Part 9

310 22 3
                                    

Bimo menatap kosong kearah jendela besar diruangannya sambil bersedekap dan ditemani Nando yang tengah duduk di sofa ruang kerja Bimo sambil membaca dokumen-dokumen yang Bimo terima kemarin dengan serius.

"Gila Bim!! Ini gila!!". Ucap Nando sambil menatap Bimo yang masih terpaku disana.

Bimo berbalik mengarah ke arah Nando sambil mengusap wajahnya.
"Sangat gila Nan, gue juga kaget dengan apa yang gue dapatkan kali ini". Jawab Bimo datar.

Bimo berjalan kearah Nando dan menghempaskan bokongnya di seberang sofa Nando.

"Rangga harus tahu Bim" Nando membuka pembicaraan.

Bimo memijit pelan keningnya, dan berpikir sejenak.

"Gue mikirnya juga gitu, setelah gue baca nih dokumen gue juga udah niat mau ngasitau ke Rangga". Ucapan Bimo terputus sejenak.

"Tapi gue gak bisa karena Rangga bilang ke gue kalo dia mau nyari tahu tentang Maura tanpa bantuan siapapun, dan gue ngelakuin ini diluar persetujuan Rangga. Dia ngelarang gue buat nyaritahu tentang Maura tapi gue diam-diam tetap bergerak, gue hanya gak mau sahabat kita yang satu itu patah hati lagi". Bimo mengacak rambutnya dengan kesal.

Nando yang mendengar pernyataan dari Bimo hanya mengangguk dan berpikir sejenak.

"Apa yang gue lakuin ini salah ya Nan?". Tanya Bimo membuyarkan pikiran Nando.

"Gue rasa tindakan lo gak salah Bim, kita berdua tahu gimana Rangga, kita tahu semua yang pernah dia alami, tindakan yang begini bagi gue wajar karena kita sahabat Rangga. Gak mungkin kita bakal biarin sahabat kita dikecewain lagi, jangan ada Rena-Rena yang lain di hidup Rangga". Ucap Nando serius.

"Cuma kenyataan tentang Maura yang kita dapat kali ini benar-benar sangat mengejutkan, kita gak bisa nyalahin Maura disini, Maura korban dari masalalunya. Masalahnya adalah apa Rangga bisa nerima keadaan Maura? Katakanlah Rangga bisa, tapi apa Maura bisa jujur tentang masalalunya ke Rangga yang bagi gue ini benar-benar gila?". Ucapan Nando benar-benar terdengar sangat masuk akal bagi Bimo.

Bimo dan Nando terdiam sejenak, berpikir dan mencoba mencari solusi.

"Lebih baik kita rahasiain dulu masalah ini ke Rangga". Usul Nando.

Bimo menaikkan sebelah alisnya.
"Lalu?". Tanya Bimo antusias.

"Kita lihat seberapa jauh dan seberapa lama Rangga bisa dapat informasi ini dengan caranya sendiri. Kita biarin Rangga berusaha mencari tahu segala hal tentang orang yang dia sayang, kita harus hargai usaha Rangga saat ini dan ada masanya kita bakal kasih tau hal ini ke Rangga, gimana?". Usul Nando langsung disetujui Bimo tanpa pikir panjang.

"Oke gue setuju, untuk sementara hanya kita berdua yang tahu hal ini, dokumen ini biar gue yang simpan baik-baik dirumah gue". Ucap Bimo penuh keyakinan.

"Okee masalah terselesaikan untuk sementara, kalo gitu gue pamit balik ke restoran dulu". Nando beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu keluar.

"Oke, thank's Nan waktunya".

"Oke". Ucap Nando sambil membuka pintu dan menutupnya kembali.

Bimo menatap punggung Nando yang semakin lama semakin menghilang dari hadapannya. Bimo meyandarkan kepalanya disofa dan menutup matanya.

"Kisah kalian terlalu rumit". Bimo membatin.

*****

Rangga melangkah begitu cepat menuju keruang kerjanya, setelah mengadakan meeting yang begitu penting dengan kliennya, Rangga memutuskan untuk tidak ingin diganggu saat ini.

Suara Maura [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang