Chapter XVIII

43 2 0
                                    

Aku mengetuk pintu pondok Rick, sambil menoleh ke jam tanganku. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore. Seperti yang aku janjikan, sore ini aku akan memenuhi tawaran minum teh dari Rick, dengan syarat dia akan menceritakanku sesuatu.

Rick membuka pintu, lalu tersenyum memandangku.

“Hai Marceline… silahkan masuk” ujarnya sambil membukakan pintu

Aku masuk ke pondok Rick , seketika udara didalam terasa hangat dan wangi sandalwood menyeruak masuk kedalam indera penciuman ku. Pondok Rick terlihat seperti perpustakaan, rak buku berjejer dimana-mana, dengan meja-meja yang berjejer didekatnya, ada peta dunia yang dipajang di dinding dan globe yang diletakkan diatas meja.  Sebuah perapian yang berada tak jauh dari rak-rak buku menebarkan hangat ke sekujur tubuhku.

Rick mempersilahkanku duduk disebuah kursi yang menghadap langsung ke jendela. Pemandangannya mengahadap hutan pinus Selatan, dengan sebuah danau indah yang terlihat tidak membeku walau sedang musim dingin. Didepanku, ada sebuah meja bundar yang dipenuhi dengan cangkir-cangkir dan dua teko berisi kopi dan teh, serta beberapa biskuit dan kue.

Aku dan Rick duduk. Rick menuangkan the kedalam cangkir dan memotongkan Tiramisu untukku. Aku mengalihkan pandangan sesaat kearah jendela sambil menyeruput teh dan menikmati kudapan yang diberikannya, lalu tanpa basa-basi lagi, aku langsung bertanya.

“aku tahu terkesan lancang, tapi bisakah kau mulai menjelaskan sesuatu padaku”

Rick berhenti menyeruput cangkir tehnya, lalu ia berdeham.

“oh iya sebentar…”                                                                               

Rick  berjalan menuju salah satu rak bukunya, seketika tangannya bergerak cepat menyusuri sela-sela rak seakan mencari sesuatu, kemudian ia menarik keluar sebuah buku yang sangat tebal, dan berdebu.

Ia memandangi buku tersebut sambil membulak-balikannya, mencoba memastikan dia mengambil buku yang benar kemudian ia kembali duduk dan membersihkan buku tersebut dari debu, dan meletakkan buku itu diatas meja. Aku memandang buku itu, judulnya tertulis dengan entah huruf apa namanya, sampulnya berwarna coklat dan halamannya sudah terlihat coklat dan memudar.

“ ini buku apa?” tanyaku

Rick tersenyum sambil membuka lembaran buku itu.

“Sebelumnya aku ingin tanya padamu, apa kau tahu seluruh isi ramalannya?”

Aku menggeleng

Untuk kali ini aku sangat berharap Rick tidak menjelaskan terlalu membelit-belit karena pasti akan tetap berakhir dengan tanda tanya. Aku memohon dalam hati agar ia mau memperjelaskan semuanya dengan mudah.

Rick menatapku, dan menarik nafas pelan-pelan.

“ Ada sebuah mahluk, namanya Typhon, dia dulu disegel jauh didalam neraka oleh para Vampire dan Oracle dengan perjuangan berabad-abad. Baik Vampire, Oracle dan Lycan tak ada yang menyukainya, dia pembawa kehancuran. Awalnya dia bersekutu dengan bangsa Vampire, yang saat itu sedang menyiapkan perang besar dengan para Lycan. Tapi kau tak bisa mempercayai Typhon, dia itu pengkhianat. Dia mengkhianati bangsa Vampire dan mulai bermain mata dengan para Lycan”

Aku menatap Rick lurus, memandangnya dengan tatapan terkejut, aku tak pernah tahu hal seperti itu nyata, dan aku tak pernah mendengar soal Typhon. Typhon? mahluk apa itu?

Aku berfikir Rick mulai berbicara serius, dan aku juga berasumsi kalau yang kami hadapi lebih serius dari sekedar Zombie.

“lalu suatu hari ada yang membebaskannya,dengan tujuan menggunakan Typhon untuk balas dendam. Dia kembali ke bumi, menyamar menjadi manusia, dan mengadu domba bangsa Vampire dan Lycan. Situasi diantara keduanya memanas, lalu meletuslah perang ghaib, yang jatuh pada 13 Jully tahun 1820. Typhon ditakdirkan hidup dalam keabadian, dia adalah raja dari semua mutant, dia percampuran antara Vampire, semua Oracle, dan Lycan, bahkan kekuatan dan kemampuannya melebihi dari itu semua, wujud aslinya sangat mengerikan, dia punya sayap kelelawar, berkaki enam dengan cakar-cakar Werewolf yang lebih tajam dari permukaan samurai, Taringnya panjang, wajahnya percampuran antara kelelawar, kambing dan serigala”

Marwolaeth CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang