PART 15

280 18 0
                                    

"Aku tak peduli bagaimana masalalumu, yang aku pedulikan hanya dengan bersamamu, aku bisa melihat masa depan kita"

-Rangga

"Aku mencintamu".

Kata-kata itu dengan jelas terdengar di telinga Maura ketika Rangga menyentuh wajahnya.
Maura melihat kembali di kedua mata Rangga untuk mencari kebohongan didalam sana, tetapi Maura tak menemukannya sama sekali.
Apa perasaannya saat ini bersambut?? Maura tidak habis pikir dengan ucapan Rangga barusan.

Maura menggapai kedua tangan Rangga saat ini, menggenggam erat tangan Rangga dan mencium jemari tangan Rangga yang sontak langsung membuat Rangga terkesiap.
Bukan karena ciuman Maura, tetapi ketika Maura membuka kedua mulutnya dan menyebut sesuatu yang tidak terdengar tetapi Rangga bisa menangkap dan membaca gerakan bibir Maura tersebut.

"Aku juga mencintaimu".
Ya, kata-kata itu yang keluar dari bibir mungil Maura saat ini. Rangga tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya sekarang.
Bukankah ajaib seorang Maura bisa jatuh cinta juga padanya.

Mereka berdua hanya saling menatap dan tertawa kecil satu sama lain, merutuki tingkah mereka yang seperti anak kecil.

"Kenapa kita masih disini?? Kamu gak ngizinin aku masuk?". Tanya Rangga menyadarkan lamunan Maura.

Maura hanya merespon dengan menepuk keras keningnya dan langsung menarik Rangga masuk kerumahnya. Setelah Maura menutup pintu rumahnya, Rangga memilih duduk disofa ruang tv dan merebahkan tubuhnya yang tinggi di sofa tersebut. Ia baru merasakan betapa lelah tubuhnya saat ini setelah berhari-hari tak beristirahat.

Rangga melihat Maura naik ke lantai atas, dan tak lama kemudian turun dari lantai atas dengan membawa handuk dan sepasang piyama tidur untuknya. Rangga mengerenyitkan keningnya melihat apa yang Maura bawa. Ketika maura sudah berdiri di hadapanya, Maura menyerahkan barang-barang tersebut dan memberikan sebuah note untuk Rangga.

"Ini pakaian ayah aku, ini handuk tamu, kamu mandi sekarang, aku tau kamu pasti belum pulang berhari-hari ke rumah, kamu terlihat sangat berantakan".

Rangga hanya tersenyum membaca note dari Maura, Rangga bangkit dari posisinya yang sedang rebahan dan merubahnya menjadi posisi duduk.
Maura menarik tangan Rangga untuk bangkit dan segera mengikuti perintahnya dan tanpa pikir panjang Rangga bangkit dan mengusap puncak kepala Maura.

"Iya bawel, aku mandi dulu". Rangga mengedipkan sebelah matanya ke arah Maura dan disambut pukulan kuat di lengan Rangga.
Rangga hanya terkekeh dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi.

*****

Rangga sudah rapi saat ini, tubuhnya mulai terasa segar, dan wajahnya sudah terlihat tampan tak seperti terakhir kali ia didepan pintu Maura tadi.

Pakaian yang Maura berikan juga sangat pas ditubuhnya, postur tubuh ayah Maura ternyata sama dengannya pikir Rangga. Setelah beberapa saat Rangga memperhatikan penampilannya saat ini, ia mulai beranjak keluar dari kamar mandi dan mendadak disambut dengan bau harum yang tercium dari arah dapur Maura.

Tanpa pikir panjang Rangga melangkahkan kakinya menuju kearah dapur dan melihat Maura sedang menyiapkan makanan.
Maura yang tidak sadar bahwa Rangga sudah berada dibelakangnya sontak terkejut ketika kedua tangan kekar Rangga memeluk tubuhnya.

"Kamu makan jam segini??". Ucap Rangga sambil menopang dagunya di bahu Maura.

Maura hanya menggeleng dan menarik Rangga menuju ke meja makan. Maura meletakkan sepiring nasi dan sepiring capcay seafood di atas meja dan kemudian ia menarik kursi makan tersebut dan mendorong Rangga agar duduk disana sedangkan Maura mengambil posisi duduk disisi kanan Rangga.

Suara Maura [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang