Nada tidak akan pernah sendiri.
Selalu ada yang menemani, setidaknya berdua.
Begitu juga aku, tak terlalu suka menyendiri.
Meskipun ketenangan, termasuk salah satu surga dunia.
Kamu pernah bilang, untuk berusaha selalu ada.
Entah, di kala suka, maupun duka.
Tetapi, apa begitu situasi yang ada?
Aku hanya bisa geleng - geleng kepala, seraya mengutuk segala asumsi yang ada.
Aku tidak suka bersedih.
Setidaknya, energi negatif selalu ku simpan untuk diri sendiri.
Ketika tidak ada jalan keluar, ku selalu memanaskan air hingga mendidih.
Seraya, menyediakan teh kemasan, yang kemudian ku celupkan, lalu menikmatinya sendiri.
Hujan tahu betul tentang aku.
Dia tahu keluh kesahku, segala benci yang ku ucap, hingga doa yang tersimpan dalam hati.
Coba tanya padanya, apa aku pernah lupa menyebut namamu?
Apa aku pernah, lupa mendoakanmu dalam diam dan hati - hati?
Mungkin, memang begitu adanya.
Tidak semua yang kita ingin, selalu kita dapatkan.
Apa yang kita butuh, itu yang kita punya.
Lalu kenapa harus bersedih, kalau memang begitu adanya keadaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Bernyanyi
PoesiaSekumpulan puisi yang dibuat sewaktu senggang. Sehingga mengingatkan, bahwa eksistensi manusia, benar adanya. Terbuat dari ide angin lewat sesaat, tidak ada paksaan dalam berpuisi, dan mencintai dalam kedamaian adalah salah satu nikmat paling hebat...