Menjauh

262 7 0
                                    

Maaf terkesan egois, baru di awal saja sudah banyak maunya. Tetapi, aku boleh berharap sesuatu tidak? Sederhana saja, tidak perlu mengeluarkan banyak biaya atau pun tenaga. Hanya perlu dilakukan sepenuh hati. Mau ya?

Aku mau kamu pergi dahulu. Iya, pergi. Kamu tidak salah baca kok, dan aku benar - benar mengharapkanmu pergi sejenak. Mungkin, kamu akan bilang egois. Ah, atau mungkin, kamu akan mengutuk aku, seraya bilang "Setelah yang kita lakukan sejauh ini, kamu mau aku pergi?! Maksud kamu apa?!" Itu baru tulisan, untungnya aku tidak menyampaikannya secara langsung, bisa habis aku di pukulanmu. Tetapi, yang ku maksud ini adalah sungguh - sungguh.

Aku tidak pernah bilang, aku tidak mencintaimu. Jujur saja, dirimu selalu melangkah dan menari - nari kecil di dalam kepala gilaku. Membuatku selalu termangu melihatmu, bahkan hampir tidak bisa menolak semua permintaanmu. Di dalam kepalaku, kamu akan bilang, dirimu sendiri itu egois. Ingin rasanya kamu menghukum dirimu sendiri di dalam kepalaku. Percayalah, yang seperti itu pun, aku masih tetap sayang padamu hingga ujung terkecil.

Aku tidak pernah bilang, dengan menyuruhmu menjauh, itu berarti aku berhenti mencintaimu. Tidak. Gila saja aku melakukan hal itu. Kalau ku lakukan, yang ada hanyalah batin tersiksa. Entah kamu merasakannya atau tidak, yang jelas, itu yang kurasakan. Tidak bertemu denganmu sehari saja sudah membuat diriku tak waras. Bagaimana rasanya tidak ada kabarmu dalam setiap hariku?! Aku benci itu, jujur saja.

Aku tetap padamu. Semua yang kamu sebutkan, pasti ku jawab iya. Terutama yang kamu butuhkan. Kalau yang kamu inginkan? Tidak bisa, terkadang kita tidak pernah mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan? Seperti kali ini, aku menginginkanmu, sangat. Tetapi, keadaan untuk sekarang belum memungkinkan. Tidak tahu nanti, kita lihat saja.

Puisi BernyanyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang