Part 23

205 16 2
                                    

Jangan lupa putar playlistnya yaa para pembaca yang budiman 😘😘

🌟🌟🌟🌟🌟

"Udah lama kenal sama Rangga Ra?".
Lulla bertanya sambil menepuk sofa disampingnya ketika Maura baru saja mengantarkan kepergian rangga kekantor.

Maura hanya mengangguk dan tersenyum sambil berjalan menuju kearah Lulla dan duduk disampingnya.

"Beberapa hari lagi ada acara dirumah, jadi mama rencananya mau buat ketupat, jadi bantuin mama ya, eh panggil mama ya jangan manggil tante". Lulla mendelik ke arah Maura.

Maura tersenyum canggung, ia tahu bahwa Lulla mengetahui keadaannya, tetapi Lulla masih memintanya memanggilnya dengan sebutan mama, atau mungkin mengaggapnya sebagai mama.

Mereka berdua mulai sibuk dengan merangkai ketupat dengan daun kelapa yang sudah di siapkan ani, pembantu rumah tangganya.

Sesekali Lulla mengecek hasil kerja Maura yang cukup memuaskan untuk seorang pemula.

"Kamu cepat belajar ya". Puji Lulla ke Maura.

Tak banyak yang bisa Maura lakukan ketika mendengar setiap omongan orangtua Rangga. Ia hanya tersenyum dan mengangguk sesekali.

"Ra, mama boleh tanya sesuatu?". Lulla membuka omongan sambil menatap Maura lekat-lekat.

Dan seketika Maura menghentikan pekerjannya dan mengangguk dengan antusias ke arah Lulla.

"Kamu serius berhubungan sama Rangga?".

*****
"Malam ini di tempat biasa".

Rangga mengirim pesan ke Rena. Setelah terakhir kali ia bertemu dengan Bimo dan Nando dicafe tempo lalu, Rangga sepakat bahwa ia akan mencoba bicara empat mata dengan Rena.

Ia harus menyelesaikan segala hal yang selama ini menganggu hubungannya bersama Maura.

Rangga memijit pangkal hidungnya dan kemudian menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia harus menyiapkan mentalnya karena setelah kejadian lima tahun yang lalu baik ia maupun Rena sama-sama bungkam, seolah tak perlu ada penjelasan sama sekali akan apa yang telah terjadi diantara mereka.

Dan malam ini adalah awal dan akhir dari segalanya, ia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya dan segera menyelesaikannya sebelum ia kembali ke Maura, gadis yang memenuhi hati dan pikirannya saat ini.

Rangga menghela napas dalam dan membuangnya kasar. Ia mengecek jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.

Rangga sengaja tidak pulang kerumah agar tak bertemu dengan Maura sebelum segalanya jelas. Rangga masih terpekur diruang kerjanya, menunggu balasan pesan dari Rena. Ketika ia akan menelfon Rena, ia menerima pesan singkat dari ponselnya.

"Baiklah".

Rangga hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasanya, dan sesegera mungkin Rangga beranjak dari ruangannya dan mempersiapkan dirinya sebelum bertemu dengan masa lalu yang begitu membekas untuknya.

*****

Rena terdiam menatap kosong ke arah taman bermain yang terlihat sangat sepi.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman, walaupun hanya ada dirinya disini, tetapi jalanan dan cafe di sekitar taman tersebut terlihat ramai sehingga ia tak merasa takut menunggu Rangga.

Rena menutup matanya sejenak, ia sudah tak ingat kapan terakhir kali ia bicara empat mata dengan Rangga.

Hubungan mereka kandas tanpa ucapan perpisahan sama sekali.

Suara Maura [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang