Chapter XIX

46 2 0
                                    

KLAANGGGG

Rick kembali melempar kaleng sodanya, entah sudah yang keberapa. Aku hanya duduk diatas lantai sambil memungutinya, kemudian menyusun mereka membentuk ‘Can’s Cherleader…

Harry dan Jack hanya memperhatikanku dan Rick sedari tadi, Rick membuka kaleng, minum, habis, buang dan aku memungutinya dan menyusun pola dari kaleng tersebut…

“ kita sudah menghabiskan berjam-jam melakukan hal-hal bodoh SEDANGKAN WAKTU KITA TINGGAL 4 HARI LAGI!!!” teriak Harry

Kami semua terdiam, wajah Harry memerah, seperti yang biasa terjadi kalau dia stress.

“ habis mau bagaimana lagi…” gumam Jack

Harry mengadahkan kepalanya ke tembok, sambil sesekali menjedotkan otak pintarnya. Aku berfikir kenapa orang-orang pintar begitu ceroboh menggunakan otak mereka.

“ ya… kenapa kita tidak menerobos pergi? Kita ini kan… remaja, remaja itu kan rebel… kenapa kita tidak kabur saja?”

Aku hanya bisa mendengus mendengar ide Harry. Rick kembali melempar kaleng sodanya, aku kembali menyusunnya. Harry berjalan kearahku dan menendang tumpukan kaleng tersebut.

“Hey…! Aku hampir buat Pyramid!” ujarku

Kami semua terdiam, memandangi Harry yang terlihat mengerikan. Aku merasa tidak lama lagi semua orang akan menjadi gila. Rick terlihat seperti orang yang mabok soda, karena ia bertingkah begitu aneh dan bicaranya ngelantur.

Dan didepanku, berdiri seorang Mad Genius. Lalu aku mulai teringat pada film Hulk dimana ada seorang ilmuwan yang cerdas yang kebetulan sedang membuat suatu percobaan dan percobaan itu tumpah mengenai tubuhnya. Dan setiap kali dia marah… dia merobek bajunya, berteriak, berubah menjadi hijau dan tumbuh tinggi bagaikan monster.

Tidak menutup kemungkinan kalau Harry juga bisa seperti itu.

“ayolah kawan lakukan sesuatu… kalian takut pada komandan bodoh itu? Persetan dengannya!”

Kami semua hanya bisa menyaksikan Harry yang meledak. Harry menghembuskan nafasnya, dia menarik tanganku agar aku bangun. Dia berjalan kearah sofa dan membopong Rick, memaksanya agar ia berdiri, walau dia terlihat seperti karet yang sulit ditegakkan.

“kita keluar dari sini, dan aku tidak peduli dengan siapa kita berurusan” ujar Harry

Harry berjalan didepan, tanpa membawa apapun. Dia hanya bermodalkan nekat dan emosi untuk melangkah keluar dan melakukan sesuatu. Tapi tidak ada yang mencoba menghentikannya, karena memang itulah yang kami inginkan.

Aku, Rick dan Jack mengikuti Harry dibelakang, biarkan dia yang menjadi komandan. Harry berdiri didepan lift dan tidak lama pintu terbuka dengan beberapa orang didalamnya yang terlihat sedikit ketakutan ketika melihat kami.

Ya… siapa yang tidak takut melihat dua cowok mabok memasuki lift?  Aku masuk kedalam lift, suasanya seketika menjadi hening, dan tidak lama kami turun kelantai satu.

Orang-orang di lorong menatap kearah kami, entah apa yang salah. Walau faktanya, kami memang aneh. Harry mendorong pintu dengan kedua tangannya dan seketika angin berhembus lembut membelai rambutku.

Harry menghentikan langkahnya sejenak, kemudian dia menolehkan pandangannya pada gedung persenjataan. Aku beradu pandang pada Jack, dan ia hanya menautkan alisnya sambil menunggu apa yang hendak Harry lakukan.

Dengan penuh percaya diri, Harry melangkah sedangkan kami hanya bisa mengikutinya di belakang. Ketika kami berdiri didepan gedung persenjataan Harry langsung menerobos masuk kedalamnya seperti gangster.

Marwolaeth CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang