Penjahat itu bernama manusia.
Melakukan kejahatan sedikit demi sedikit.
Tanpa merasa, bahwa telah menyakiti banyak hati.
Bertanya seenak jidat, misalnya.
Kapan kamu lulus?
Kapan kamu menikah?
Kapan mau buat buah hati?
Kapan tambah anak lagi?
Kapan?
Kapan?
Kapan?
Dan kapan?
Kenapa?
Kenapa mereka bertanya seperti itu?
Maksudku, apa pentingnya?
Apa pentingnya bagi mereka soal itu?
Aku tak mengerti.
Atas nama basa basi.
Manusia lebih senang menyakiti hati.
Hati orang lain, yang mungkin sudah tak berbentuk lagi.
Lana - 2018.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Bernyanyi
PoesíaSekumpulan puisi yang dibuat sewaktu senggang. Sehingga mengingatkan, bahwa eksistensi manusia, benar adanya. Terbuat dari ide angin lewat sesaat, tidak ada paksaan dalam berpuisi, dan mencintai dalam kedamaian adalah salah satu nikmat paling hebat...