catatan seorang pengecut

57 4 0
                                    

Aku mencintaimu dengan kata.

Kamu membenciku dengan cerca.

Tak apa.

Sungguh tak apa.

Karena, pada dasarnya kita tak pernah bersama.

Hanya doa yang selalu kupanjat saat malam tiba.

Dan, hina yang selalu ku dapat setiap kita bersama.

Tak apa.

Sungguh tak apa.

Aku sudah terbiasa.

Oleh karenanya.

Aku tak apa.

Selalu merasa baik-baik saja.

Tetapi, mungkin ada sedikit rindu di dada.

Menyeruak untuk minta bersuara.

Tetapi tertahan di kerongkongan saja.

Pengecut rasanya.

Tetapi, aku memang begitu adanya.

Tak apa.

Selalu tak apa.

Maafkan saya.

Puisi BernyanyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang