semua tentangmu.

55 3 0
                                    

Kurasa, kamu adalah orang yang punya banyak bakat. Bermain diksi, emosi, dan cara pikir orang adalah keahlianmu. Aku bisa mengetahuinya. Itu terlihat jelas, sejak aku mengenalmu.

Kalau kamu tanya, kenapa aku berkata begitu? Jawabanku pasti akan tetap sama, tidak tahu. Hanya terlihat dari kedua bola matamu, sangat ambisius, dan rasa-rasanya ingin memburu sesuatu. Apakah itu aku? Aku tak tahu.

Dulu kamu pernah berkata, bahwasanya menulis adalah untuk diingat. Karena kita tahu, semua orang bisa berkata, tetapi menulis adalah bukti konkrit bahwa eksistensi kita ada. Aku berfikir, waktu itu adalah kesalahan. Sekarang, aku mulai memahami sedikit maksudnya.

Ku coba buka lagi percakapan kita. Panjang, pendek, kali lebar nan tinggi. Kau bercerita seakan-akan kita adalah segala. Kita adalah dunia. Berbagi mimpi dan asa, berharap semua menjadi kenyataan nantinya.

Air mata sedikit menetes. Haha, kenapa aku bisa tiba-tiba sedih seperti ini? Maksudku, bukannya kita sama-sama sudah mengizinkan semuanya berakhir? Lalu kenapa masih ada sedih yang menetes. Ah anjing memang!

Aku terdiam. Tak ingin banyak berkata lagi. Ku tutup tulisan ini terlebih dahulu, sebelum nantinya air mataku menetes lebih deras, seperti dahulu.

Puisi BernyanyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang