menangis memandang Owen, ia menyentuh pipiku dengan darah ditangannya, menarikku menciumnya untuk yang terakhir kalinya. Bibirnya perlahan bergerak menciumku, tapi mendadak aku merasakannya berhenti.
Aku mengangkat kepalaku dan menyaksikannya mati, aku menyentuh jantungnya yang sudah tidak berdetak lagi. Aku menangis, berteriak tidak karuan memanggil namanya, mengatakan betapa aku mencintainya.
Karl dan Cam berjongkok memelukku sambil menghapus air mataku, mereka ikut menangis dan menarikku berdiri selagi para tentara menutupi Owen dengan kain membawanya untuk dikuburkan.
Aku memandang mereka yang membawa Owen memasuki mobil Ambulans yang datang, bersiap untuk pemakamannya.
*******************************************************************
Kami semua berdiri menyaksikan pemakaman Owen yang berada tidak jauh dari Camp militer. Beberapa jam yang lalu setelah semua yang terjadi, langit begitu cerah, dua matahari yang lain menghilang. Tapi sekarang, matahari sudah meninggi, hari yang gelap ini akan berakhir.
Marceline masih menangis dan Cam masih mencoba menenangkannya walau aku tahu pasti sulit baginya untuk menerima semua ini. Harry mendekatiku dan seketika angin sore berhembus. Ia berdiri di sampingku dan perlahan tangannya menggenggam erat tanganku.
" Mau lihat matahari terbenam?" tanyanya
Aku menoleh kearahnya, disaat seperti ini dia masih sempat mengajakku menyaksikan matahari terbenam. Aku memandang hamparan rerumputan hijau yang sedikit tertutupi salju tapi masih dipenuhi alang-alang yang menari tertiup angin.
" Di pemakaman...?" tanyaku
Harry tersenyum, kemudian ia menggeleng
" Ada padang yang gak begitu jauh dari sini, bagus deh..." ajaknya
Aku tersenyum, kemudian ia menarik tanganku, diam-diam meninggalkan yang lain. Kami berjalan cukup jauh, selama berjalan kami tidak banyak bicara, mungkin memang hari ini begitu melelahkan, menyedihkan... entahlah
Aku menapakan kakiku di padang yang Harry maksud, memandang langit jingga didepan mataku. Angin berhembus membelai rambutku yang terkuncir, perlahan Harry melepasnya, kemudian ia mendekap leherku dari belakang sambil mencium rambutku. Aku mendekap tangannya, kemudian lengannya melingkari pinggangku, mengangkat tubuhku, memutarku dan kami jatuh diatas rerumputan yang tertutupi salju.
Kami tertawa, kemudian Harry menarikku, membantuku berdiri. Aku berdiri sambil memandang matahari yang perlahan turun.
" Rick bilang semuanya akan kembali normal..." bisiknya sambil mendekatkan hidungnya pada hidungku
"senormal apa?" tanyaku
" Zombie-zombie akan kembali menjadi manusia... tapi beberapa mutant yang sempat hidup, akan... tetap mati..." ujarnya
Aku memandang Harry, ia tersenyum, kemudian ia mendekat menciumku. Aku melingkari lehernya dan ia mendekap pinggangku. Aku membuka mataku, menoleh sesaat menyaksikan langit yang menggelap dan angin yang berhembus pelan.
Harry kembali menciumku tapi gerakan bibirnya berhenti ketika seseorang ymemanggil namaku. Aku menoleh, dan menatap Rick yang berdiri tidak jauh dariku.
"iya?" tanyaku penasaran
"boleh ngomong sebentar?" ujarnya
Harry memandangku sesaat, mempersilahkanku berbicara dengan Rick. Rick membawaku masuk ke belantaran pepohonan, aku sebenarnya penasaran kemana ia akan membawaku. Kemudian tidak lama cahaya seakan muncul dari balik pohon, terlihat seperti kunang-kunang, tapi kemudian menyatu dan...
Cassela... seketika Cassela sudah berdiri di depanku, kemudian ia tersenyum kearahku.
"Well, kau sudah bertemu sepupumu?" tanya Cassela sambil tersenyum menoleh kearah Rick.
"Apa!? Sepupu?" tanyaku kebingungan
" Karl... ini ibuku..." ujar Rick
"APA!???? Tunggu... sebenarnya apa yang terjadi???"
" Cassela ini dewi Oracle, dia istrinya Byrius, ayah Owen..."
"jadi... kau ini saudaranya Owen???!" tanyaku setengah terkejut
Rick menggeleng pelan " beda ayah..."
"te...rus???"
" Byrius jatuh cinta pada Valerie, putri Dracula, ibuku mengutuk Byrius tapi Typhon melepaskan kutukannya, maka itu Byrius berhutang bekerja pada Typhon..."
"Typhon menyembunyikan Valerie dan tidak akan melepasnya pada Byrius sebelum ia menguasai dunia, tapi semuanya sudah berakhir sekarang. Valerie bebas dan aku rasa tadi aku melihatnya saat Cam membunuh Typhon..." ujar Cassela
Aku mengerutkan keningku masih sedikit bingung
" Vampire yang ditengah tadi???" tanyaku
" Dia ibunya Raymond, dan saudara-saudaranya. Sebelumnya dia sudah menikah dengan salah satu bangsawan Vampire..." jelas Cassela
Aku mengangguk
"lalu? Aku... sepupunya Rick???" tanyaku tidak mengerti
" iya... ibumu itu saudaraku, jadi kalian ini sepupu..."
"Dan Owen saudara tirinya?" tanyaku
Cassela mengangguk pelan
" Semoga beruntung Karl... Tidak lama lagi semua akan kembali normal, manusia-manusia akan kembali normal, mungkin akan butuh waktu yang sedikit lama untuk mereka menelan semua kekacauan ini..." ujarnya
Cassela terbang dan seketika tubuhnya menghilang menjadi percikan cahaya. Aku tersenyum memandang Rick, sedikit terkejut dengan fakta kalau dia sepupuku. Ia tersenyum kearahku memamerkan behelnya yang berwarna-warni. Aku menarik pundaknya, memeluknya sambil berjalan keluar hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marwolaeth City
RomanceCam, Karl dan Marceline adalah tiga sahabat yang tinggal di ibukota Duisser State, Marwolaeth City . Diawali dari mimpi dan ketidak percayaan akan hal-hal ghaib telah mengubah hidup dan kota mereka menjadi gelap gulita. Pembongkaran indentitas merek...